~Apakah itu adalah 'Dia' yang selama ini aku cari? Jika benar, terima kasih Tuhan. Engkau masih mempertemukanku dengannya~~Dion Dareen Permana~
Dion POV
Lelah. Capek. Keringat. Haus. Lapar. Kira-kira itulah yang kurasakan. Sudah berjam-jam aku mengelilingi Taman Cinta Pajintan ini. Mulai dari tempat yang aku menemukan gantungan ini, stand-stand makanan, hingga toilet. Aku bertanya pada pelayan stand makanan, penjaga toilet, petugas dari taman, satpam, hingga tukang parkir. Aku bertanya pada mereka semua dengan pertanyaan yang sama.
"Apa Mas tahu atau pernah liat siapa yang memakai gantungan ini saat ke taman ini?"
"Apa Mba tahu atau pernah liat siapa yang memakai gantungan ini saat ke taman ini?"
"Apa Ibu tahu atau pernah liat siapa yang memakai gantungan ini saat ke taman ini?"
"Apa Bapak tahu atau pernah liat siapa yang memakai gantungan ini saat ke taman ini?"
Dari ujung ke ujung taman ini aku menemui mereka semua bertanya dengan pertanyaan yang sama tanpa beda sedikitpun sembari menunjukkan gantungan tedy bear ini pada orang yang kutanyakan itu.
Pertanyaan yang sama, akan tetapi berbeda saja nama panggilannya "Pak, Ibu, Mas, Mba."
"Berjam-jam gue keliling, tetap aja hasilnya nihil. Gue gak ketemu sama pemilik ini." menaruh pantatku itu perlahan-lahan di bangku taman ini.
"Siapa sih sebenarnya pemilik lu?" sembari menangkat gantungan kunci tedy bear ini.
"Susah banget sih nyari pemilik lu! Udah kaya jodoh gue aja, susah nyarinya!" sudah deperesi mungkin aku ini. Berbicara sendiri dengan gantungan tedy bear ini.
"Ihhh.... ganteng sih, tapi sayangnya gila!" aku mendengar kalimat itu.
"Kelamaan jomblo atau gimana sih? Gantungan aja sampe diajak ngomong gitu."
"Rada ngeri juga tentara itu!"
Sialan! Sudah kuduga. Pasti gara-gara aku berbicara dengan gantungan tedy bear ini. Mereka mengira aku ini orang gila.
Kalimat pertama dan kedua. Kalimat yang sangat menusuk ke relung hatiku. Sangat dalam sekali kalimat tersebut. Mereka sebenarnya kalau mau ngatain orang itu mikir atau saring kalimatnya dulu gak sih? Makin aneh makhluk di dunia ini!
"Saya gak gila! Kalau saya gila, gak mungkin saya menjadi seorang tentara!" kataku menyahuti kalimat pedas mereka itu.
"Eh, dia sahutin wei! Ternyata waras tuh orang." kata orang itu. Sialan banget dah!
"Astajim, gue kira dia orang gila, lho. Makanya gue heran, kalau orang gila gak mungkin bisa jadi tentara." kata temannya satu lagi.
Nah, gitu dong belain saya kek gitu. Jangan berprasangka buruk mulu ke orang!
"Tuh, dengerin temennya, Mbak! Jangan main jeplak aja kalau ngomong!" kataku menyahuti dan membenarkan perkataan temannya itu.
Sedangkan mereka melihat ke arahku. Lalu meninggalkan tempat barusan dengan terburu-buru. Mungkin karena dia malu sudah mengatakan aku ini orang gila.
Masa orang ganteng gini dikatain orang gila. Aneh kali yang ngatain aku orang gila. Mana ada orang gila seganteng diriku ini, baik, manis, dermawan, dan seorang tentara? Dasar cewe aneh!
Parah banget orang udah paling ganteng gini dibilang orang gila. Wah, gak terima ini mah. Ya sudahlah, lagian ini juga salahku. Berbicara dengan benda mati. Ya mau gimana lagi, pusing sendiri aku mencari pemilik gantungan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Friend or Friend of Life?
Romance"Oh gitu, Abang lagi main ini nih!" "Itu apaan, Bang? Kok Dedek gak pernah lihat sih mainan kaya gitu?" "Ini namanya miniatur tentara, Dek. Tapi, mainan ini versi mininya. Jadi, ceritanya lagi main perang-perangan." "Oh iya, nanti kalau Abang suda...