Author POV
Batalyon Infanteri 642/Kapuas atau yang sering dijuluki dengan nama Yonif 642 / KPS itu sudah ramai sekali. Ya, Yonif 642/KPS itu baru saja melakukan tradisi penerimaan warga baru.
Sudah banyak prajurit yang melaksanakannya. Semua kegiatan sebagai anggota baru di Batalyon Infanteri 642/Kapuas itu.
Ya, diantaranya prajurit itu terdapat Lettu Dion Dareen Permana, tentara muda yang berumur 25tahun. Tentunya juga dengan Serda Lando Sebastian, Pratu Ryandi Pratama Ginting, dan dengan masih banyak lagi prajurit yang lainnya.
Berbagai rangkaian tradisi warga baru sudah dilaksanakan. Yaitu mulai tradisi pembayatan calon warga baru Yonif 642/KPS. Mereka semua diharuskan berlari dari Makong sampai Mako Batalyon, mungkin jaraknya berkisar 30 KM. Prajurit itu melakukannya sambil menerapkan teknik maupun taktik dasar tempur. Hal tersebut dilakukan agar menanamkan rasa bangga di dalam diri mereka terhadap satuan yang sekarang akan mereka tempati, tentunya juga memberi gambaran awal situasi dan kondisi lingkungan di Satuan Yonif 642/Kapuas.
Bukan hanya tradisi Pembayatan saja yang dilakukan kepada mereka para prajurit. Akan tetapi, dilanjutkan lagi dengan acara penciuman Tunggal Batalyon. Dan tentunya, tak terlupakan adalah tradisi penyiraman air sungai Kapuas terhadap mereka para prajurit baru.
Tradisi penyiraman air sungai Kapuas ini bertujuan agar meningkatkan kecintaan dan kebanggan terhadap satuan serta tanda bahwa anggota tersebut secara resmi sudah diterima menjadi keluarga besar Yonif 642/Kapuas.
Suasana Kalimantan Barat, khususnya di Singkawang sangat teduh dan nyaman, apalagi dengan cuaca yang sedikit panas jika siang, dan sangat dingin ketika malam hari. Mereka semua mulai beradaptasi dengan semua keadaan di sini. Apalagi masyarakat di sini pun sangat ramah dan loyal terhadap semua orang sekitarnya, terlebih lagi dengan mereka orang baru.
Itulah yang dirasakan oleh Lettu Dion, Pratu Tama, Serda Lando, dan pastinya semua prajurit yang baru diresmikan menjadi anggota dari Satuan Yonif 642/Kapuas.
Dion POV
Jrenggg.... jrenggg.... jrenggg....
"Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi. Yang terbalut hangatnya pelukmu. Aku tak akan lupa, tak akan pernah bisa. Tentang apa yang harus memisahkan kita ." Aku mendengar ada suara orang sedang bermain gitar, dan ditambah lagi dengan suaranya yang lumayan merdu itu. Suara itu terdengar dari barak bujang ini.
"Disaat ku tertatih tanpa kau di sini. Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini. Jika memang kau terlahir hanya untukku Bawalah hatiku dan lekas kembali.Ku nikmati rindu yang datang membunuhku.Untukmu seluruh nafas ini" Semakin dalamlah lirik yang ia nyanyikan itu. Aku mendengar orang yang bernyanyi itu sangat menghayati sekali lagu tersebut.
Aku mengikuti suara dari orang yang sedang bernyanyi lagu galau tersebut. Kupastikan itu adalah anggotaku. Haduh, efek jomblo gini nih, setiap dengar lagu yang melow dikit aja, langsung nyambung ikut nyanyi.
Eh, ralat! Bukan jomblo, tapi single. Karena, single itu prinsip. Jomblo itu nasib.
Nah, sekarang aku berada di dalam kategori laki-laki single yang sedang mencari seseorang yang pas di hatiku. Wanita yang bisa menerimaku apa adanya, bukan ada apanya. Tepatnya, bukan karena seragam loreng ini, mereka menyukaiku.
Dan, benar saja feelingku, terdapat Lando anggotaku itu yang sedang memejamkan matanya itu, tetapi tangannya itu masih asik bermain gitar dengan melodi yang sesuai dengan nada lagu tersebut, dan tentunya mulutnya itu masih sibuk dengan menyanyikan lirik demi lirik dari lagu yang ia nyanyikan. Aku bisa melihat Lando sangat menghayati sekali menyanyikan lagu yang terbilang galau dan melow ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Friend or Friend of Life?
Romance"Oh gitu, Abang lagi main ini nih!" "Itu apaan, Bang? Kok Dedek gak pernah lihat sih mainan kaya gitu?" "Ini namanya miniatur tentara, Dek. Tapi, mainan ini versi mininya. Jadi, ceritanya lagi main perang-perangan." "Oh iya, nanti kalau Abang suda...