"Selamat pagi anak-anak!!" sapa gadis muda ini riang sekali saat kakinya itu sudah melangkahkan di ruang kelas yang ramai dengan anak-anak kecil berseragam merah putih itu.
"Selamat pagi, Ibu Guru!!" begitupun dengan anak-anak kelas 3 yang merasa disapa itupun membalas dengan lantang dan riang.
Bagi gadis muda berprofesi sebagai guru ini, kebahagiannya tersediri jika melihat senyum manis nan ikhlas milik anak-anak didiknya yang tercetak jelas di bibir mereka semua.
"Ayo anak-anak murid Ibu yang pintar, kalian duduk dulu ya!" perintahnya dengan lembur tentu dengan senyumnya yang tenang. Tanpa berisik, anak-anak kelas 3 pun mulai duduk di bangku mereka masing-masing.
"Keluarkan buku tulis dan buku cetak Bahasa Indonesia kalian ya!" suruh guru muda yang cantik dan memiliki postur badan bak model, serta dengan lesung pipinya itu. Hal itu wajar karena umur gadis ini masih 22 tahun, dan paling muda diantara guru-guru lainnya yang berada di sekolah Seruni Indah, tempat ia bekerja.
"Sudah, Bu Guru!" mereka semua kompak dan terlihat jelas semua muridnya itu sudah siap untuk menetima materi yang akan ia jelaskan di papan tulis nantinya.
Buku cetak Bahasa Indonesia, pensil, penghapus, dan buku tulia. Semua itu sudah terlihat rapih di atas meja murid-muridnya itu.
"Anak-anak, buka halaman 54, ya! Di situ ada soal, nanti kalian kerjakan langsung di buku cetaknya. Dan, kalau belum mengerti, nanti kalian tanya ke bu guru. Ok?"
"Ok, ibu guru!" mereka sangat kompak sekali menyahutinya.
Guru muda ini pun kembali ke tempat duduk khusus guru dan kembali serius untuk mengoreksi hasil ulangan murid kelas lainnya. Ya, dia merupakan guru bidang studi Bahasa Indonesia.
Karena minggu lalu sudah diberikan penjelasan panjang lebar tentang materi baru, gadis muda ini pun gantian memberikan soal yang ada di buku cetak murid-muridnya.
"Bu guru, Aldo mau tanya dong sama bu guru!" guru yang sedang asik mengukir nilai di atas kertas ulangan itu pun tersentak kaget, lalu meladeni murid kecilnya itu.
"Aldo mau tanya apa?" guru muda yang cantik ini merespon baik muridnya itu.
Memang pantas jika anak-anak di Sekolah Seruni Indah ini sangat suka dengan guru Bahasa Indonesia ini. Sudah manis, cantik, baik, sabar dengan anak-anak, telaten pula. Ah, bisa dibilang idaman para kaum adam.
"Yang ini bu guru." Aldo mengangkat buku Bahasa Indonesianya, lalu menunjukkan nomor yang tak bisa ia jawab.
Gadis ini pun menangguk sambil tersenyum pada muridnya. Dengan penuh kesabaran dan ketelatenannya, ia mulai menjelaskan maksud soal yang ada di buku tersebut kepada muridnya itu.
Alya POV
"Alya, ayo turun! Kota makan malam dulu!" suara teriakan ibu-ibu terdengar melengking di setiap sudut ruangan.
Ya, itu adalah suara Ibu Adriela Vania Nalisa, wanita yang sangat kucintai. Teriakan Mama dari ruang makan terdengar sangat jelas sampai ke lantai 2, kamarku ini.
"Iya, Ma, bentar lagi!" sahutku ikut berteriak dari kamar kesayanganku yang bernuansa biru dan putih.
Aku pun membereskan tumpukkan kertas berwarna putih hasil ulangan murid-muridku di sekolah. Uhhh, capek juga ternyata jadi guru. Tapi, hal ini aku lakukan agar mereka, para generasi muda bisa menjadikan negara ini lebih baik lagi.
Satu persatu tangga mulai aku turuni agar sampai ke meja makan. Terlihat di sana sudah ada Papa, Mama, dan Joses yang sudah duduk di hadapan makanan yang sudah tersedia di atas meja makan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Friend or Friend of Life?
Romantik"Oh gitu, Abang lagi main ini nih!" "Itu apaan, Bang? Kok Dedek gak pernah lihat sih mainan kaya gitu?" "Ini namanya miniatur tentara, Dek. Tapi, mainan ini versi mininya. Jadi, ceritanya lagi main perang-perangan." "Oh iya, nanti kalau Abang suda...