Seoul, 20 Pebruari 2002
Gadis kecil itu berjalan menuju tangga rumahnya. Sosok berusia sebelas tahun itu melangkahkan kakinya menuju meja makan dimana di sana sudah ada Ibunya yang menyambutnya.
"Eomma.."
"Jennie, kau sudah siap, sayang?"
Jennie kecil mengangguk menjawabnya. Pun dengan sang Ibu yang kini mendekat dan mulai memperhatikan penampilan putrinya.
"Wah, lihat ini. Bagaimana bisa putri eomma terlihat sangat cantik sekali, hmm?"
Gummy smile milik gadis kecil itu terbentuk ketika mendengarnya. Membuat sang Ibu yang melihatnya ikut tersenyum pula.
"Ja, ayo kita sarapan. Eomma sudah menyiapkan makanan kesukaanmu."
Jennie hanya mengangguk. Dengan sang Ibu yang kini tengah menyiapkan sarapan untuk Jennie dan menghidangkannya pada sang putri. Sarapan pagi itu berjalan seperti biasanya. Dengan sesekali sang Ibu yang terus memberikan sebuah cerita sembari terus menyuapi sang putri.
Jennie telah menghabiskan sarapannya. Pun dengan Ibunya yang kini bersiap untuk mengantarkan Jennie menuju ke sekolah barunya.
Ya. Keduanya baru saja pindah ke kediaman baru mereka sekitar satu minggu yang lalu. Dan Ny. Kim yang mendaftarkan Jennie di sekolah yang dekat dengan kediaman baru mereka.
Kim Jennie, gadis kecil berusia 11 tahun. Hanya tinggal dengan Ibunya dan tak pernah tahu siapa Ayahnya. Itu karena Ibunya sendiri pun tak pernah menceritakan bagaimana sosok Ayahnya. Tapi itu tak masalah baginya. Karena dengan bersama Ibunya, itu sudah cukup baginya.
Namun terkadang, ia juga penasaran bagaimana sosok Ayahnya. Dan suatu hari, ia dengan berani menanyakan dimana keberadaan Ayahnya pada sang Ibu. Sementara sang Ibu hanya menjawabnya dengan sebuah jawaban yang selalu sama.
"Ayahmu berada sangat jauh dengan kita. Jika waktunya tiba, dia pasti akan kembali pada kita, sayang."
Hanya itu. Dan dirinya yang akhirnya hanya mengangguk menjawabnya.
"Hey..."
Jennie dan Ibunya menolehkan kepalanya bersamaan. Ketika mereka melihat seorang anak laki-laki yang kini tengah mengayuh sepedanya untuk mendekat pada keduanya.
"Kita bertemu lagi."
Ya. Jennie ingat siapa laki-laki di hadapannya. Laki-laki yang sama yang semalam mengetuk jendela kamarnya dengan sebuah batu kerikil dan menyapanya.
"Annyeonghaseyo, bibi."
Laki-laki itu turun dari sepedanya. Membungkukkan badannya untuk memberi hormat pada Ny. Kim. Membuat wanita itu tersenyum melihatnya.
"Namaku Jung Hoseok. Aku tinggal di samping rumah kalian."
"Ah, begitukah? Kalau begitu, senang bertemu denganmu, Hoseok. Kau anak yang baik dan sopan yang pernah bibi lihat." Ucapnya. Mengelus kepala laki-laki muda itu.
"Terima kasih, bibi."
"Hmm." Lalu Ny. Kim menatap pada penampilan Hoseok saat ini. "Kau akan pergi ke sekolah?"
"Ne. Dan aku ingin mengajaknya berangkat bersamaku." Ucapnya. Dengan tatapannya yang kini mengarah pada Jennie. Membuat gadis kecil itu sedikit terkejut mendengar ajakan itu.
Berbeda dengan Ny. Kim yang tersenyum ketika mendengarnya. Ternyata, dia ingin berteman dengan Jennie. Begitulah pemikirannya.
"Apa tidak apa bibi jika aku mengajaknya berangkat bersama? Aku akan menjaganya dengan baik dan bahkan akan mengantarkannya pulang dengan selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
2002 ❌ jenhope
Fanfiction[18+] ✔ 2002 Awal mereka bertemu, Awal mereka berbicara, Awal mereka tertawa, Awal mereka berjanji satu sama lain, Dan awal dimana dua hati yang berbeda saling jatuh cinta. ----- ©iamdhilaaa, 2018