SHIT! Ada apa sama jantung gue?, batin Reydan di atas motor. Wajahnya mungkin tersembunyi di balik helm tapi, gurat memerah itu tetap terpatri di sana. Membuat wajahnya panas.Cowok itu baru saja selesai menghubungi Vina. Dia sebenarnya hanya berniat untuk bercanda saat bertanya apakah Vina benar-benar merindukannya atau tidak. Tapi, jawaban gadis itu malah membuat debaran jantungnya menjadi tidak normal.
"Ternyata jatuh cinta sama lo bisa buat sakit jantung juga dan sukses bikin gue kayak orang gila," bisik Reydan pelan. Dirinya sedang berjalan menuju kawasan rumahnya.
Lagian dia santai banget sih bilang kangen! Please lah. Gue jantungan ini!
Reydan mengambil jalan memutar yang lebih sepi dan jauh, untuk sampai pada rumahnya. Jujur saja, dirinya sedang mengulur waktu untuk tidak sampai pada rumah di bawah jam sembilan malam. Masalahnya, mau sejauh apa pun rute pulang yang dia ambil, dengan kecepatan berkendara seorang Reydan ... dia tetap akan sampai di bawah jam sembilan malam. Lagi pula, Reydan juga harus pulang cepat untuk menghindari adanya geng motor yang berniat cari gara-gara padanya.
Mana gue lagi pakai jaket ini, sialan.
Reydan sampai lima belas menit kemudian, menatap pada rumahnya yang masih seperti biasa. Bising. Mengehela napas, cowok itu bergumam kesal, "Mungkin cuma rumah ini aja yang kerjanya ngadain party, party, dan party. Jadi curiga, si Monster abis dapat uang cucian lagi."
Cowok itu sudah sampai di depan gerbang rumah. Seharusnya ia tidak perlu turun, ada satpam yang akan membukakan pintu gerbang. Tapi entah mengapa, dia ingin sekali membuka pintu gerbang untuk diri sendiri saat ini. Jika bisa, Reydan ingin berlama-lama di depan gerbang. Ada dorongan tersendiri untuknya tidak memasuki rumah. Seperti akan ada sesuatu yang buruk jika dia memasuki rumah.
Sudah dibilang kan? Dia malas pulang. Tapi, kalau dia tidak pulang, kasihan mamanya.
"Eh, Aden, baru pulang ya? Biar saya saja yang buka," ucap satpam rumahnya, membuyarkan pemikiran Reydan.
"Saya bisa sendiri, Pak."
Satpam itu masih terus menawarkan bantuannya pada Reydan beberapa kali. Tapi, cowok itu memang bersikeras untuk membukanya sendiri. Jadi, dengan helaan napas berat, satpam itu kembali pada pos jaganya.
Reydan sudah membuka gerbang, dan dia terkejut saat melihat beberapa mobil familiar terlihat terparkir di halaman depan rumah. Reydan yakin beberapa di antaranya adalah mobil dari saudara-saudaranya. Sepertinya beberapa kerabatnya ada yang datang dan mampir. Cowok itu sedang tidak ingin menemui keluarganya yang lain saat ini, dia sedang sangat malas untuk bersosialisasi. Tapi, kenapa mereka semua sedang berkumpul di rumahnya? Apa ada sesuatu yang harus dirayakan?
"Bodo amat," ujar Reydan mengangkat bahu mencoba untuk tidak terlalu terusik. Dirinya berjalan lambat, masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReyVina
Teen FictionUNDER CONSTRUCTION! SELESAI : 11 Sep 2019 Revisi I : 06 Jan 2020 Revisi II : 01 Jan 2021 * * * Sialnya, tidak semua akhir adalah yang terbaik bagi semua orang * * * Key, Jan18