Chapter 6

2.3K 156 30
                                    


Author POV

Angka merah tercetak jelas sekali di kalender yang tergantung di dinding rumah megah itu. Hal tersebut menandakan hari libur bagi Alya dan Joses. Sedangkan kedua orang tua mereka sedang pergi ke rumah saudara mereka. Ya, bisa dibilang silahturahmi bersama keluarga. Karena, sudah lama tak berkunjung, ya semua itu karena pekerjaan mereka yang menyita waktu mereka. Oleh karena itu, hari libur alias tanggal merah, mereka gunakan untuk berkunjung dan pastinya memanfaatkan waktu liburnya tersebut.

"Joses...." panggil sang kakak, alias si Alya pada adek cowonya itu.

"Iya, kenapa, Kak?" tanya Joses yang sedang asik bermain dengan handphonenya itu sambil tidur-tiduran di atas sofa ruang tamu tersebut.

"Lu bosen gak di rumah mulu?" pertanyaan sang kakak yang aneh pada adeknya itu.

"Ya bosenlah, Kak. Gabut gue di rumah, mana cuma main hp, laptop, PS, Mobile Legend, The Sims, kadang juga dengerin lu curhat." kalimat terakhir yang tentu saja langsung mendapatkan tatapan tajam dari Alya.

"Hehehe... iya ampun-ampun kakak cerewet." kata Joses langsung mengacungkan 2 jarinya itu. Peace katanya sambil cengegesan.

"Gue juga bosen nih, gabut banget di rumah, mau ngapa-ngapain juga bingung." curhat si Alya pada Joses.

Joses pun hanya melirik sekilas sang kakak, dan langsung fokus pada handphonenya lagi. Daya tarik magnet dari games Mobile Legend sangat besar sekali bagi Joses.

"Emang lu udah gak ada kerjaan lagi buat urusan sekolah, Kak? Biasanya lu ngetak-ngetik mulu di laptop." pastikan terlebih dahulu sang adek pada kakaknya itu.

Ya, memang beberapa hari terakhir ini, Alya memang sedang sibuk-sibuknya mengurus urusan sekolah. Apalagi sebentar lagi akan ada akreditasi di sekolah tempat ia mengajar. Hal tersebut tentu saja membuat para guru sibuk, termasuk gadis cantik nan muda itu, Alya.

"Udah kok, dah beres semuanya." jelas Alya pasti.

"Bagus deh kalau udah selesai semuanya." kata Joses itu.

"Ya udah, jalan-jalan, yuk? Bosen nih gue di rumah mulu." ajak Alya lagi pada Joses.

Dengan semangat, Joses langsung duduk tegap dari aksi tidur-tidurannya tersebut. Jangan lupakan dengan senyum sumringahnya itu. Lucu sekali mukanya itu.

"Ayo dah, semangat 55 nih gue kalau jalan-jalan!" kata Joses sangat antusias. Membuat Alya terlihat bingung menatap adeknya itu.

"Kenapa lu? Gabut banget ya, lu? Sampe dengar kata 'jalan-jalan' aja lu ampe udah kaya monyet girang gara-gara dapat pisang." ceplos Alya seketika.

"Anjir, anak cowo ganteng paling hitz di sekolah gini lu bilang kaya monyet? Wah, mata lu siwer kali tuh, Kak!" sahut Joses tentu saja tak terima dengan apa yang Kakaknya itu ucapkan.

Lihat saja adek kakak ini, hanya berbicara kata 'jalan-jalan' aja udah berantem. Kayanya apa saja yang mereka bahas, pasti ada saja adu bacot terlebih dahulu. Sudah tak heran lagi mereka berdua.

"Udah ah, males gue ngeladenin lu bacot mulu!" kesal Alya jadinya.

"Lah, lu duluan yang nyari masalah sama gue, duhai kakakku yang cerewetnya gak ketolongan!" balas Joses dengan penekanan di setiap katanya itu.

"Iya-iya dah, maaf ya adekku yang katanya paling ganteng dan hitz seantero sekolah!" minta maaf Alya dengan senyum terpaksanya itu.

"Ya udah, lu mau ikut gak?" tanya Alya berulang-ulang lagi.

Ya iyalah diulang-ulang, abisan daritadi mereka berdua berantem mulu. Tiada detik tanpa berantem, bukan tiada hari lagi bagi mereka berdua.

"Ya maulah! Gabut juga gue nih di rumah! Mau tebar pesona dulu di luar rumah!" ok, fix, Joses sudah terlalu kepedean.

Childhood Friend or Friend of Life?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang