Mila harus dikejutkan dengan kematian bibinya yang mendadak dan menjadi headline di koran dan media sosial online. Seakan semua masalah dimulai sekarang, Tamara kakaknya menghilang dari peradaban dan orangtuanya menuntut Mila untuk segera menemukany...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"oh tidak dia marah."
Mila
Bibi Karen akhirnya dimakamkan hari ini, setelah 36 jam berada di meja autopsy. Tangis Mila meleleh dengan sendirinya saat untuk terakhir kalinya dia melihat wujud bibi yang selama ini menjadi ibu baginya. Meskipun Mila tidak menangis histeris seperti yang dilakukan ibunya, tetap saja dia menjadi orang yang paling kehilangan bibi Karen. Ayah Mila menemani pamanya yang berusaha tampak tegar, berlutut disamping makam istrinya dan menaburkan bunga.
Semua detektif dibawah naungan Randy datang menghadiri pemakaman, Mila sangat terharu untuk itu. Dia tahu benar bagaimana sibuknya para detektif itu. Sementara itu Aidan berdiri tak jauh di belakangnya, sejak kemarin atau kemarinya lagi Aidan benar-benar tidak pergi jauh darinya. Paling jauh mungkin dua meter, sorot matanya juga tak lepas memandangi Mila dari berbagai sudut membuat gadis itu merinding tidak karuan. Mempunyai detektif yang possesiv tidak selalu menenangkan juga, batin Mila.
Seharusnya Mila tahu ibunya akan berada disini dan pasti akan mendesaknya untuk segera menemukan Tamara. Mila berusaha tidak mengeluh karna hal itu, baginya sudah biasa mendapat tekanan semacam itu. Namun, yang membuatnya miris adalah kasih sayang ibunya yang jauh berbeda untuknya. Tamara menjadi anak kesayangan ibunya dan dia hanya menjadi anak jika dibutuhkan.
"sudahlah ibu jangan terlalu memikirkan kak Tamara. Aku sudah mengurus semuanya, polisi juga sudah bekerja keras untuk menemukanya." Kata Mila berusaha menenangkan ibunya yang terlihat depresi.
"bagaimana ibu tidak memikirkanya, dia sudah hilang lebih dari dua minggu. Dan apa kau yakin polisi-polisi itu bekerja dengan benar, mereka tidak hanya duduk dan menonton berita di televisi saja kan?"
Mila memutar matanya, "mana mungkin bu. Lagian Mila setiap hari juga memantau perkembangan kasusnya kak Tamara ke kantor polisi. Sudahlah sebaiknya ibu pulang dan istirahat." Ujar Mila membukakan pintu mobil untuk ibunya dan menutupnya kembali.
"berhati-hatilah sayang." Kata ayah Mila dari balik kemudi. Mila menangguk dan melambaikan tanganya biasa saat mobil orangtuanya meninggalkan areal pemakaman.
Aidan sedang mengobrolkan sesuatu hal yang tampaknya penting dengan Sarah saat Mila menghampirinya, hanya Mila dan para detektif yang tersisa di pemakaman. Mereka sengaja menunggu smeua pelayat pulang , siapa tahu mereka melihat sesuatu yang mencurigakan. Mila melihat sebuah mobil silver memasuki pemakaman, dahinya mengkerut apa pelayat yang telat datang ya? Gumamnya. Dan ternyata Rina, salah seorang temanya yang juga seorang jaksa turun dari mobil dan menuju ke arahnya. Mila meninggalkan Aidan beserta rombongan untuk menghampiri Rina.