"SAYA ada bikin masalah ya Kak?" Vina bertanya khawatir. Dia sudah duduk di salah satu kursi, berhadap-hadapan dengan Dika.Tertawa kecil. Dika terlihat tidak marah sama sekali. "Emang lo ngerasa bikin salah apa?"
"Gak ada sih Kak tapi, saya cuma berasumsi aja. Soalnya Kakak sendiri yang panggil saya langsung."
"Astaga, lo itu cute ya Re. Gue kira lo cuma bisa jutek aja, tahunya panik juga bisa."
"Apaan sih Kak? Jadi, saya ada masalah apa?" Vina frustrasi. Di sekolahnya dulu, dipanggil ke ruang OSIS atau oleh anak-anak OSIS itu benar-benar hal yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Karena dipanggil oleh mereka, berarti ada pelanggaran yang sudah dilakukan. Vina kan yakin dia tidak berbuat aneh-aneh sama sekali.
"Gak ada, gue cuma mau ngobrol aja sekalian minta nomor HP lo. Lo kan lumayan sulit buat diajak bicara berdua aja."
Vina mengerjap beberapa kali. Tidak mengerti dengan apa yang Dika bicarakan. Ngobrol katanya? Minta nomor HP? Serius cuma itu? Lagi ngelawak ya orang ini?
"Anjir, hahaha ...." Dika tiba-tiba tertawa. Semakin membuat Vina bingung sendiri. Ketua OSIS-nya ini kenapa?
"Kakak kenapa?"
"Asli lo lucu parah."
Please, apaan sih? Waras gak sih dia? "Jadi, Kakak cuma mau ngobrol sama saya? Kenapa gak bilang langsung aja sama teman-teman saya, daripada cuma kasih pesan buat nemuin Kakak doang? Saya jadi jantungan gara-gara pesan Kakak itu, saya kira saya kena masalah."
Menopang dagu, Dika menatap intens pada Vina. Ada senyum manis yang terpatri di sana. "Ternyata lo bisa bawel juga ya? Jadi seneng gue."
"Kakak cuma mau bilang ini aja?" Vina kembali pada mode ketusnya. Entah kenapa tapi, dia malas berurusan dengan ketua yang satu ini. Tidak minat sekali.
"Gak juga, gue mau bicara banyak hal. Gue mau tahu lo aslinya gimana. Gue mau deket sama lo."
Vina tidak menanggapi ucapan itu. Dia membiarkan Dika terus mengoceh. Vina sedang sibuk dengan sesuatu yang harus dia tulis.
"Lo ngapain Re?" Vina terlalu sibuk sampai Dika menotice dirinya.
Menyodorkan sobekan kertas, Vina tidak mengatakan apa-apa dan langsung pergi begitu saja. Dia malas berbalik meski Dika meneriaki namanya. Harusnya Vina bisa berhenti sejenak dan bertanya ada apa tapi, dia sedang tidak punya banyak waktu. Vina mau cepat-cepat kembali ke kelas karena, berdua saja dengan Dika membuatnya merasa tercekik.
"Lho? Udah dateng lo, cepet amat. Gue pikir bakal sampai bel istirahat bunyi." Mega menyapa Vina terlebih dahulu. Membuat yang lain memandang penasaran. Orang-orang kelas pada berpikir kalau Vina hanya pergi ke toilet, wajar hanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReyVina
Teen FictionUNDER CONSTRUCTION! SELESAI : 11 Sep 2019 Revisi I : 06 Jan 2020 Revisi II : 01 Jan 2021 * * * Sialnya, tidak semua akhir adalah yang terbaik bagi semua orang * * * Key, Jan18