10

66.1K 7.3K 672
                                    

Seperti yang dijanjikan oleh Taehyung, kini Jungkook dan sang suami baru saja sampai pada gedung yang baru dibeli— hasil merampas— kemarin.

Semua karyawan asli Mino, telah di ganti seluruhnya oleh karyawan yang baru Taehyung rekrut kemarin. Dan karyawan lama Mino di perusahaan ini dipindahkan pada perusahaan lain— baik sekali bukan Tuan Kim kita ini?

Entah bagaimana Taehyung mengurus mayat Mino dan bagaimana caranya ia menutupi kasusnya. Well, Taehyung bisa melakukan apapun jika hanya masalah seperti itu.

Jungkook mengedarkan pandangan nya pada seluruh ruangan sejak ia masuk kedalam gedung. Benar-benar mewah dan sangat elegan. Bukan berarti gedung milik suaminya tidak menarik, hanya saja ia lebih menyukai desain disini.

"Kau suka?" ujar Taehyung sembari menarik pinggang sang submisif agar semakin mendekat padanya.

Mereka menjadi pusat perhatian disana oleh ratusan karyawan lain, dan Taehyung tidak menyukai bagaimana mereka menatap Jungkooknya.

"Woah pasti hyung membeli gedung ini perlu mengeluarkan banyak uang! Aku menyukainya hyung.." jawab Jungkook antusias.

"Kau akan lebih menyukai ruanganku nanti.. Hey— jangan jauh-jauh dariku baby.." Taehyung menarik lembut tangan Jungkook ketika dirasa akan berjalan menjauh darinya untuk melihat-lihat.

"Ughh iya hyung.." Jungkook pun menurut lalu memeluk erat lengan tegap sang suami.

Taehyung tersenyum, mengecup pengkal rambut sang submisif sekilas dan membuat keduanya lagi-lagi menjadi pusat perhatian.

Mereka pun masuk kedalam lift, lalu menuju lantai 18 dimana ruangan Taehyung berada. Ruangan bekas Mino yang sudah di perbaiki serta ia ubah tatanan nya, terlihat lebih luas dan tidak monoton seperti sebelumnya.

Jungkook membelalakan kedua matanya, berlari bagaikan anak kecil yang sedang bermain di taman— ia terlalu bahagia omong-omong.

"Woaah!" Jungkook menyandarkan kedua telapak tangannya pada kaca, matanya menatap pemandangan diluar dan mulutnya tidak berhenti bergumam.

Taehyung hanya duduk pada meja kerja, menatap sang tercinta dengan senyum merekah. Hatinya benar-benar menghangat ketika melihat Jungkooknya sebahagia itu.

"Hyung!" Jungkook berjalan lalu memeluk sang suami.

"Terimakasih.." gumamnya kembali, kepalanya ia sandarkan pada dada bidang sang suami.

Taehyung berdiri lalu mengangkat Jungkook untuk ia dudukan pada meja, membuat mereka bertukar posisi.

"Apapun untukmu sayang.." jawabnya lalu mendekatkan wajah mereka, mengecup bibir submisifnya dengan lembut, sarat akan cinta yang begitu besar.

"Apa hyung akan pindah pada gedung ini? Lalu bagaimana dengan gedung utama?" ujar Jungkook lalu kembali menyandarkan kepalanya pada dada Taehyung.

"Tentu hyung akan pindah disini, dan untuk perusahaan utama biar saja Namjoon hyung atau Jimin yang mengurus." Jungkook pun mengangguk akan jawaban dari sang suami.

"Hyung, bolehkah aku ke cafetaria membeli minuman?"

"Kau ingin apa? Hyung akan—"

"Tidak perlu hyung, aku akan kesana sendirian. Aku juga ingin melihat-lihat, tidak akan lama hyung.." rayu Jungkook pada Taehyung agar ia diijinkan untuk keluar sendirian.

"Baiklah, berhati-hatilah dan jangan keluar dari gedung ini, oke?" Jungkook pun mengangguk, mencium pipi Taehyung sekilas lalu sedikit berlari untuk keluar.

"Jangan berlarian, sayang."

••

Beberapa karyawan yang sudah tahu siapa Jungkook dan melihat dirinya tadi bersama Taehyung membungkukan badannya atau menyapa dengan sopan pada dirinya.

Pria manis itu pun keluar dari cafetaria dengan membawa 1 kaleng soda dan 1 cup kopi dimasing-masing tangan.

Saat hendak masuk kedalam lift, Jungkook menabrak seorang pria— lebih tepatnya sosok tersebut lah yang menabrak dirinya tiba-tiba karena sedikit berlari dan tergesa-gesa.

"Aish— sialan! Apa kau tidak punya mata, hah?!" marah pria tersebut dengan mengumpulkan berkas-berkas yang berserakan serta kotor karena tumpahan kopi.

Jungkook mengernyit tidak suka, bukankah dia yang salah? Mengapa dirinya yang di salahkan dan dimaki seperti itu?

"Maaf aku tidak—"

"Dasar bodoh! Lihatlah kertas laporan ini menjadi rusak!"

"Hey, bukankah kau yang salah karena menabrakku?"

"Apa kau bilang?!" beberapa karyawan hendak menghentikan guna menjelaskan siapa Jungkook sebenarnya.

Namun langkah mereka terhenti dan membelalak ketika pria tersebut mengambil cup kopi yang masih tersisa setengahnya dari Jungkook, lelu menyiram kan kopi panas tersebut padanya.

Membuat Jungkook memekik begitupun dengan karyawan lainnya yang langsung berlari menghampiri dirinya.

"T-tuan baik-baik saja?" ujar seorang karyawan pada Jungkook.

"Kau tahu betapa pentingnya kertas kertas itu?! Aku mengerjakannya 1 hari penuh dan kau hancurkan begitu saja?!" rupanya sosok tersebut masih saja memarahi.

Jungkook hanya bisa diam menahan tangis karena panas dan perih luar biasa pada kulitnya, sedangkan karyawati yang berada disamping nya sedang kalap membersihkan kopi pada wajah dan baju Jungkook menggunakan tisu.

"Apa yang terjadi?!" suara barithone terdengar menggema disana, dan mereka semua membelalak ketika sang penguasa dan pemilik sah dari Jungkook datang.

Taehyung memutuskan untuk menyusul karena cukup lama tidak kunjung kembali, ia hanya takut jika Jungkook tersesat. Namun dibuat terkejut ketika mendapati pemuda manisnya dalam keadaan kacau.

"Baby kau kenapa?" tanya si tampan begitu gusar.

"Siapa yang berani melakukannya?!" teriak Taehyung marah pada seluruh karyawan disana, ketika melihat pipi sampai leher sang submisif memerah, lalu ia menatap tajam pria dihadapan Jungkook.

"Apa yang kau lakukan, brengsek?!" Taehyung mencengkeram kerah baju yang karyawannya kenakan, sedangkan sang tersangka terkejut ketika tahu bahwa seseorang yang baru saja ia hadapi memiliki hubungan dengan sang presdir.

"Maafkan aku sajangnim— dia menumpahkan kopi pada berkas penting yang harus aku kumpulkan pada sajangnim—"

"PERSETAN DENGAN BERKAS SIALAN ITU! KAU MELUKAI JUNGKOOK-KU!" teriak Taehyung marah, benar-benar sangat marah sampai rasanya ia ingin mematahkan leher pria tersebut saat itu juga.

Karyawan tersebut hanya diam enggan menjawab, membuat Taehyung semakin geram. Ia pun memukul rahangnya dengan sangat keras, membuat nya tersungkur dengan luka robekan di sudut bibir.

"Kau baik-baik saja, baby? Apa ada lagi yang terluka? Katakan padaku, sayang.." Taehyung kalap dengan mengecek tubuh sang submisif.

"H-hyung, ayo pergi.." ujar Jungkook dengan suara paraunya, ia menangis karena perih dan juga sedikit takut melihat Taehyung mengamuk tadi.

Sang dominan pun mengangguk lalu menyampirkan jas yang ia pakai pada pundak submisifnya. Namun sebelum beranjak, Taehyung berujar dengan lantang. Suara berat dan sarat akan kemarahan yang begitu tertera membuat yang disana merinding dan takut secara bersamaan.

"Kita belum selesai, Lee Hongbin."


tbc »

Drop » Taekook [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang