SENJA terlihat memerah. Langit barat seolah terbakar. Dan dia masih duduk di tempatnya seperti dua jam yang lalu. Menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Menunggu seperti orang bodoh."Ke mana sih? Jadi gak ketemuannya?" rutuknya kesal.
Menunggu selama dua jam bukan lah hal yang dia sukai. Sebenarnya dia tidak menyukai untuk menunggu. Dia lebih suka mengejar. Meraih dan merengkuh. Bukan diam dan menunggu sesuatu yang tak pasti. Itu bukan gayanya. Kalau bukan karena orang itu, dia tidak akan mau menunggu selama ini.
Ponsel di dalam sakunya bergetar. Ada panggilan masuk di sana. Dari seseorang yang sudah berani menghancurkan segala suasana hatinya seharian ini.
"Halo?"
"Re, udah di sana?" Suara cowok terdengar dari ujung sana.
Menurut lo? Lagi ngetes ya setan satu ini. "Sudah dari tadi. Jadi datang tidak? Saya capek disuruh nunggu!"
Dia. Gadis itu, mejawab dengan nada tinggi. Dirinya sudah lelah hanya duduk dan terlihat seperti seorang yang bodoh. Cowok ini pikir, dia gadis gampangan yang mudah jatuh hanya karena tampang? Dia menilai orang dengan sangat salah.
"Tunggu sebentar lagi oke? Gue udah deket. Tadi lagi macet, jadi telat dikit." Seseorang diujung sana menjelaskan alasan keterlambatannya. Gadis ini hanya mengerlingkan mata sejenak.
Klasik banget deh, gak kreatif.
"Lima menit kamu tidak datang, saya pergi," tegasnya. Dia sudah berbaik hati untuk menunggu selama ini dan masih bersikap sopan, dia sudah mencapai batasannya.
"Tapi, Reㅡ"
Tut ....
Sambungan diputus secara sepihak oleh gadis itu. Hanindya Revina namanya, gadis cantik berwajah jutek yang suka berbicara dengan sopan santun tinggi tapi, lebih sering menusuk dan pedas. Siswi baru di Sekolah Menengah Atas Harapan Jaya. Teman-temannya sering memanggil Rere tapi, keluarganya dan orang yang dekat dengannya lebih sering memanggil Vina.
Cowok yang meneleponnya tadi adalah janji kencannya hari iniㅡkencan yang diatur oleh salah seorang sahabatnya. Sebenarnya Vina gadis yang manis, hanya saja sikapnya yang terkesan dingin dan acuh membuat sebagian orang menjauh darinya. Vina adalah pribadi yang ceria. Dia ceria kepada orang yang benar-benar dekat dengannya. Bukan orang yang hanya sekadar tertarik padanya. Ataupun para penjilat.
Lima menit kembali berlalu dan cowok itu kembali ingkar, dia belum sampai. Vina dengan bersungut-sungut bangkit dari tempat duduknya. Berjalan keluar dari kafe tempatnya menunggu. Dia tidak memesan apa pun, hanya duduk diam dan seperti itu selama dua jam. Cowok itu benar-benar sudah membuang waktu berharganya tanpa permohonan maaf sedikit pun.
Dia mengambil smartphone-nya, menghubungi seseorang dengan berjalan ke arah halte terdekat. Dering ketiga sambungannya terangkat. Telinganya langsung disambut dengan suara antusias yang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReyVina
Teen FictionUNDER CONSTRUCTION! SELESAI : 11 Sep 2019 Revisi I : 06 Jan 2020 Revisi II : 01 Jan 2021 * * * Sialnya, tidak semua akhir adalah yang terbaik bagi semua orang * * * Key, Jan18