22 dan 23 September 2015

12 2 0
                                    

Hari ini adalah hari yang paling ku benci karena semua mata pelajaran yang ku benci—fisika, biologi, dan matematika—akan menemaniku hingga siang ditambah dengan ulangan PKn. Semuanya siap untuk membuatku tewas saat itu juga, tapi sayangnya aku belum belajar untuk ulangan sehingga aku memutuskan untuk membaca buku catatanku terlebih dulu sebelum tewas. Aku sedang duduk tenang membaca bukuku sendirian karena Alika, Marisa, dan Riana sedang jajan ke kantin dan tiba-tiba saja Akmal duduk di kursi kosong di sampingku, seolah tak peduli dengan eksistensiku dan fokus membaca bukunya. Aneh.

"Ngapain ke sini?" Aku bertanya dengan intonasi yang ketus.

"Duduk." Ia menjawab dengan intonasi yang tak kalah ketusnya.

Tak lama setelah itu, Riana, Marisa, dan Alika datang dari kantin dan seharusnya Akmal segera pindah dari kursi itu.

"Akmal kamu ngapain di kursi aku? Aku mau duduk," ucap Alika kepada Akmal yang masih fokus membaca bukunya.

"Duduk weh di sana tuh, dimana gitu kek, da kursi teh banyak," jawab Akmal sembari menunjuk kursi kosong di belakang.

"Aku mau makan ih!" Segera setelah Alika mengatakan itu, Akmal bangkit meninggalkan kursi Alika dan pergi ke belakang.

Setelah Alika duduk, aku, Marisa, Riana serta Alika juga segera memakan bekal kami. Kami memang selalu membawa bekal dari rumah. Sayangnya, hari ini ibuku kesiangan jadi bekalku hanya nasi putih dan chicken nugget.

"Ih sebel, kenapa sih ibu ga masak. Jadi aja makanannya ga enak," aku mengeluh karena mengharapkan masakan ibu yang jauh lebih enak ketimbang chicken nugget yang dibeli di supermarket.

"Kamu tuh bersyukur masih bisa bawa bekel." Coba tebak siapa yang berbicara. Yap, dia Akmal.

"Aku mah mau aja bawa bekel, tapi malah disuruh beli sama ibu aku. Uang aku teh abis buat beli makanan landak," ucapnya melanjutkan.

"Ngapain atuh melihara landak?" tanyaku sarkastik.

"Disuruh kakak aku ai kamu."

"Oh," ucapku sekadar menanggapinya. Setelah mendengar tanggapan tak peduliku, ia pergi ke kantin bersama teman lelakinya.

•••

Saat pelajaran biologi terjadi hal yang amat sangat menyebalkan. Biar kuulangi. Me-nye-bal-kan. Ada satu anak lelaki, sebut saja namanya Z. Dia itu suka melakukan hal aneh dan kali ini dia menggangguku.

1. Dia duduk di sampingku
2. Dia memainkan barang-barangku
3. Dia membuat kotak makanku tumpah
4. Dia hampir memegang tanganku

Itu semua adalah hal yang paling aku benci, apalagi jika orang yang melakukannya adalah dia. Sebal rasanya. Aku menahan kesalku karena sebentar lagi waktunya pulang dan nyatanya aku tidak bisa pulang karena Akmal mengajakku untuk mengerjakan tugas bahasa sunda.

"Nara, ngerjain sunda yu!"

"Ih! Akmal aku kesel banget! Ada yang mau megang tangan aku," ucapku setengah berteriak karena kesal.

"Siapa yang mau megang? Siapa? Siapa?" ucap Akmal setengah penasaran.

"Hahaha si Z ya Ra," ucap Arya menimpali obrolan aku dan Akmal.

"Ih geuleuh! Kesel!" balasku kepada Arya.

"Siapa sih? Siapa?" tanya Akmal yang masih penasaran. Sepertinya ia tidak menyimak pembicaraanku dengan Arya.

"Itu si Z," jawab Arya menjawab rasa penasaran Akmal.

"Aku tuh ga suka dipegang ih sebel."

"Ah, ai sama aku mau," ucap Akmal sembari tertawa iseng menatapku yang kesal.

"Ngga ih, itu mah terpaksa!" Aku mengelak pada pernyataan Akmal. Maaf saja, aku bukan perempuan genit yang haus belaian. Menjijikkan!

"Hahaha yaudah ayo kerjain." Akmal tergelak melihatku yang uring-uringan dibuatnya.

Kemudian aku, Akmal, dan teman kelompokku yang lain segera mengerjakan tugas kelompok kami. Aku memilih duduk sejauh mungkin dari Z karena tidak tahan dengan tingkahnya yang terbilang aneh dan bagiku itu menyebalkan. Setelah tugas kami selesai, aku pulang bersama Akmal dan Shila seperti biasa. Sesampainya di rumah aku langsung terlelap karena aku benar-benar lelah dan terbangun sekitar pukul 8 malam, aku pun tak melakukan hal lain selain makan mi instan dan kembali tidur.

Keesokan harinya, aku terbangun dan segera membalas pesan Akmal. Hari ini libur jadi aku bisa bersantai di rumah. Pesan terakhirku pada Akmal adalah permintaan maaf karena tertidur saat mendengarkan lagu.

Akmal_M: ga baik tuh ngedengerin lagu sampe ketiduran.

NaraZahira: ngga pake earphone dengerinnya.

Akmal_M: jangan deket kepala hpnya

NaraZahira: iya ngga

Akmal_M: kemarin malem sepi tau

NaraZahira: kenapa? Emang ga chat sama Vira?

Akmal_M: aku baru kebangun jam setengah sepuluh terus Vira tidur jam segituan

NaraZahira: kemarin aku makan sendirian. Mana gelap lagi, kalau hp aku ga mati ga akan tidur

Akmal_M: sama aku juga bikin mie sendirian

Akmal_M: makanya charge hpnya

NaraZahira: mana serem lagi, atap lorongnya kan kaya transparan gitu. Males jauh dari kasur stop kontaknya.

Akmal_M: ya pake terminal. Hahaha awas loh ada yang ngetok

NaraZahira: iya mas-mas delivery yang ngetok

Akmal_M: iya da malem-malem

Selebihnya kami hanya berbalas pesan seperti biasa. Tiba-tiba saja Akmal mengejutkanku dengan mengirimkan fotonya sehabis mandi dari pinggang ke bawah yang hanya berbalut handuk. Dasar gila! Dia tidak tau saja jantungku sudah ingin meledak karena foto yang dikirimnya. Akmal gila!

Tentangnya di 2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang