Kemarin, ada peristiwa penusukan yang terjadi di depan sekolahku dan tentunya itu membuatku ketakutan. Siapa yang tidak takut dengan tindak kriminal? Di hari itu juga aku kebetulan tidak pulang bersama Akmal. Malamnya segera saja aku mengiriminya pesan, sekedar curhat soal ketakutanku dan ajakan untuk pulang bersama esok hari.
"Akmal, itu yang ditusuk serem lah. Tau gitu aku pulang bareng kamu."
"Suruh siapa ninggalin."
"Besok harus bareng."
"Iya ayo! Tapi besok aku ga jumatan di sekolah, mau langsung pulang."
"Pasti gara-gara Shila mau langsung pulang."
"Wah ngamuk."
"Apaan ih ngga, ga pa-pa kan Shila baru sembuh. Aku mah bisa sendiri."
"Yah, ngambek. Ga usah keputrian aja."
"Ga mau, ada nilainya tau."
"Ga usahlah sekali aja."
"Ga mau."
"Sekali aja."
Dan keesokan harinya dia terus membujukku untuk tidak mengikuti keputrian. Saat pulang sekolah, ia pulang duluan dan aku memutuskan untuk diam di kelas. Tiba-tiba saja dia kembali ke kelas lagi.
"Loh Akmal ga jadi pulang?" Tanyaku heran.
"Nanti."
"Shila mana?"
"Itu di deket gawang, temenin sana."
Aku pun segera berlari menghampiri Shila dan mengobrol dengannya. Ujung-ujungnya aku tidak ikut keputrian karena tidak tega meninggalkan Shila sendiri dan sebenarnya aku juga malas. Aku mengobrol banyak dengannya terutama soal sikap Akmal yang aneh terhadapku dan sesuai dugaanku Shila pun heran dengan sikap Akmal yang berbeda padaku.
Setelah Akmal selesai salat jumat, kami bertiga segera pulang naik angkot pink. Aku turun duluan dan saat aku turun rokku yang kepanjangan terinjak olehku, untung saja aku tidak sampai terjatuh, hanya sekedar oleng. Sesampainya di rumah handphoneku bergetar, ada pesan dari Shila.
"Naraaa."
"Iya?"
"Tadi pas kamu turun dari angkot kan aku dadahin kamu tapi ga diwaro. Terus Akmal bilang ga akan diwaro terus dia senyum-senyum liatin kamu. Pas angkotnya jalan lagi, mukanya serius lagi. Aku kaget loh."
"Wah iya? Ih atuhlah jadi makin bingung. Kenapa sih dia aneh?"
"Aku kaget dia ga biasanya gitu. Soalnya kalau sama aku dia serius, ga pernah senyum-senyum gitu."
Akmal yang tadi tersenyum kini berhasil membuatku tersenyum. Terima kasih Akmal sudah membuatku sering tersenyum karena tingkahmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentangnya di 2015
Teen FictionIni tentangku, tentangnya, dan takdir yang sedang mempermainkan. Nara dan Akmal, si gadis bebal yang selalu gelisah dan buta soal cinta bertemu Akmal yang akan membuat Nara selalu tak karuan. Note : sayangnya ini bukan fiksi