~segala apapun barang dan harta yang berharga. Tetap saja kebersamaan keluarga sangatlah lebih berharga dari barang dan harta~
Siang ini sangatlah ramai suasana di sekolah, terlihat jajaran bangku yang sudah tersedia dia depan kelas masing-masing. Ya, karena jadwal libur akhir tahun telah tiba. Tepatnya, jadwal pengambilan raport sudah tiba, dan orang tua murid serta anak-anaknya itu sudah berdatangan ke sekolah dengan berbagai situasi muka mereka. Ada yang tegang, ada yang santai, dan ada juga yang biasa saja. Mungkin, karena sudah tahu juga kalau nilai mereka pasti bagus.
Semua guru pun juga tak sabar untuk menikmati liburan akhir tahun mereka. Termasuk Alya. Guru yang sedang sibuk menyusun raport yang satu persatu mulai berkurang dan diambil oleh orang tua muridnya itu.
"Siang ibu guru!" sapa Reno, anak laki-laki yang paling-paling di kelas. Dan, murid yang paling beda di kelas. Karena tidak bisa diam, lari-lari, teriak-teriak, iseng dengan anak perempuan, dan masih banyak lagi tingkah lakunya di kelas.
Itulah Reno, lelaki yang bawelnya mengalahkan anak-anak perempuan di kelasnya.
Mungkin, jika kalian adalah seorang guru. Kalian pasti akan menemukan salah satu anak di tiap kelasnya semacam Reno itu. Pikir Alya. Tapi, bisa dibilang Reno merupakan murid kesayangan Alya. Karena tingkahnya yang lucu dan juga pintar anaknya.
"Selamat siang juga, Reno!" sambil tersenyum pada muridnya itu, "mari masuk, Ibu" mempersilahkan duduk pada kursi yang telah disediakan.
Tersenyum hangat, "iya, terima kasih Bu Alya."
"Sudah siap melihat nilainya, Reno?" tanya Alya sambil mengelus pipi gembul milik Reno.
"Selalu siap, Bu Guru." katanya sambil tersenyum pada Alya.
Ibunya Reno pun tertawa saja melihat anaknya itu.
Dibukanya daftar nama orang tua murid yang sudah mengambil, dan memberikan kepada ibunya Reno untuk mendatangani buku tersebut, lalu mengambil raport atau laporan hasil belajar Reno selama di sekolah itu.
Dibacakan dan diperlihatkannya pada ibunya Reno dan Reno juga pastinya. Ibu Sarah amatlah bangga dengan hasil di raport milik Reno itu. Semua hasilnya sangat memuaskan dan membanggakan, jauh dari kata cukup. Sangat bagus.
~~~~¤¤¤~~~~
"Libur tlah tiba, libur tlah tiba. Hore!! Hore!!" suara nyanyian Pak Jonny yang riang itu saat masuk ke dalam ruang guru.
"Danau Toba! Tunggu aku!" kata Pak Sihombing dengan logat Batak yang amat kental itu.
"Aduh, gak sabar liburan. Bersantai ria." begitupula dengan Bu Sheila.
Ya, begitulah suasana ruang guru ketika Alya baru memasuki ruang tersebut. Para guru sudah tak sabar ingin menikmati liburan. Terutama Pak Sihombing itulah, tak sabar kali dia ingin pergi ke Medan.
"Ini ada kue, Bapak, Ibu. Mari dimakan." membawa satu kotak yang berisikan beberapa jenis kue, yang ia dapat dari salah satu orang tua murid.
"Wah, makasih Alya!" dengan cepat Pak Rendy langsung menghampiri meja makan itu.
"Mari makan semuanya!" begitupula Pak Sihombing yang sudah mengambil kue tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Friend or Friend of Life?
Romance"Oh gitu, Abang lagi main ini nih!" "Itu apaan, Bang? Kok Dedek gak pernah lihat sih mainan kaya gitu?" "Ini namanya miniatur tentara, Dek. Tapi, mainan ini versi mininya. Jadi, ceritanya lagi main perang-perangan." "Oh iya, nanti kalau Abang suda...