(9)

3.8K 406 8
                                    

"Banyak yang menyayangimu, Hinata"

Hinata menatap tajam Menma dan Sai yang saat ini sedang duduk di ruang tamu dirumahnya

Ini hari minggu, dan ini hari libur.

Awalnya Hinata berniat menghabiskan waktu liburannya di rumah saja.
Namun semuanya gagal, saat ke 2 sahabanya tiba-tiba datang kerumahnya.

Hinata menulis sesuatu di buku yang sedari tadi dia pegang, lalu menunjukannya kepada Menma dan Sai.

'Bisa jelaskan kenapa kalian berada di rumahku?'

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan."
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan."

Sai dan Menma mengucapkannya berbarengan.

Hinata kembali menulis sesuatu
'Aku tidak bisa, Kaa-san ku sedang pergi. Aku jaga rumah'

"Aku sudah meminta izin kepada
Ba-san, Hinata" Ucap Sai berusaha membujuk Hinata.

"Hinata, apa kau lupa. Kau pernah berjanji akan berjalan-jalan denganku. Sekarang aku meminta janjimu itu. " Ucap Menma tak kalah dengan Sai.

Sai dan Menma saling menatap tajam. Sedangkan Hinata menepuk keningnya pusing melihat kelakuan 2 Sahabatnya.

Hinata menepuk tangan, meminta perhatian Menma dan Sai kembali terarah ke Hinata.
Hinata kembali menulis sesuatu di bukunya, lalu menunjukan kepada 2 sahabatnya.

'Tunggu 10 menit. Dan jangan bertengkar selagi aku tidak ada'

Mereka berdua mengangguk. Lalu Hinata memasuki kamarnya.





Hinata menggandeng tangan Menma dan Sai. Berjalan-jalan mengelilingi taman yang tak jauh dari rumah Hinata.

Hinata mengajak Menma dan Sai menuju pohon besar yang berada di tengah taman.

Mereka bertiga duduk di bawah pohon,dengan Hinata yang berada di tengah mereka.

"Kau lapar, Hinata?" Tanya Sai

Hinata menggelengkan kepalanya.
Lalu bangkit dari duduknya.
Sai dan Menma menatap Hinata, lalu Hinata menunjuk bunga lavender yang tumbuh tak jauh dari pohon.

Sai dan Menma mengangguk.
Lalu Hinata pergi menuju tempat bunga lavender itu.

"Aku tidak tau apa tujuanmu, Menma. Tapi tolong jangan sakiti Hinata. Dia berharga bagiku. "

Menma menatap langit. Memejamkan matanya sebentar.

"Aku kenal dengah Hinata, saat beberapa bulan masuk kesekolah konoha. Aku tertarik padanya saat pertama kali melihat matanya, aku tau ini lucu. Tapi saat melihat wajah muram nya, aku jadi selalu ingin melindunginya dan ingin menjadi alasannya untuk tersenyum. Tapi, dulu aku terlalu pengecut untuk mendekatinya "

Menma menarik nafas sejenak.

"Hingga kejadian itu terjadi. Di mana aku melihat mereka membully Hinata. Saat itu entah mengapa aku sangat marah besar, dan datang untuk menolong Hinata. Itulah awal kedekatan kami. Saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu menjaga Hinata. " Lanjut Menma

Sai menatap Menma
"Kau mencintai, Hinata?"

Menma tertawa pelan, dia menatap Sai.
"Kau mengatakan aku adalah iblis bukan? Dan iblis tidak memiliki hati untuk kata cinta. Aku menyayanginya, Sai. Hanya rasa sayang, bukan cinta. Aku menyayanginya seperti  kakak yang menyayangi adiknya. Jadi kau tidak perlu khawatir, kau tidak akan bersaing bersamaku."

Menma bangkit dari duduknya, kembali menatap langit yang terlihat cerah.
" 3 tahun 2 bulan 1 minggu 3 hari yang lalu aku pernah melakukan kebodohan yang fatal. Dan aku tidak ingin melakukan kebodohan itu untuk kedua kalinya, Sai. Kau memang pantas menyebutku iblis, itu sangat pantas untukku. Tapi kali ini tolong percaya padaku, Sai. Aku... Akan melindungi Hinata. Aku tidak akan membiarkan nasib Hinata seperti Shion."

Sai juga bangkit dari duduknya. Dia berdiri di samping Menma sambil menatap Hinata yang tengah melihat bunga lavender.

"Maaf, Menma. Aku menyalahkanmu untuk kematian Shion, maaf untuk itu. Hinata, aku juga akan menjaganya dan aku akan membuat Hinata jatuh cinta kepadaku"



Sai, Menma dan Hinata saat ini sedang berada di depan rumah Hinata.

"Hinata, aku akan pulang. Maaf tidak bisa mampir " Ucap Sai

"Hem, aku juga" Ucap Menma juga.

Hinata mengangguk.

Lalu memasuki rumahnya saat Menma dan Sai telah menghilang dari hadapannya.

Hinata memasuki rumah.
Namun saat melewati ruang tamu Hinata jatuh terduduk, dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

Tes

Darah keluar dari hidung Hinata, kepalanya terasa sangat sakit.
Hinata menangis, dia memukul kepalanya yang terasa sangat sakit.

'Kaa-san, sakit'

Pandangan Hinata memburam. Rasa sakit di kepalanya semakin terasa.
Hinata jatuh pingsan





*********




Hinata membuka matanya. Dia menatap sekelilingnya. Hinata sedang berada di kamarnya.

Ceklek

Hinata tersenyum saat Tsunade masuk kekamarnya Hinata dengan membawa semangkuk bubur.

"Sudah bangun?"

Tsunade duduk di pinggir ranjang Hinata. Dia mengelus kepala Hinata.

"Kaa-san sudah menyiapi mu bubur, Makanlah. "

Hinata mengangguk

Lalu Tsunade menyuapi Hinata.

Buburnya sudah habis
Tsunade menaruh mangkuk nya di samping meja kecil di samping ranjang.

"Kaa-san menemuimu pingsan di ruang tamu dengan darah yang keluar dari hidungmu. Ada apa Hinata? Kau sakit?"

Hinata menggelengkan kepalanya.
Dia tersenyum kepada Kaa-san nya Tsunade. Seolah senyum itu mengatakan dia baik-baik saja.

Tsunade memeluk Hinata
"Kaa-san sangat takut saat melihat kau terbaring di lantai Hinata. Tolong berjanjilah. Katakan jika kau sakit."












Jarang apdate
Mau fokus keceritaku
Sasuhina yang judul
Aku yang tersakiti
Baca ya, ceritanya bikin baper lo.

Vote and comment plis

Love Mute Girl (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang