DM-30

3.8K 486 83
                                    

Sudah sebulan sejak kepergian Chanyeol, tapi Kyungsoo masih saja uring-uringan. Bukan Chanyeol tidak pernah menghubunginya, Chanyeol pasti tiap hari menghubungi Kyungsoo. Belum lagi bunga baby breath yang tiap hari dikirimkan ke ruangannya, Chanyeol sudah mempersiapkan semuanya. Tapi Kyungsoo tetap saja merasa kesepian.

Kyungsoo semakin merasa kesepian karena belakangan durasi mereka saling bertelepon semakin sedikit. Biasanya bisa sampai berjam-jam -ponsel mereka tidak dimatikan, dibiarkan hidup selama menjalani aktifitas. Tapi kali ini hanya beberapa menit saja. Nanya sudah makan, segera istirahat dan aku merindukanmu. Kyungsoo tidak bisa lagi banyak-banyak mendengar suara husky Chanyeol.

Semua itu berdampak pada pekerjaan Kyungsoo. Bawahannya sering kena semprot olehnya, walaupun tidak bersalah. Xiumin juga sering diabaikannya karena Kyungsoo lebih sering menatap ponselnya daripada memperhatikan Xiumin yang berbicara.

Siapa yang akan tenang, saat mengetahui Chanyeol di Indonesia? Saat dulu menjadi fans garis keras Trio Bangsat, Kyungsoo tau kalau Trio Bangsat memiliki banyak fans di Indonesia. Dan banyak juga yang menggilai Chanyeol, dan berfantasi tentangnya.

"Aaaaarrrggghhhh...." Kyungsoo mengusak kepalanya, kesal. Bagaimana kalau di Indonesia Chanyeol bertemu dengan dedek-dedek gemez? Atau teteh-teteh gemez? Paling parah, tante-tante gemez!!!

Kyungsoo mencoba memutar otaknya. Bagaimana cara agar dia bisa bertemu Chanyeol dengan segera. Setau Kyungsoo, Chanyeol sedikit tertahan di Indonesia, karena buruh pabrik meminta kenaikan upah.

"Ummm..., pak. Ada berkas yang harus bapak tandatangani." Kyungsoo nekat memasuki ruangan Park Bo Gum, CEO-nya.

"Tumben kau yang datang, Kyung. Biasanya sekretarismu." Bogum menatap sedikit heran ke arah Kyungsoo, tapi tetap menandatangani berkas yang diberikan Kyungsoo.

"Ada lagi?" Tanya Bogum saat melihat Kyungsoo tak bergeming.

"Ngg... Tidak Pak. Terimakasih, saya undur diri dulu." Kyungsoo segera keluar dari ruangan Bogum dan menggigit lidahnya. Entah kenapa kata-kata yang sudah dipersiapkannya tertahan di bibirnya.

Kyungsoo mondar-mandir di ruangannya, masih mencari ide. Sebenarnya dia ingin mengajukan cuti dan menyusul Chanyeol ke Indonesia, tapi dia terlalu takut. Belum ada setahun, tapi langsung minta cuti. Perusahaan pasti tidak mengijinkan. Tapi, rindunya Kyungsoo sudah tidak bisa tertahan lagi.

Kyungsoo berjalan ke arah pantry, tidak terlalu yakin. Dibuatkannya kopi dan berjalan menuju ruangan Bogum lagi.

"Kenapa Kyung?" Bogum keheranan melihat Kyungsoo yang membuka pintunya, membawa cangkir minuman.

"Uda ngopi belom? Diem-diem bae... Ngopi ngapa ngopi..."

"...."

"Hehehe... Saya cuma mau ngasih secangkir kopi pak. Barangkali bapak sedang mengantuk dan butuh kopi." Kyungsoo meletakkan cangkir kopinya diatas meja kerja Bogum.

"Dan... Kau punya keperluan lain, Kyung?" Tanya Bogum kemudian saat melihat Kyungsoo hanya berdiri saja, tidak mengucapkan sesuatu.

"Ngg... Ti-tidak Pak. Saya undur diri dulu." Kyungsoo berlalu dari ruangan Bogum dan menggigit lidahnya lebih keras dari sebelumnya.
.
.
.
.
.
Menjelang sore, Kyungsoo belum mendapatkan ijin cuti dari Bogum. Jika dia bolos kerja, bisa-bisa dia dipecat dan imagenya sebagai calon menantu keluarga Park, hancur sudah.

"Menantu dari mana! Mengatasi rasa rindu saja kau tak bisa! Kenapa kemarin kau selalu jual mahal saat Chanyeol mendekatimu sih, Kyung..." Kyungsoo merutuki nasibnya.

Berkali-kali Kyungsoo mondar-mandir melewati ruangan Bogum. Sepertinya Bogum akan lembur hari ini, karena beberapa karyawan sudah mulai pulang.

Kyungsoo kembali keruangannya, dan membawa vas bunga kesayangannya berisi bunga baby breath yang dikirimkan Chanyeol. Dia menghirup aroma bunganya sekilas, dan bergegas menuju ruangan Bogum.

ᴅɪʀᴇᴄᴛ ᴍᴇꜱꜱᴀɢᴇ (gs) - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang