05

1.2K 43 2
                                    

bab 5: Sebuah Pengakuan

(Jumat)

Bel pulang baru aja bunyi. Gue dan kawan-kawan baru aja duduk di lobby. Dan handphone gue baru aja bunyi.

You received a call from Alvaro

"Halo?" Angkat gue.

"Hey, Lex. lagi apa?" Tanya dia.

"Ngapain lo nanya gue lagi apa?" Tanya gue balik.

"Ok. Jadi tujuan gue nelfon lo itu mau ngasih tau lo soal-"

"Bentar." Sela gue.

Gue mute telfon itu, dan pergi agak jauh dari temen-temen gue.

"Ya? Lanjut." Sambung gue setelah telfon gue unmute. "To the point banget aja. Gue sibuk, belom makan."

"Fine. Gue mau ngajakin lo ke gereja besok. Bisa gak?" Tanya dia.

"Jam?"

"Jam 11. Sebenernya bukan ke gereja, sih. Tapi temenin gue ke bazar deket gereja ya."

"Lo kira gue asisten lo?" Jawab gue judes. Nginget dulu dia ngejebak gue di friendzone.

"Alexa, gue serius."

"Hm ya terus?"

"Lo mau apa gak? Biar gue bilang ke temen-temen nih."

"Kenapa mesti bilang temen? Emangnya gue siapanya lu, Alvaro?"

"Ok Lex, i'll take that as a yes. Thanks." Katanya sebelum nutup telfon.

'Seenak jidat.' Batin gue kezel.

Gue balik badan dan berniat untuk balik ke temen-temen. Sampe ternyata ada benda besar menjulang ngalangin jalan gue.

"Ada apa?" Tanya gue dongak.

"Kemana pun lo mau pergi, jangan sama Alvaro." Kata Diego to the point yang bikin gue bingung banget.

"Hah? Emang Alvaro siapa?" Tanya gue.

Dia berdecak sebal. "Gak usah pura-pura. Gue temennya dia."

Gue ketawa. "Alvaro di dunia ini gak cuma temen lu doang. Gue juga punya temen namanya Alvaro."

"Gak, seriusan. Alvaro yang gereja di sini kan?" Tanya dia sambil nunjuk ke arah gereja dengan dagunya. Ya, sekolah sama gereja emang deket banget.

"Kok lo tau?" Tanya gue kagum.

"Dia satu SD sama gue." Katanya. "Dan dia bukan orang yang baik-baik."

Gue ngerutin alis. "Dih?! Tau apa sih lo?!"

"Lu yang tau apaan?! gue temen SDnya dan gue liat sendiri pake mata kepala gue!" Kata Diego dengan urat yang mau keluar dari lehernya.

"Emang dia kenapa sih?! Orang dia baik-baik aja tuh sama gue." Kata gue ngelipet tangan depan badan gue.

Diego ngacak-ngacak rambutnya asal. "Gue tadi gak sengaja denger percakapan lo. Dan ternyata itu Alvaro. Bener kan? Dia ngajakin lo ke bazar deket gereja? Terus dia maksa lo buat nemenin dia?"

junior // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang