Keesokan pagi
Sekolah experimentalTing tong
Bunyi bel masuk di sekolah tersebut.Seorang guru memasuki kelas
3-A , berbeda dengan sekolah yang di naungi Joy, sekolah ini berisikan murid dengan kasus pembullyan terbesar, dan sudah terkenal di distrik tersebut."Selamat pagi anak anak?" kata seorang guru, tapi murid yang lain tidak menghiraukan kehadirannya, mereka tetap saja berbicara dengan temannya,
"Selamat pagi?" kata guru tersebut mengulangi.
"AH IYA BENAR AKU JUGA SUKA YANG INI....."
"IYA IYA NANTI KITA PERGI""KAU LIHAT ANAK YG KEMARIN?"
"JANGAN NANTI MEREKA MARAH""APA ITU PERLIHATKAN!!,,,,,"
"TIDAK TIDAK"Begitulah tidak ada yang memerhatikan guru tersebut, semua asik bermain, hanya ada beberapa murid yang memperhatikan,
Murid berjudi dalam kelas wanita maupun pria sama saja,
Murid yang membaca majalah tidak dapat di handle oleh guru."AHAHA AKU MENANG SEKARANG BERIKAN UANG KALIAN!!!"
"KAU INI KAPAN KALAHNYA YA?"
"OI KALAU KAU INGIN MENGALAHKAN JAY TUNGGU 100 TAHUN LAGI!!"
"KAU GILA SERATUS TAHUN LAGI DIA PASTI MATI" kata orang yang dipanggil Jay tersebut.
"Ahahahhaa, benar benar kau gila, ahaha"
Sedangkan murid yang berada di barisan terdepan berbisik kepada guru
"Guru tidakkah kau ingin menghentikan mereka??"
"Aku tidak bisa, lagi pula mereka tidak akan mendengarkan!"
"WOI PAK!! APA KAU SEDANG MEMBICARAKAN KAMI?? HAH??" katanya menghampiri guru tersebut.
"Tidak ada yang membicarakan mu, la, lanjutkan saja!!" kata guru tersebut sedikit ketakutan
"OI ANAK AYAM"
"Hmmm, aku?" kata murid di depan guru tadi
"YA KAU, SEKALI LAGI KAU MEMBICARAKAN KU, KAU AKAN LENYAP!"
"su,,sudahlah Jay silahkan duduk dan tinggalkan saja dia, jangan dengarkan ya!!"
Jay berjalan sambil menjitak kepala Murid yang di depan tadi.
"AHAHAHAH, HEY JAY LIHATLAH WAJAH PUCAT BOCAH BODOH ITU" kata serorang perempuan yang juga merupakan teman sepermainan Jay, atau lebih tepatnya teman yang juga suka membully sepertinya.
"WAH WAH WAH JAY, SEPERTINYA KAU ADALAH ORANG PALING JAHAT DI SEKOLAH INI" kata temannya Roy.
"TENTU SAJA, KALIAN SEMUA HARUS TUNDUK PADAKU","biar aku menang dari si rambut putih itu"
"Sudahlah Jay!! Ayo main lagi"
"Kau sudah siap dikalahkan lagi Roy??"
"Sekarang aku pasti akan menang kali ini"
Jay kembali ke bangkunya dan kembali bermain.
Guru tersebut menulis ringkasan di papan tulis ketika menghadap ke murid guru tersebut meneteskan air mata karena masih ada tiga orang murid yang mencatat ringkasan yang di buatnya bersusah payah.Sekolah Nexge
Pada jam pelajarang murid belajar dengan sungguh sungguh, karena disana di ajarkan untuk menjadi pewaris oleh masing masing orang tua mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
no heart warming story
Teen Fiction"Adik perempuanku sudah berani ya" 🚫bahasa kasar 🚫mengadung unsur perkelahian dan pembunuhan 🚫15+