Tell Us

2.6K 421 115
                                    

By MinGyuTae00
.
.
.

Tolong tinggalkan jejak kalian berupa vote dan coment guys.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.

Jimin semakin meringkuk kedalam selimutnya. Badannya luar biasa lemas. Wajahnya pucat, rambut yang acak-acakan dan pakaian yang kusut.

"Auh, heat sialan. Badanku sakit semua" Jimin menghembuskan nafasnya kasar.

Jimin kembali termenung. Heatnya sudah berakhir. Hanya perlu menunggu ayahnya untuk mengeluarkannya dari ruang isolasi ini. Tapi yang menjadi masalah adalah kenyataan akan matenya. Bagaimana mungkin sahabatnya yang harus menjadi matenya. Bukan satu tapi kedua-duanya. Kepala Jimin semakin pening memikirkannya.

"Apa yang harus aku lakukan. Reaksi apa yang harus aku tampilkan" Jimin memijat keningnya berkali-kali.

Tok

Tok

Tok

"Jimin-ah"

"Eoh eomma" Jimin tersenyum ceria menyambut kedatangan pria yang sudah melahirkannya itu.

Yoongi tersenyum lembut. Berjalan mendekati Jimin yang berusaha menegakkan tubuhnya. Memeluk tubuh mungil putranya. Memberi kecupan demi kecupan sayang di kedua pipi gembilnya.

"Bagaimana keadaanmu sayang?"Yoongi mengelus surai Jimin. Mencoba merapikannya.

"Aku baik-baik saja eomma, hanya saja tubuhku masih terasa lemas"

"Baguslah, ayo kita keluar. Kau pasti lapar. Paman Seokjin sudah memasak makanan kesukaanmu"

.
.
.

Canggung. Semua bisa merasakan kecangungan yang dialami oleh Jungkook, Taehyung dan Jimin. Jika biasanya mereka akan saling meledek, bersendau gurau hingga Jimin memekik kesal, kini mereka hanya berdiam diri. Menyibukkan diri menghabiskan kudapan-kudapan yang terhidang.

Namjoon berdeham. Semua memperhatikannya.
"Jika kalian sudah selesai, ayo kita keruanganku. Ada beberapa hal yang harus kita bahas, para tetua sudah menunggu sedari tadi"

Setelah berkata demikian, Namjoon bangkit dan berjalan menuju ruangannya diikuti oleh yang lainnya.

Mereka bisa melihat para tetua yang sedang berbincang-bincang tadinya kini memperhatikan mereka yang baru saja memasuki ruangan kerja Namjoon.

"Kalian sudah datang, kalau begitu kita percepat saja"

Mereka memilih tempat duduk masing-masing. Jimin semakin gugup dibuatnya. Ia menyadari jika kedua sahabatnya itu mencuri-curi pandang kearahnya. Tapi saat ini Jimin tak bisa memberi muka pada mereka. Rasanya sangat aneh dan tak nyaman. Serigalanya bahkan tak bisa ia hubungi. Memberi respon saja tidak.

"Jimin, aku tahu bagaimana keadaanmu saat ini. Tapi maafkan kami. Kami harap kalian semua bisa menerimanya dengan ikhlas" Namjoon membuka obrolan.

Jimin mengangguk ragu. Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan pucat ibunya.

"Kalian pasti menyadari akan keanehan yang kalian alami saat ini. Ya, memang setauku tidak ada kasusnya seorang werewolf memiliki mate yang lebih dari satu. Tapi keunikan ini terjadi pada kalian" Heechul memandang tiga orang remaja didepannya. "Untuk kedepannya kami tak bisa membantu banyak, ini adalah takdir kalian. Mau tidak mau kalian harus menjalaninya. Kalian tentu sudah paham akan dunia werewolf ini. Semua keputusan ada ditanganmu Jimin. Entah Taehyung atau Jungkook yang akan kau pilih. Kami serahkan kepada kalian bertiga. Kami juga tak bisa membantu banyak, karena yang lebih berhak memberi saran adalah ketua kami"

My Luna,  My Love ( KookMin /VMIN ABO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang