00

7.8K 137 13
                                    

Prolog: Bernostalgia di Bulan April🌧

Namaku Alexa,
Alexandra Xaviera.
Sekarang masih 18 tahun,
Baru masuk kuliah tahun lalu,
Dan kecil kecil begini bisa keterima di universitas nomer 1 di Indonesia loh!

Kalau ditanya hal apa yang aku paling suka dari bumi, aku akan jawab langit, awan, dan hujan. Ketiganya seakan bisa memberiku ketenangan. Langit itu enak dilihat. Kalau liat langit itu, rasanya kita cuma gumpalan debu di alam semesta ini. Keciiiiiil banget, dan ya memang begitu. Aku suka awan karena kalau gak ada awan, langit bakal sepi. Awan itu seperti dia yang menghias langit yang sepi yaitu hatiku. Asikkz. Dan kalau hujan-hujan itu paling enak makan mie instan kuah yang masih anget. Beuhhh mantep jiwa.

Tapi sebenarnya sih, sesuka-sukanya aku sama hujan, ada gak enaknya juga. Yaitu bisa bikin baju kamu basah. Ya iya sih. Ok, beneran nih. Aku kadang gak suka hujan karena....... hujan selalu mengguyurku dengan nostalgia. Hujan selalu mengingatkanku akan dia yang dulu sempat singgah, ahhh pokoknya ga enak ah. Bikin nyesek aja.

Tapi, aku belajar aja dari hidup. Semuanya harus dilihat dari sisi baiknya. Kalau terus ngeliatin sisi buruknya, mau sampe kapan? Di dunia ini gak ada yang sempurna.

Yha, kok jadi golden weys. Ini kan aku mau cerita. Ye begimanaseh.

•••

Hujan malam ini makin lama makin deras. Saking derasnya, air hujan itu mulai tertiup angin memasuki kamar kosan ku lewat jendela yang belum ku tutup sejak tadi siang.

"Ah, sial." Cipratan air hujan itu mulai membasahi kertas kertas penting yang aku letakkan di atas meja. Dengan segera aku tutup jendela kamarku itu dan sekarang yang tersisa hanya aku dan kesunyian.

Aku menghela napas. Aku membaringkan tubuhku di atas kasur dan membiarkan seluruh penatku terserap oleh kasur kesayangan.

Sekarang aku merasakan ketidaknyamanan yang berasal dari bawah kasurku sendiri. Sambil menggerutu, aku pun mengecek ada apa di bawah kasur. Aku menaikkan sebelah alisku ketika aku melihat sebuah kardus lusuh warna coklat. Ku ulurkan tanganku untuk mengambil kardus itu.

Terpampang tulisan besar yang teranyata aku sendiri yang tulis dulu: "kenangan smp" . Aku menarik napasku sekuat tenaga. "Damn, another flashback," ujarku lirih pada diri sendiri Aku membuka kardus itu. Yang pertama kali kutemukan adalah sebuah kaus putih penuh tanda tangan. Di baju itu ada tulisan: "yang pernah mengisi hari-hariku di smp:)" aku tersenyum kecil mengingat teman-teman lamaku. Apa kabar mereka? Mereka ingat aku gak ya? Ku tarik lagi barang lain dari dalam kardus. Sebuah karton putih yang berisi foto-foto jaman smp ku dengan teman-teman, dan guru-guru. Andai saja aku tau dimana mereka semua berada sekarang. Ku lihat semua detail foto-foto yang ada. Yang ada hanyalah senyum bahagia, tanpa tahu bahwa semuanya akan berpisah setelah itu. Aku menghela napas, dan tak terasa air mata menetes keluar dari mataku. Dengan penuh rasa sesak, aku hapus air mataku segera.

Dibalik karton putih itu aku menemukan sebuah amplop putih yang sudah tidak seputih dulu lagi. Tulisan yang ada di luar amplop itu membekukanku; "CLEO" bukan merk air, tapi nama orang. Orang yang dulu sempat mengisi hari hariku, dan juga mengisi hatiku yang dulu kosong. Meski hanya sesaat (Benar-benar sesaat, percayalah), tapi aku senang ia menjadikan itu berkesan. Aku mengeluarkan semua yang ada di dalamnya. Sebagian besar adalah foto-fotoku bersamanya. Dan sisanya adalah puisi yang sempat aku tulis ketika aku dulu galauin dia. Aku tertawa ringan membaca puisi-puisi alayku.

Dari tumpukan surat itu, terselip sebuah foto polaroid. Terdapat dua anak SMP dengan seragam khas sekolahnya; yang laki-laki tersenyum malu, dan yang perempuan tersenyum tidak tau malu sambil memegang lilin, mereka berdua tersenyum senang, seakan sebelumnya tidak terjadi apa apa, dan tersenyum sebab mereka tidak tau apa yang akan terjadi esoknya. Aku tertawa geli membaca caption foto tersebut yang aku tulis di selembar post it di balik foto itu; "rayain ultah cleo (4 apr 18) tp krn  gaada kue, mknya pake spiritus. eh abis itu dimarahin hehehe"

Aku langsung menoleh ke kalender meja. 4 april 2022. "slamat ulang taun cleo.." ucapku lirih, tidak tau pada siapa.

Aku segera meletakan amplop-amplop itu di atas kasurku. Aku menutup mukaku dengan tanganku. Andai saja mesin waktu itu beneran ada. Aku mau menmundurkan waktu, dan menghentikannya ketika aku masih SMP dulu. Aku menumpahkan segala rasa sesak di balik tangan mungilku.

Setelah beberapa saat, aku menjauhkan tanganku dari mukaku, dan kembali mengambil amplop itu. Ku pandangnya sebentar, dan memasukan kenangan-kenangan itu kembali ke tempatnya. Sebelum aku dapat memasukan semuanya, aku menemukan sebuah potongan kertas di dasar amplop. "cleophas: 081xxxxxxx , call me if needed". Aku berusaha mengingat darimana datangnya kertas ini. Seingatku, aku meminta temannya untuk menanyakan nomor telfonnya. Sampai mohon-mohon segala lagi.

Seketika dadaku dipenuhi rasa sesak. Sesak karena rindu. Cepat-cepat ku raih handphone ku dan ku ketik nomor di atas. Setelah beberapa pertimbangan, akhirnya aku tekan juga tombol hijau di layar handphoneku. Reflek, aku langsung mendekatkan handphoneku ke telingaku. Gugup, aku menggigitu ibu jariku.

Mana mungkin nomor ini dipakai orang yang sama selama 4 tahun. Tidak mungkin kan?

Walaupunaku tahu itu tak mungkin, aku tetap menunggu nada sambung itu berhenti. Dan benar, akhirnya setelah beberapa lama, nada sambung tuut tutt tuut berhenti.

Napasku tercekat. Aku menggigit ibu jariku semakin keras.






















"Halo?" Terdengar suara laki-laki dari seberang.

Dengan sekuat tenaga, ku tahan air mata agar tidak turun sederas air hujan di luar sana.

"Ha-lo?" Jawabku gemetar.



















•••
Prolog selesai.
Akan segera dilanjut bab 1
•••

Junior: Cinta itu gak mandang umur

ditarik dari kisah nyata.
(sebagian besar nyata, sebagian lagi khayalan saja)

•••

junior // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang