"Kak Selenaaaaa." suara Sophia yang cempreng mengisi ruangan yang seluruh bagiannya bercat warna putih.
"Hey cantik, kamu ikut juga ternyata kesini. Wah senangnya." ucap Selena sambil tersenyum bahagia walaupun mukanya masih sangat pucat.
"Mi ini adiknya Justin, namanya Sophia. Gimana? Cantik kan?" Ucap Selena.
"Oh ini yang namanya Sophia. Cantik sekali kamu nak, tante ganyangka sahabat tante bakal punya anak yang tampan dan cantik seperti kalian." Mendengar ucapan mommynya Selena, membuat ketiganya tertawa.
"Sophia maksa untuk ikut kesini. Katanya mau jenguk kakak ipar." ucap Justin dengan nada jahil yang menggoda Selena.
"Waaahh makasih Sophia udah maksa mau kesini. Aku jadi gakesepian." Selena memeluk pinggang Sophia. Sophia tersenyum sambil mengelus tangan Selena yang melingkar dipinggangnya.
"Mommy keluar sebentar ya? Tidak masalah kan?" ucap mommynya Selena.
"Iya mi." Lalu mommynya Selena meninggalkan ruangan.
"Cepet sembuh ya kak. Obatnya harus diminum tepat waktu, jangan sampe telat minumnya. Terus juga harus tetap semangat. Kalo rajin minum obat diiringi dengan semangat, pasti sembuhnya cepet." ucap Sophia sambil mengepalkan tangannya menandakan gambaran dari kata "semangat". Hal yang Sophia lakukan menjadi hiburan tersendiri bagi Selena. Dia tertawa melihat calon adik iparnya seperti itu.
"Dengerin adik ipar kamu tuh. Kamu itu harus apa?" Justin pura-pura bertanya kepada Selena.
"Semangat." Selena menjawab sambil tersenyum manis sekali. Membuat Justin menatapnya dengan tatapan kagum karena senyum manisnya.
"Buah yang Sophia bawain harus diabisin ya kak. Sophia bawa buat kakak, biar kakak makan buah, kalo makan buah pasti badan kakak merasa segarr. Inget pokoknya itu buat kak Selena! Jangan sampe buah itu malah abis sama kak Justin!" Sophia memperingati dengan jari telunjuknya.
"Yaampun sayang bawel banget sih.. Memangnya kenapa kalo Justin yang menghabisinya?" Selena mencubit gemas pipi Sophia.
"Jangan biarkan Justin menghabisinya, kak. Nanti kakak jadi sedikit makan buah dariku. Soalnya kak Justin kalo sudah melihat buah, dia tidak tahan. Pasti ingin cepat-cepat menghabisinya." ucap Sophia. Selena hanya tertawa mendengarnya.
Hari sudah menunjukan pukul 11 malam. Dan kali ini Justin akan bermalam dirumah sakit untuk menemani Selena. Mommy dan papinya Selena sudah pulang sejak pukul 10 malam tadi, dan Justin pun sudah mengantar adiknya pulang kerumah.
Malam ini terasa sangat bahagia untuk Justin. Karena ini pertama kalinya dia bermalam dengan untuk menjaga Selena. Walaupun hanya bermalam dirumah sakit, tetapi selama ada Selena, itu akan selalu terasa bahagia untuk Justin.
"Sayang.." lirih Justin sambil menyelipkan rambut wanitanya ke belakang kupingnya. Posisi Justin sekarang berada disatu ranjang rumah sakit bersama Selena. Justin memeluk Selena dari belakang.
"Iya?" sahut Selena.
"Just iya, babe?"
"Then?"
"I want you say "yes babe" to me." ucap Justin dengan nada yang manja. Selena tersenyum saat ini, tetapi Justin tidak melihatnya.
"Yes babe?"
"Aku tidak sabar ingin menikahimu. Aku sudah membayangkan betapa bahagianya aku saat aku sudah menikahimu, Selena." Selena kembali tersenyum dengan senyuman yang menggambarkan bahwa dia sangat bahagia mendegar calon suaminya mengucapkan kata itu. Pipinya sudah seperti tomat saat ini.
"Selena kau diam saja? Apa kamu malu karena aku bilang begitu?" tanya Justin. Rasanya Selena ingin teriak saja agar Justin tau bahwa dia merasa sedang melayang saat ini karena ucapannya.
Tangan Justin memegang bibir Selena. Dia merasakan bahwa bibirnya Selena sedang tersenyum saat ini. Selena yang baru sadar bahwa Justin memegang bibirnya, langsung memberhentikan senyumnya. Dia malu jika Justin mengetahui dirinya sedang tersenyum karena ucapannya.
"Tertangkap basah olehku. Kamu sudah tidak dapat mengelak apapun, sayang."
"Aku tersenyum karena aku juga sudah tidak sabar ingin menikah denganmu, Justin." Justin tersenyum sumringah mendengarnya. Ia mempererat pelukannya.
"Tetap disini ya, Selena. Bersamaku, disampingku."
Selena meneteskan air mata saat Justin mengucap kata-kata itu.
"Anak ibu sudah dibolehkan pulang kerumah, tetapi tetap harus diperhatikan kondisinya ya. Selalu diminum obatnya saat rasa sakitnya kambuh. Saya permisi, bu." ucap Dokter yang merawat Selena selama Selena dirumah sakit.
"Iya terimakasih banyak, dok."
"Ayo Selena aku bantu." Justin memegang tangan Selena untuk membantunya bangun.
"Maaf kami merepotkanmu, Justin." ucap mommynya Selena.
"Tidak sama sekali, tante. Aku memang lagi tidak ada jadwal kuliah hari ini. Jadi bukan masalah jika aku mengantar kalian berdua."
"Memang lelaki yang baik." ucap mommynya Selena dengan volume yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Dia tersenyum memandang Justin dari belakang.
Sampai dibasement, mereka langsung menuju mobil Justin. Justin membukakan pintu untuk Selena dan mommynya.
"Nanti saat dirumah, kamu jangan tidur lagi ya, Selena. Ini kan masih jam 8 pagi, lebih baik kamu berolahraga. Untuk menyegarkan fikiranmu juga. Jika sudah merasa lelah, baru kamu tidur lagi." ucap Justin lalu menoleh kearah Selena dan tersenyum.
"Benar yang dikatakan oleh Justin, Selena." ucap momnynya Selena.
"Iya Justin."
"Jangan terlalu berlebihan dalam memikirkan sesuatu ya, sayang. Itu tidak baik bagi kesehatan kamu. Kalo ada sesuatu, ceritakan sama mommy, kita saling berbagi. Jangan ada yang kamu simpan sendiri." ucap mommynya Selena.
"Ah aku terharu dengan cara kalian menyayangiku." Selena mengatakannya dengan senyum yang sumringah.
"Bahagiaku sederhana, yaitu tetap bersama orang-orang tulus seperti kalian." ucap Selena sambil menoleh ke arah Justin dan juga menoleh ke belakang. Ke tempat mommynya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAUSE LOVE IS NEVER DIE (JUSTIN BIEBER)
RomanceBagaimana jadinya jika dua orang yang saling bermusuhan menjadi terjebak dalam satu cinta? Saling mencintai dan menjalin hubungan tetapi bukanlah sebagai musuh,melainkan sebagai sepasang kekasih. Lalu menjadi sepasang suami istri dan salah satu dar...