12

62.7K 6.6K 467
                                    

Taehyung dan Jungkook baru saja menyelesaikan makan siang, dan saat ini mereka sudah kembali masuk kedalam kamar.

"Kemarilah, hyung akan mengobatimu." titah Taehyung, dan sang submisif pun duduk bersandar pada kepala ranjang.

Taehyung membuka baju milik sang tercinta, kemudian menyelimuti tubuh Jungkook sampai menutupi dagunya, membuat empunya mengernyit bingung.

"Aku akan mengambil kemeja milikku, kau harus memakai baju yang terbuka agar lukamu cepat kering."

Si tampan pun berjalan menuju lemarinya lalu mengambil satu kemeja tipis yang dirasa akan membuat nyaman istrinya.

"Apa masih sangat perih?" ujar Taehyung dengan mengobati luka tersebut dengan lembut.

"Sudah tidak terlalu, hyung.."

"Nah, sekarang kau harus istirahat." titah sang dominan saat sudah selesai mengobati dan memakaikan kemeja miliknya pada Jungkook.

"Hyung akan menemaniku kan?"

"Tentu saja, baby.." Taehyung pun ikut merebahkan tubuhnya, lalu memeluk sang istri erat dengan mengusap lembut pangkal rambutnya.

"Hyung.. Apa kau ingat saat pertama kali kita bertemu?" tanya Jungkook tiba-tiba.

"Tentu saja, bagaimana aku bisa lupa kejadian itu?" jawab Taehyung masih dengan setia mengusap rambut Jungkook.

"Apa saat itu kau sangat kesal padaku?"

"Sangat, bayangkan saja ketika aku sedang kesal karena ada masalah penurunan saham lalu mendapati bagian depan mobilku penuh dengan tumpahan eskrim vanillamu?" Taehyung menatap sebal Jungkook lalu menggigit gemas pipi berisinya.

"Eiyy.. Aku tersandung, jadi itu tidak sengaja. Kau memarahiku lalu meminta untuk membersihkan dan mengganti rugi! Kau jahat sekali.."

"Itu mobil mahal, hanya ada 6 di dunia. Tentu saja aku berlaku seperti itu."

"Apa kau lebih mementingkan hanya karena itu?" Jungkook menatap Taehyung dengan mendengus.

"Ya— itu dulu. Tapi sekarang, jika kau ingin melumuri eskrim atau menghancurkan seluruh mobilku pun itu tidak masalah." sahut si tampan dengan mengecup hidung sang submisif, sedangkan empunya merotasikan mata dengan malas.

"Lalu bagaimana jika saat itu aku tidak datang kerumah Mingyu dan tidak bertemu dengan hyung?"

"Aku akan tetap menemukanmu. Dimanapun kau berada, dan pada akhirnya kau tetap menjadi milikku." Taehyung menatap intens Jungkook, lalu tersenyum hangat setelahnya.

"Jika tidak?"

"Kau jodohku, sudah digarisi. Dan tidak dapat diubah, baby.."

"Jika tetap tidak?" Jungkook masih saja menggoda Taehyung.

Sang dominan yang merasa gemas pun menghimpit kedua pipi Jungkook dengan ibu jari serta telunjuknya hingga membuat bibir sang tercinta mengerucut seperti bebek.

"Tidurlah bunny.." titah Taehyung sembari mengecup berkali-kali bibir si manis yang masih mengerucut lucu.

Jungkook pun melepaskan jemari Taehyung pada pipinya lalu merangsek masuk pada pelukan sang suami. Mencari posisi nyamannya pada dada Taehyung.

"Dasar mesum menyebalkan." gumam Jungkook dengan semakin mengeratkan pelukannya.

"Yaak!" Taehyung terkekeh dengan mencubit hidung Jungkook main-main.

"Hehe.."

•••

Sore ini, Taehyung sedang berada di halaman depan rumah milik Park Jimin. Jungkook tiba-tiba merengek ingin mengunjungi Yoongi. Dan kebetulan sekali karena Taehyung akan bertemu dengan Hoseok untuk urusannya. Jadi ia tidak perlu khawatir jika meninggalkan tercinta nya sendirian.

"Jangan pulang sendirian, hubungi hyung nanti. Oke?" ujar Taehyung dengan membenahi coat yang digunakan sang submisif.

"Iya, hyungie.." si tampan pun tersenyum lalu mengecup kening dan bibir Jungkook lembut.

Mengabaikan jika disana ada beberapa penjaga dan juga istri pemilik rumah— Yoongi yang sedang bersedekap dan menatap mereka berdua jengah.

"Ayolah, ibu hamil lelah jika harus berdiri terus disini!" teriak Yoongi dari teras rumah megahnya.

Dengan itu, Taehyung pun mengusak rambut Jungkook sekilas. Menunggu disana sampai sang istri benar-benar masuk kedalam rumah Jimin, barulah ia memasuki mobilnya dan berangkat menuju tempat tujuannya.

••

Taehyung sedang duduk nyaman pada sofa mewah pada ruangan. 3 meter di hadapannya sudah ada seseorang yang duduk dan kedua tangan dan kaki yang diborgol. Siapa lagi jika bukan Lee Hongbin?

"S-Sajangnim.. komohon ampuni saya. Saya sungguh tidak tahu jika beliau adalah istri anda."

"Jika pun itu bukan istriku, apa kau tetap akan melakukannya pada orang lain? Cih— kau pikir siapa dirimu sampai dengan beraninya mengotori perusahaanku?"

"Kumohon lepaskan saya, Sajangnim.."

"Aku tidak ingin memiliki karyawan yang arogan dan bertindak semaunya sepertimu. Bisakah kau merubahnya? Aku akan memberimu satu kesempatan."

"Y-ya! Saya akan melakukan apapun untuk anda, Sajangnim!"

"Baiklah— tapi karena kau sudah melukai istriku, kau juga harus merasakannya. Bukankah itu yang namanya adil?"

Hongbin membelalak ketika melihat seorang pria membawa satu tabung alumunium yang dapat ia tebak apa isinya.

"Kau menyiram istriku dengan air panas, jadi— nikmatilah."

Dan detik setelahnya terdengar teriakan kesakitan Hongbin, Taehyung hanya menatapnya tidak peduli. Toh, pria itu masih akan tetap hidup. Yah— hanya dengan bonus kulit melepuh saja.

"Jika kau melakukannya lagi, bukan hanya air panas, tetapi air keras yang akan kusiram pada wajah sialanmu." seru Taehyung dengan menatap tajam Hongbin yang hanya diam menahan sakit.

"Selesai bukan? Jika kau buka mulut tentang ini— kau akan mendapatkan hadiah dariku."

••

"Tae, kau sudah mendengar kabarnya?" seru Hoseok pada Taehyung yang sedang duduk tenang pada kursi penumpang.

"Kabar apa?" jawab Taehyung santai dengan bersandar lalu memejamkan kedua matanya.

"K-kau belum tahu?"

"Bagaimana aku akan tahu jika tidak ada yang memberitahu?"

"Yifan—"

Ketika mendengar nama tersebut, Taehyung membuka matanya, tubuhnya meremang lalu menatap Hoseok penuh minat, menunggu kata-kata yang akan terlontar. Dan ia tahu, itu bukanlah sesuatu yang baik.

"Dia bebas, dan dia mungkin akan kembali."


tbc »

Drop » Taekook [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang