REYDAN melangkah turun dari atap gedung lima menit setelah pintunya berderit menutup. Cewek tadi sudah pergi. Dan selama beberapa hari setelahnya, setiap Reydan datang ke atap, dia menemukan cewek itu di sana.Dia berjalan menuju kelasnya. Beberapa orang yang berpapasan dengan dirinya langsung menyingkir. Sebenarnya, hal tersebut cukup mengganggunya. Tapi, sudah lah, Reydan tidak lagi peduli.
"Woi, Rey! Gue cari dari tadi eh, malah nongol di kelas. Dari mana lo?" tanya Danu saat melihat Reydan baru sampai di kelas. Masih tidak ada guru yang masuk dan keadaan kelas terlihat cukup mengenaskan. Seperti biasa.
"Atap," jawab Reydan singkat, langsung pergi menuju kursinya.
"Lah masa? Pas tadi gue ke sana, gue cuma ngelihat cewek baru itu yang keluar dari atap. Cewek cantik yang waktu itu gue ceritain, gak ada lo sama sekali," ucap Danu memandang Reydan heran.
Reydan tahu siapa yang Danu bicarakan. Gadis itu, Hanindya Revina. Jangan tanya bagaimana Reydan tahu namanya, dia sempat melihat nametag Vina secara tidak sengaja. Mereka jarangㅡhampir tidak pernah sama sekaliㅡterlibat pembicaraan.
"Oh, si Vina."
"Hah, Vina sapa? Dia kan dipanggil Rere," ralat Danu duduk di depan Reydan.
"Rere? Aneh." Lebih cocok dipanggil Vina.
"Serius deh Rey, tadi pagi lo ada di sana juga atau kagak sih? Kalau lo ada di sana, berarti lo udah bicara dong sama Rere? Penasaran nih gue," desak Danu meminta penjelasan dari Reydan. Padahal itu sesuatu yang tidak penting.
"Kepo banget sih lo," ucap sebuah suara dari belakang Danu yang dengan sukarela menjawab untuk Reydan.
"Weh, My Brother Jo! Dah balik lo? Gak kurang tuh liburannya? Enak ya, jalan-jalan ke Lombok?" tanya Danu sumringah dan memeluk cowok yang memotong pembicaraannya.
Benderict Jonathan, anak semata wayang dari salah satu keluarga konglomerat. Punya sifat supel, periang, dan humoris. The one Prince Charming-nya SMA Harapan Jaya. Dan tentu saja, playboy cap kaleng sarden.
Meski periang, bakatnya dalam tawuran tidak pernah diragukan. Yang paling sadis sepanjang masa, dengan mudah berkata, "Hm, enaknya matahin tulang bagian mana? Lo ada saran?". Atau, "Santai aja kali, sakitnya cuma kayak digigit semut. Masalah bayar-membayar biaya pengobatan juga, gue yang tanggung. Dijamin sembuh sedia kala. Santai aja oke.". Seolah mematahkan tulang dan mengembalikannya adalah hal yang mudah.
Joㅡnama panggilannyaㅡbaru kembali masuk setelah satu hari masuk langsung mendapat surat skorsing. Padahal tahun ajaran baru saja dimulai. Dia adalah sahabat dari kecil seorang Reydan. Dan tentu saja, ibu peri cowok itu.
"Gue kira lo langsung married," ucapnya tersenyum tipis. Reydan melakukan tos panjang mereka dan menarik Jo untuk duduk di sebelahnya.
"Gimana mau nikah, kalau kamu masih di sini Yang," ucap Jo manja mengapit lengan Reydan. Membuat cowok itu menepis dengan segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReyVina
Teen FictionUNDER CONSTRUCTION! SELESAI : 11 Sep 2019 Revisi I : 06 Jan 2020 Revisi II : 01 Jan 2021 * * * Sialnya, tidak semua akhir adalah yang terbaik bagi semua orang * * * Key, Jan18