Part 9

537 76 0
                                    

Seoul, 18 Pebruari 2014

Loker itu tertutup oleh sang pemilik setelah sebelumnya ia meletakkan beberapa barang miliknya di dalam. Sementara satu tangannya menaikkan kembali tali tas selempang yang ia bawa. Mulai berjalan menjauh dengan kembali melirik pada ponsel yang masih ia genggam.

"Jennie!!"

Gadis dengan pemilik nama itu berbalik, menemukan gadis lainnya yang menampakkan senyumannya sembari mendekat pada Jennie.

"Kau akan pulang?"

"Tidak, Lisa. Aku akan pergi ke toko kue hari ini."

Kening Lisa berkerut. "Toko kue?" Lalu mulutnya terbuka seolah menyadari sesuatu saat ini. "Kau ingin merayakan ulang tahun kekasihmu. Aku benar, kan?"

Jennie tak berbicara. Hanya menampilkan senyumannya saja. Sementara Lisa beranjak merangkul sahabatnya itu.

"Aku benar-benar salut padamu. Bagaimana bisa kau menunggu Hoseok selama hampir lima tahun ini? Jika aku jadi kau, aku mungkin akan menyerah saja."

Jennie hanya menggeleng mendengar itu semua. Hanya memasang senyuman manis saja.

"Orang yang berulang tahun saja tak ada di sini. Tapi kau ingin merayakannya. Baiklah, aku akan beritahu yang lain nanti. Bagaimana?"

Jennie berpikir sejenak. Sebelum akhirnya mengangguk menjawabnya.

"Baiklah. Karena kau sudah setuju, aku akan temani kau membeli kue. Ayo."

.

.

Jerman, 18 Pebruari 2014

Suasana rumah sakit memanglah seperti ini setiap harinya. Begitu ramai dengan banyaknya orang yang berlalu lalang. Dan tentu saja, kebanyakan dari orang-orang itu adalah para perawat dan dokter yang setiap harinya harus selalu siaga dua-puluh-empat jam untuk menangani para pasien yang dirawat di sana.

Anak laki-laki itu berlari dengan sebuah surat dan paket yang berada dalam genggaman kecilnya. Melihatnya saja, semua orang sudah tahu jika anak laki-laki tersebut adalah salah satu pasien di rumah sakit itu.

"Hyung!!"

Ucapannya terhenti begitu saja, bersamaan dengan dirinya membuka pintu salah satu kamar di rumah sakit. Namun, raut wajahnya berubah menjadi bingung, saat mendapati kamar itu nampak kosong tanpa ada penghuninya.

"Ah, aku tahu dimana dia."

Dan langkahnya kembali berlari. Setelah menutup pintu kamar tersebut. Dan akhirnya, senyumnya mengembang ketika tatapannya bertemu dengan seseorang yang ia cari. Duduk pada salah satu bangku taman di rumah sakit sembari menutup matanya.

"Hyung, lihat apa yang ku bawa untukmu."

Kedua mata itu terbuka, dengan pandangannya yang beralih pada anak laki-laki di sampingnya.

"Hey, ada apa?" Ucapnya, sembari melepaskan kedua earphone yang sebelumnya terpasang di kedua telinganya.

"Lihat ini. Ada sebuah paket untukmu."

"Paket? Dimana suster Alice?"

Anak laki-laki itu hanya terkekeh. "Aku sengaja mengambil paket ini darinya."

Pria itu hanya menggeleng dengan senyumannya. "Dari siapa paket itu?"

"Siapa lagi yang mengirimnya jika bukan kekasihmu?"

Pria itu mengambil paket itu, beserta dengan sebuah surat yang tertempel di sana. Pun dengan dirinya yang mulai membuka paket itu setelah menarik surat itu lepas dari paket itu.

2002 ❌ jenhopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang