Pada titik ini, aku merasa duniaku terbalik. Seseorang dengan hobi yang aneh baru saja membuatku masuk dalam kehidupannya bersama penawaran yang mengerikan. Delusi Kenyamanan.
Jena pov
Di malam hari aku terbangun dengan napas memburu. Suara-suara dari luar jendela semakin terdengar jelas. Namun bukan karena hal itu aku terbangun dengan keringat membanjiri pelipis. Sekujur tubuhku gemetar menyimpan rasa takut. Ini tentang kematian kedua orangtuaku yang terbayang kembali, menjadi mimpi buruk yang tak bisa kutepis. Bayang-bayang mereka untuk terakhir kali menyapaku di pemakaman mengucap sebuah kata pamit. Aku merasa ditarik kembali ke masa itu.
Terdiam sejenak.
Aku menoleh ke sisi kiri, menggantungkan kakiku di atas ranjang setelah menyibak selimut tebalku. Berjalan ke arah jendela kamar, aku menggeser sedikit tirai yang tertutup. Membuat pemandangan yang tidak bisa dilihat orang lain dapat aku lihat dengan sangat jelas. Mereka terlihat sedang melayang-layang di luar sana. Entah karena apa seberapa sering mereka ingin masuk ke kamarku, hal itu sama sekali tidak pernah terjadi. Anehnya dari banyaknya ruang yang ada di rumah, hanya kamarku yang terlihat punya pembatas.
Mendengus sebal, aku menutup kembali tirai itu. Mereka berisik sekali, para hantu yang sering berkeliaran di kompleks ini. Tahu betul mereka hanya iseng menggodaku. Kadang-kadang, aku ingin memukul mereka dengan sapu atau apapun itu. Agar berhenti membuat ramai di depan jendela.
Sangat mengganggu.
Menghela napas panjang, aku menjauh dari jendela dan berjalan menuju pintu. Berniat mengambil minum di dapur. Jujur saja aku merasa haus luar biasa karena mimpi tadi. Memandang sekeliling, rumah ini masih sepi seperti sebelumnya. Aneya masih di luar kota dengan urusannya yang belum selesai. Dan aku tidak kaget. Dia bisa berminggu-minggu berada di kota orang. Mungkin lupa jika masih ada aku di sini yang menunggunya pulang.
Berjalan perlahan setelah menghidupkan lampu, aku kembali mendengar suara mendesis seperti malam itu.
Oh god! Tolong jangan hantu Pak Tua itu lagi! Aku merasa lelah untuk berurusan dengannya.
Melirik sekilas ke samping, aku merasa diawasi. Namun, aku berusaha abai. Satu langkah di depan lemari pendingin kepalaku tiba-tiba sakit. Dan aku kembali dibawa pada kejadian masa lalu. Masa di mana darah dan tongkat besi menjadi saksi bisu bahwa orang itu sudah.....
...dibunuh.
"Stop."
Mataku masih terpejam saat mulutku bergumam tidak jelas. Aku masih saja meracau hal yang sama. Menyuruh hantu yang Pak Tua itu untuk berhenti mengirimiku ingatan mengerikan.
Aku tidak suka.
Aku tidak suka merasakan kepedihan dan rasa sakitnya. Aku ingin muntah mencium bau amis darah. Genangannya di mana-mana. Dia memberiku pengelihatan yang nyata. Dia adalah korban pembunuhan bertahun-tahun lalu sebelum kompleks perumahan ini dibangun. Salah satu hantu yang mengikutiku saat berada di rumah Nenek Saidah. Dan malangnya mayatnya dikubur di sekitar blok sini dengan keadaan mengenaskan.
Yah. Ada alasan kenapa hantu itu terus mendatangiku.
Tepat di bawah tiang lampu rumah Hasa. Ada sebuah kotak kecil terkubur di sana.
Sebuah kotak berisi entah apa. Itu seperti sebuah balok memanjang. Terbungkus kain merah di dalamnya.
Apa itu tadi?

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
Misteri / ThrillerWarning language! 18+ Bertemu dengan gadis berkemampuan khusus semacam sixth sense. Menurutmu apa aku harus senang atau tidak bertemu dengannya? Hasa Mandala_ Mahasiswa jurusan seni rupa dan desain, sifatnya tidak suka dikekang, kebebasan adalah mo...