Part 6

614 81 1
                                    

Jennie mengeratkan selimut yang ia kenakan pada tubuhnya. Menyamankan dirinya kembali pada bahu Hoseok dimana pria itu merelakan bahunya menjadi bantal yang nyaman bagi gadis itu. Pria muda itu tersenyum menatap pada wajah tidur Jennie yang terlihat tetap cantik baginya.

Pandangannya kembali beralih. Menuju ke langit malam di atas sana. Beruntung untuk dirinya karena ia bisa melihat taburan bintang di atas malam sana. Helaan napas itu keluar begitu saja darinya. Mengingat kembali apa yang terjadi padanya beberapa jam yang lalu.

Langkah kaki kedua orang itu semakin cepat. Menelusuri koridor rumah sakit itu dengan raut wajah khawatir. Pun kini pandangannya bertemu dengan salah satu asisten di rumahnya itu. Membuatnya semakin mempercepat langkahnya.

"Dimana Hoseok?"

"Tuan Muda masih di dalam, Nyonya. Dokter Kim masih memeriksa keadaannya."

Ny. Jung nampak limbung saat itu juga. Beruntung karena sang suami dengan cepat menangkap tubuhnya. Terlihat jika keadaannya saat ini tak baik ketika dirinya mendapatkan sebuah telpon dari Bibi Kim. Jika Hoseok kembali tak sadarkan diri.

"Putraku..."

"Sstt. Dia pasti akan baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir."

Ucapan sang suami tak membuatnya tenang begitu saja. Bukan sekali atau dua kali ia mendengar jika putranya akan tak sadarkan diri. Dan perasaan khawatir itu akan selalu menyelimutinya.

"Kenapa dia bisa sampai sakit?"

Bibi Kim nampak gugup ketika mendengar pertanyaan dari sang Nyonya. Bahkan kedua tangannya saling bertaut karena berusaha untuk mencari sebuah jawaban saat ini.

"Bibi, sudah kukatakan padamu. Jika Hoseok tak boleh lelah. Dia hanya harus diam di rumah dan tak boleh kemanapun. Karena itu akan berpengaruh pada kesehatannya."

"Maafkan saya, Tuan. Maaf karena tak bisa menjaga Tuan Muda dengan baik."

Tampak Tn. Jung hanya menghela napasnya. Masih menenangkan istrinya yang menangis dan tampak khawatir.

"Dua minggu yang lalu, Tuan Muda mengatakan jika dia akan pergi bersama dengan Nona Jennie."

"Jennie?"

"D-Dia gadis kecil yang seumur dengan Tuan Muda. Baru saja pindah di dekat rumah dengan ibunya. Itu yang saya dengar dari Tuan Muda. Dan kebetulan, Tuan Muda juga sudah cukup dekat dengan Nona Jennie."

"Lalu?"

"Saya mengizinkannya. Karena mungkin, Tuan Muda akan bermain dengan Nona Jennie dan teman-temannya lain di taman perumahan. Tapi, Tuan Muda pulang dalam keadaan sudah sangat pucat dan hampir tak sadarkan diri. Tubuhnya bahkan sangat panas hingga sampai saat ini."

"Lalu kenapa kau tak menghubungi kami tentang keadaannya?"

Suara Ny. Jung nampak meninggi. Bahkan Bibi Kim sampai harus menundukkan kepalanya karena suara bentakan itu. Namun Tn. Jung hanya bisa menenangkannya.

"S-Saya sudah mencoba untuk menghubungi Tuan dan Nyonya. Tapi tak ada yang mengangkatnya."

"Lalu kau akan diam saja melihat putraku sekarat? Setidaknya, bawa dia ke dokter Kim."

Kembali, suara Ny. Jung meninggi. Dan membuat Bibi Kim hanya terus menundukkan kepalanya.

"Hey, hey, sudah. Jangan memarahinya. Dia sudah berusaha untuk menjaga Hoseok selama kita tak ada."

Pandangan ketiganya beralih pada sebuah pintu yang terbuka. Membuat Ny. Jung dengan cepat menghampiri sang Dokter di sana.

"Bagaimana putraku?"

2002 ❌ jenhopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang