11

924 28 4
                                    

bab 11: ternyata oh ternyata

Alvaro memegangi kepalanya. "Gapapa, kok. Lanjut aja."

Diego mengerutkan dahinya. 'Jelas-jelas ada sesuatu yang gak beres.' batinnya tidak tenang.

"Al, lo kumat ya?" Tanya Biru serius.

Alvaro diam, menggeleng.

"Al?" Biru menyentuh pundak Alvaro.

"Apa sih anjing, GUE GAK PAPA!" Bentak Alvaro sambil menepis tangan Biru.

Diegk melangkah mundur. "Oh no." gumamnya.

Biru mengangkat kedua pundaknya. "Ya udah lah ya. Udah sampe juga."

Alvaro mengoper bolanya pada Diego tanpa aba-aba.

Untung saja dapat segera ditangkap Diego dengan cekatan. "Hm? Ngapain?" Tanyanya polos.

"Dribble dulu, terus shoot dari tempat lu sekarang." Jawab Alvaro enteng.

Diego diam, menatapi ring basket yang jaraknya jauh dari tempatnya berdiri sekarang. "Tapi... jauh.."

Alvaro berdecak, menghampiri Diego, dam merebut bolanya dengan kasar. "Watch, and learn."

Setelah mendribble bola beberapa kali, Alvaro melempar bolanya ke dalam ring. Dan... masuk! Three point!

Bola dipungut oleh Biru, dan mengembalikannya kembali pada Diego.

Diego mulai meniru gaya Alvaro tadi. Tapi hasilnya airball yang terlalu jauh.

"Coba lagi." Tukas Alvaro.

Diego mencoba berkali-kali dari tempatnya berdiri. Namun hasilnya tetap nihil. "Susah Al, gue terlalu pendek." Katanya sambil ngos-ngosan.

Biru membalas "Ya tuh Al, majuin aja kali. Baru pertama kali coba langsung three point. Kenapa gak under ring dulu, atau-"

"GUE BILANG COBA YA COBA!" Bentak Alvaro.

Diego terdiam. Biru hanya melipat tangannya. Ia tahu persis apa yang sedang terjadi pada Alvaro.

"Nih, lu dribble bolanya. Terus lu loncat. Pas lu loncat, lu dorong bolanya sekuat tenaga pake tangan kanan. Lu targetin aja ke kotak kecil itu." Jelas Alvaro enteng.

Diego menghela napas. Dan mulai mencoba meniru penjelasan dari Alvaro. Dan...... MASUK!

Diego meloncat senang. "Berhasil!!"

Alvaro senyum. "Ya, lu coba sampe 10 kali masuk, baru coba lay up." Katanya enteng, lalu duduk di pinggir lapangan.

Diego mengumpat dalam hatinya.

-oOo-

Setengah jam kemudian...

Diego terkapar lemah di tengah lapangan. "Udah.... Istiraht dulu, dong.." Katanya dengan napas ngos-ngosan.

Biru berjalan menunu Diego, dan jongkok di sebelahnya. "Nih, minum." Tangannya mengulurkan sebotol air dingin.

Diego duduk, dan menegak air dingin itu secepatnya. "Makasih."

junior // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang