Merah dan Berkuah.

574 68 8
                                    

Kuroko menundukkan kepalanya, sudah diduga dia tidak pantas untuk menulis hal seperti itu. Karena sesungguhnya dia adalah penulis karya sastra yang menggunakan banyak kalimat kiasan dan juga artian bermakna.

"Maaf karena aku sudah menulis seenaknya. Sebelumnya aku mendengar soal kalian semua dari Momoi-san, dan saat melihat pertandingan kemarin aku tahu jika basket juga bisa membuat seseorang berubah." Ucap Kuroko menundukkan kepalanya.
"Tidak, tidak. Artikel ini sangat menarik untuk dibaca karena isinya tidak kaku dan penuh dengan banyak penggambaran emosi." Balas Kagami.
"Bukankah kita menargetkan anak SMP dan SMA, maka artikel bertajuk masa muda begini sangat menyenangkan. Terlebih lagi ada beberapa kalimat yang dapat memberi semangat." Jelas Aomine tersenyum.

"Aku malu karena aku harus mengakui beberapa isi hati dari kalimat di sini." Midorima menyembunyikan wajahnya yang tersipu.
Semua orang memuji betapa pandainya Kuroko dalam menggambarkan sebuah perasaan saat bermain basket ke dalam sebuah kalimat.

Akashi tahu jika Kuroko adalah orang yang tepat untuk menggerakkan hati orang lain lewat tulisan. Karena ucapan tidak selalu bisa tertanam, tapi bisa menusuk menembus hati. Sedangkan tulisan, akan tumbuh dan mekar di dalam hati.

Usai membicarakan bahasa dan penulisan milik Tetsuna, semuanya kembali bekerja secara individu, Murasakibara mulai proses editing. Sedangkan Midorima menghubungi beberapa pihak dari divisinya untuk mengumumkan launching majalah baru mereka.

Aomine mengurus bagian promosi dan mencari relasi sebanyak yang dia bisa ke setiap divisi dalam kantor. Momoi kembali mengumpulkan data dari pakar basket dan pemain yang  berpengaruh.

Seminggu berlalu cepat, hari ini mereka semua tidak ada kegiatan apa pun dan hanya menunggu kotak surat serta email.

Entah majalah ini akan berhasil atau tidak, tapi mereka akan tetap menunggu. Akhirnya Midorima membuka ke alamat email yang dibuatnya untuk majalah mereka. Saat dibuka semuanya menjerit, respons yang positif datang dengan cepat.

"Yosha!!!" seru Aomine dan Kagami bersamaan saling rangkul.

Aku tidak tahu jika Generasi Keajaiban masih ada, dan kini justru membuat majalah basket. Apa aku bisa menyapa mereka?
Aku akan bermain basket!

Aku lemah, apa menurutmu aku bisa ikut bertanding?
Tolong beri kami tips seputar basket!!

Pastikan rubrik favorit yang nanti akan ditambahkan, sesuatu yang cocok dengan basket!

Respons itu langsung ditanggapi oleh Midorima, karena dia akan menjadi customer care untuk bertanggung jawab atas email yang masuk.

"Baiklah, semuanya mulai bekerja lagi." Kata Akashi bersemangat. Semua anggotanya keluar untuk mulai bekerja. Momoi mencetak beberapa jadwal investigasinya. Para anggota juga memikirkan soal rubrik tambahan yang nantinya akan terus muncul bersama mendampingi artikel tentang basket. Juga referensi yang cocok bersama dengan tema majalah mereka.

Murasakibara dengan teliti mulai membuat desain rubrik tanya jawab untuk di akhir halaman.
Kagami sibuk dengan jari jemarinya yang terus menari di atas keyboard. Aomine membawa setumpukan kertas kosong untuk mencetak lembaran sampul yang baru. Wajah mereka terlihat sangat serius, bahkan Aomine berkali-kali mengerutkan dahinya kesal.

"Ano, Akashi-san.. Apa kalian tidak bermain basket lagi?" tanya Kuroko penasaran.
"Hm? Dulu kami kira, kami akan selalu bermain basket sampai kapan pun. Tapi kami tidak punya hak itu lagi..." balas Akashi dengan nada sedih yang membuat Kuroko kaget.

"Apa maksudnya? Semua orang punya hak untuk bermain basket." Jelas Kuroko tidak terima.
"Kau benar-benar tidak tahu apa pun soal olahraga ya?" tanya Akashi, wajahnya sedikit kesal tapi tiba-tiba tersenyum.

Basketlicious (KnB Fanfic) [AkaFemKuro] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang