SETELAH perbincangan kecil yang alot dengan Varo. Vina kembali berkutat dengan ponselnya. Siapa sangka, Reydan akan menghubunginya secepat itu. Hanya sejenak tapi, cukup ampuh.Suasana hatinya yang tadi buruk, menjadi sedikit lebih baik. Vina bahkan bersenandung dengan riang. Setidaknya, perasaan khawatir yang dari tadi pagi menyelubungi membuat sakit perut itu, sirna.
"Alhamdulillah," ucap Vina penuh syukur.
Gadis itu kembali sibuk dengan laptopnya dan tulisan aneh yang baru dia buat. FYI saja, Vina suka mengatakan tulisan yang dia buat sebagai suatu keanehan. Padahal ada banyak orang yang mengatakan suka pada tulisannya.
Tiba-tiba ponselnya berkedip. Ada chat masuk. Berpikir bahwa itu pesan dari Reydan, Vina mengambilnya dengan cepat. Ternyata benar, itu pesan dari Reydan. Pesan singkat kalau dia ada di sekitar sana.
Tidak peduli dengan pakaiannya, gadis itu langsung berlari. Abai dengan pertanyaan bunda dan ayah, Vina berlari secepat yang dia bisa untuk sampai di tempat itu. Tempat pertama di mana mereka bisa berbicara bebas.
Taman depan minimarket.
Sampai beberapa menit kemudian, mengatur napas. Vina melihatnya di sana. Duduk dengan pakaian serba hitamnya, memunggungi Vina. Dia lantas berteriak memanggil nama cowok itu. Bertingkah menggelikan saat mereka bertemu. Mereka terlibat perbincangan santai untuk beberapa waktu, sampai akhirnya Reydan bertanya perihal kabar kedekatannya dengan ketua OSIS mereka.
Jangan-jangan Reydan udah mikir yang aneh-aneh lagi? Padahal kan, aku gak punya hubungan apa-apa sama Kak Dika.
Vina sudah bersiap untuk lebih menjelaskan panjang lebar kali tinggi, saat ternyata cowok itu percaya dengan apa yang dia ucapkan. Padahal, Vina pikir akan butuh beberapa waktu untuk menyakinkan seorang Reydan.
Semudah ini? Bercanda ya dia?
Reydan terlihat tidak terlalu terganggu dengan kabar itu. Vina jadi curiga, apa yang sebenarnya ingin cowok itu tanyakan. Sampai percakapan mereka terhenti, dan Vina sudah sampai di depan rumah ... gadis itu masih tidak mendapat kesimpulannya.
"Apaan sih? Kok aku jadi rumit gini? Perasaan Reydan biasa aja," merutuk kesal, Vina membuka pintu rumahnya kasar.
"Dari mana aja?" Suara Adnan langsung menyapa.
"Eh, Ayah. Vina dari minimarket kok, beli es krim." Tanpa dosa, Vina mengangkat kantung kreseknya. Tidak memikirkan bagaimana curiganya orang tuanya sekarang. Lebih-lebih ayahnya.
"Bukannya stok es krim kamu masih banyak? Kenapa beli lagi?"
Bingung, Vina mengambil jeda singkat untuk memutar otak. "Er, gimana ya, Yah. Ayah kan tahu aku suka banget sama es krim. Jadi, stok kemarin rasanya masih kurang."
Meski alasannya terdengar sedikit tidak masuk akal, Adnan tetap mengangguk. Segera menyuruh Vina untuk naik dan tidur, sebentar lagi sudah jam sembilan. Sudah waktunya istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReyVina
Teen FictionUNDER CONSTRUCTION! SELESAI : 11 Sep 2019 Revisi I : 06 Jan 2020 Revisi II : 01 Jan 2021 * * * Sialnya, tidak semua akhir adalah yang terbaik bagi semua orang * * * Key, Jan18