"Lis, gue balik dulu, ya? Udah malam juga, nih. Takutnya bokap sama nyokap gue cariin." pamit gadis itu dengan temannya."Lah? Emangnya nyokap sama bokap lu gak tahu lu ke sini?" tanya Lisa pada teman yang sudah lama itu.
"Mereka sih tahu, Lis. Tapi, tetap aja gue dicariin." sembari memasang sepatu pada kedua kakinya itu.
"Eh, jangan lupa tas lu, ya!"
Hanya memukul jidatnya saja. Saking paniknya mau pulang, ia sampai lupa dengan tasnya tersebut, malah ia tinggalkan di sofa.
"Aihhh... love youuu dah ah!! Hahaha....." balasnya itu.
"Iya, love you too, dah!"
"Hati-hati ya di jalan, ya!" kata Lisa sambil melambaikan tangannya itu.
"Iya, makasih ya, Lisa."
"Kalau udah sampai rumah, jangan lupa kabarin gue!" teriaknya lagi.
"Pasti!!"
Tin... tin...
Memberi klakson lalu melambaikan tangannya itu pada Lisa.
Ya, perempuan teman dekatnya Lisa itu adalah Alya. Memang, tadi Alya berkunjung ke rumahnya Lisa. Teman yang sangat dekat dengan Alya semasa perjuangan S1 itu.
Nah, hingga sekarang pun Alya dan Lisa masih saling contact-contactan. Begitu pula Alya, Lisa, dan teman-teman seperjuangan lainnya itu.
"Kok rada gelap juga di gang ini, ya?" gumam Alya yang sedikit was-was melintasi gang yang cahayanya agak sedikit remang-remang tersebut.
"Udah lah. Dalam nama Yesus aja." katanya itu.
Brumm.... brummm...
Suara motor dari belakang itu. Hal itu membuat Alya makin panik
Betapa kagetnya Alya mendengar suara motor itu. Alya yang mendengar suara motor itu pun langsung segera mengegas kencang motor maticnya tersebut.
"Malam-malam gini ada bidadari dari mana nih? Hahaha...." kata laki-laki berjaket kulit hitam itu dengan temannya.
Percuma Alya menambah kecepatan dalam berkendarannya barusan, ternyata kecepatan motor dua laki-laki berjaket kulit hitam itu sudah lebih dulu menjegatnya.
"Iya nih. Cantik, kok keluar sendirian malam-malam gini? Sini, biar abang anterin." kata laki-laki satu lagi itu, sambil memegang pergelangan tangan Alya.
Dengan cepat Alya menghempas tangan laki-laki kurang ajar itu.
Plak!
"Jangan kurang ajar kalian!" ancam Alya di tengah kepanikan dan gemetarnya.
Karena panik, Alya langsung menampar laki-laki yang memegang pergelangan tangannya tersebut.
"Cantik, tapi ganas juga nih, Bang, hahaha...." kata laki-laki itu pada temannya.
"Jangan galak-galak dong, cantik!" kata laki-laki yang dipanggil abang oleh yang satunya lagi, sambil memegang tangan Alya.
Bughhh!
Tanpa aba-aba lagi Alya langsung menendak kaki orang yang kurang ajar itu.
"Tolongggg.... tolonggg...." teriak Alya sangat panik.
"Lu main kasar, gue pun bakal main kasar juga sama lu!" ancaman laki-laki itu pada Alya.
Dengan cepat, laki-laki itu langsung merampas tas yang ia pakai itu, hal tersebut membuat Alya pun ikut tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Friend or Friend of Life?
Romance"Oh gitu, Abang lagi main ini nih!" "Itu apaan, Bang? Kok Dedek gak pernah lihat sih mainan kaya gitu?" "Ini namanya miniatur tentara, Dek. Tapi, mainan ini versi mininya. Jadi, ceritanya lagi main perang-perangan." "Oh iya, nanti kalau Abang suda...