Chapter 7

2.1K 162 27
                                    

Haiiii...... ada yang kangen aku gak?? #ngarep!
Atau ada yang kangen ceritanya?
Maaf ya, saya menghilang hampir 1 bulan lebih.

Seperti untuk satu minggu ke depan saya tidak bisa update guys :( aku mau menenangkan diri dulu ke Magelang. *plakkk! Sok iye deh*
Butuh ketenangan. Merasakan ketenangan Kota Magelang yang indah.

Ok, abaikan! Cekidotttt guysss!!♡

"perasaan tadi gue udah bawa dan gantung tuh gantungan di reseleting tas ini, deh." kata Alya membatin.

Alya pun mulai merogoh saku-saku tasnya dan di dalam-dalamnya, siapa tahu terlepas dan masuk jatuh ke dalam tas.

"Semoga ada. Semoga ada. Semoga ada. Semoga ada gantungannya, ya Tuhan." harap-harap cemas Alya dibuatnya.

Pasalnya, gantungan tedy bear itu lah yang menjadi barang kenang-kenangan dengan sahabat masa kecilnya yang sampai sekarang tak kunjung bertemu.

"Kok gak ada, sih?" kata Alya yang sudah panik, pelupuk matanya pun sudah penuh dengan air mata.

Jelas saja, itu adalah salah satu barang kesayangannya dia. Berusaha menahan air matanya, cenggeng memang dia kalau sudah barang-barang kesayangannya dia.

"Kak, kasih uangnya itu!" teriak Joses pada Alya.

"Hikss.... Joses, kita balik dulu ke dalam! Sekarang, hikss...." tuh kan, sudah nangislah Alya.

"Lah? Ngapa lu nangis, Kak?" bingung Joses dibuatnya ketika melihat sang kakak menangis gitu.

"Jo, hikss.... gantungan kunci tedy bear yang dari dia hilang, Jo, hiksss...." kata Alya yang masih menangis sedih karena barang kesayangan dengan seseorang itu hilang.

"Gantungan yang sama kaya sahabat kecil lu itu? Kok bisa? Lu taruh dimana tadi, Kak?" Joses ikut panik juga . Karena, Joses tahu sifat Alya ketika barang kesayanganya itu hilang ataupun rusak, apalagi itu barang yang berarti buat Alya.

"Hiksss.... tadi, hikss.... tadi gue gantung di reseleting tas ini, tapi sekarang gak ada, Jo, hikss...." jelasnya masih dibarengi dengan tangisannya.

"Ya udah, ayo kita ke dalam. Kita cari sampai ketemu gantungannya itu!" Joses pun langsung turun dari motornya itu dan tak lupa melepaskan helm yang tadi sudah terpasang di kepalanya.

Joses dan Alya pun kembali ke dalam Taman Cinta Pajintan itu. Tepatnya, Alya yang masih menangis karena barang kesayangan dan berarti itu hilang.

Sembari mencari, harap-harap cemas dalam hati agar barang kesayangannya itu tak hilang.

~~~¤~~~¤~~~¤~~~

"Lama lu jalannya! Buruan napa, Ndo!" kata Dion yang sudah agak geram melihat laki-laki itu mengaca ria di kaca mobil milik Dion ini.

"Tau nih orang, ribet banget sih jadi cowo! Dah, kaya cewe lu, pake dandan segala." begitupun dengan Tama. Ia pun merasa kesal dan agak cerewet melihat sahabatnya itu paling heboh sendiri.

"Sabar dulu, napa! Pomade gue belum rata nih di rambut." sahut laki-laki yang masih mematutkan rambutnya itu di kaca mobil dan tangannya asik  ria meratakan pomade tersebut.

"Njir, gaya apa sih lu, Ndo? Hah? Kalau muka pas-pas an mah, terima aja kali." ok, bukan Tama jika mulutnya itu tak pedas jika sudah berceletuk.

"Hahaha.... bukan gue lho yang ngomong. Hahahha.... sadesss, nyelekit juga omongan lu, Tam."

Childhood Friend or Friend of Life?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang