Scene 11

119 13 4
                                    

Assalamualaikum MissKhulip balik lagi. yang kangen salam sayang yang nggak salam damai.

next part ya, dan tetaplah menjadi pembaca yang bijak.

Vote dan comment ditunggu terutama saran untuk perbaikan karya selanjutnya.

Warning 20+!!

+++++_________________________________________________+++++

+++++_________________________________________________+++++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Surat yang lain

Mila

Mila baru selesai mandi dan berpakaian saat terdengar suara ketukan di pintu kamarnya, dengan masih membawa handuk untuk mengeringkan rambutnya Mila membuka pintu dan menemukan tetangganya yang baik hati depan pintu apartemenya.

"bu Wina." Sapa Sarah.

"selamat siang Mila. Ibu pikir kau sedang bekerja karna lama sekali membuka pintunya." Ucap perempuan bernama Wina tersebut.

"yah, sebenarnya aku cuti hari ini. Oh, silahkan masuk dan aku akan membuatkan teh sebentar."

Wina masuk diikuti Mila di belakangnya, "tidak perlu repot-repot, aku hanya ingin memberikan ini." Wina mengulurkan sebuah kotak yang didalamnya terdapat sebuah kue bolu coklat mini.

"hari ulang tahunmu atau siapa?" Tanya Mila sembari menerima kue itu, "hemm aromanya enak."

"sebenarnya putraku yang berulangtahun." Kata bu Wina.

Mata Mila membulat terkejut. "oh ya, kau belum pernah bercerita jika punya putra sebelumnya?" Tanya Mila dengan mata memicing.

"aku punya seorang putra , dia tinggal bersama neneknya di desa."

"ohh, titipkan salamku untuknya." Kata Mila bahagia, "dan terimakasih untuk ini." Tambah Mila sembari mengangkat kuenya.

"oh aku akan membuatkanmu teh, sebentar ya." Kata Mila segera beranjak menuju dapurnya.

Tidak biasanya Mila menerima tamu di apartemenya, dia selalu sibuk bekerja di kantor bahkan tak jarang dia menginap disana dan tidak pulang. Jadi, jika ada satu saja tamu yang mengunjungi rumahnya, maka Mila akan memberikan kesan sebaik mungkin. Kurang dari 2 menit kemudian teh hangatnya sudah jadi.

"ponselmu berdering." Ucap bu Wina saat Mila sudah kembali ke ruang tamu. Meletakkan teh diatas meja dan mengangkat panggilan dari Aidan.

"halo.." Mila berharap Aidan memberikan berita baik.

"maafkan aku Mila. Tapi aku harus mengatakanya. Rina, dia meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sekarang dia sedang di autopsy dan secepatnya akan dimakamkan."

Kedua mata Mila terpejam, hatinya sungguh pedih menerima satu kenyataan pahit lagi. "terimakasih sudah memberitahuku. Aku menunggu janjimu untuk melihatnya sore ini." Kata Mila.

Close To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang