Italia? Atau Amerika?

344 56 7
                                    

Mereka memang makan pizza, tapi sudah hampir 15 menit duduk di kursi restoran bertema Italia mereka masih belum memesan.

"Italia itu pizza yang asli. Lebih nikmat dan renyah." kata Kuroko berwajah datar tapi ngotot.
"Tidak, Amerika itu pizza yang lebih empuk dan tebal." balas Kagami tidak mau kalah.
"Itu bukan pizza yang sebenarnya. Saus yang digunakan dalam pizza Italia juga lebih meresap dengan rasa herb yang membuat pizzanya jadi lebih fresh." jelas Kuroko.

"Tidak, tetap saja Amerika menang di bagian isian terutama daging. Toppingnya lebih kaya daripada Italian."

"Hei untuk apa berdebat soal yang tidak penting?" tanya Aomine mulai jengkel.
"Ini penting tahu!" seru Kagami diikuti suara bentakan lirih Kuroko.
"Ne~ Aku lapar sekali, cepatlah pesan atau aku akan mati di sini~" sahut Murasakibara yang mulai merengek.

.

.

.

Akhirnya setelah lelah berdebat dan dihentikan oleh bos mereka tentunya, semua mulai memesan pizza yang diinginkan.
1 buah American Pizza topping meat lovers. 1 buah Italian Pizza topping black olives, mushrooms, onions, pepperoni, basil, dan extra cheese. 1 buah Italian Pizza Hawaiian. 1 buah American Pizza topping seafood, dan vegetable. 

Lalu diikuti dengan satu gelas beer besar yang dipesan oleh semuanya. Kecuali satu orang yang lebih memilih untuk minum orange juice atau mocktail.

"Eh? Bukankah sangat disayangkan kalau tidak minum? Bahkan aku bisa minum." kata Momoi mencoba membujuknya.
"Aku belum pernah minum sama sekali, jadi aku tidak tahu bagaimana rasanya. Ayahku bilang untuk menghindari alkohol." balas Kuroko datar.
"Memangnya kau ini anak SD apa?" batin semua rekannya bersamaan.

Selagi menunggu pizza yang dipesan datang, Kuroko mulai menggeluti ponselnya lagi. Ia mengambil setiap sudut restoran. Benar-benar restoran yang suasanya seperti di Italia.
Bahkan chef dan pemiliknya memang orang Italia. Ditambah pemanggang pizza yang terbuat dari tungku batu makin mempercantik desain restoran yang pas.

Restorannya juga cukup ramai dikunjungi banyak keluarga dan rekan kerja yang ingin menikmati pizza dengan nuansa asli Italia.

"Sebenarnya apa yang kalian perdebatkan tadi? Memang pizza itu berbeda ya?" tanya Aomine tanpa wajah berdosa.
"Tentu saja berbeda. Jadi..." Kuroko mulai menceritakan tentang sejarah Pizza.

Pada abad ke-16, pizza adalah alat tukang roti, sebuah adonan yang digunakan untuk menentukan temperatur oven. Makanan para warga miskin, pizza dijual di jalanan dan belum dianggap sebagai resep dapur terkenal. Sebelum abad ke-17, pizza ditutupi saus putih. Kemudian diganti oleh minyak, keju, tomat atau ikan - tahun 1843, menjelaskan keragaman pelengkap pizza.  

Bulan Juni 1889, untuk menghormati Ratu Italia, Margherita dari Savoy Koki Neapolitan  Raffaele Esposito menciptakan "Pizza Margherita", sebuah pizza yang dipenuhi tomat, keju dan basil, untuk menggambarkan warna bendera Italia . Dialah yang pertama kali menambahkan keju.

"Pizza Italia biasa dikenal dengan Napolitan Pizza, yang diambil dari nama koki yang membuatnya. Lalu saus margharita diambil dari nama Ratu yang ada di Italia." jelas Kuroko diikuti anggukan dongo semua orang.

Karena mendengar cerita Kuroko dengan khidmat akhirnya pizza mereka datang. Semuanya mulai menepuk tangan bersamaan.
Kagami dan Aomine tentu saja mengambil dengan topping meat lovers. Saat mereka menariknya keju mozzarella yang meleleh ikut tertarik. Harum aroma pepperoni, sosis, ham, bacon, dan beef salami membuat Kagami serta Aomine tergiur. Mereka mengulum air liurnya masuk ke dalam, dan membuka mulutnya.

Satu gigitan yang begitu empuk dari adonan Amerika yang begitu tebal ditambah mozzarella yang masih panas menguap memenuhi rongga mulut mereka.
"Haaah... Enyaaak~" ucap Aomine dengan wajah super santainya.
"Wooah mozzarellanya sangat panjang." kata Kagami yang menggigit sekaligus menarik satu potong pizza yang ada di tangannya.

"Kagami, jangan bermain-main dengan makanan nanodayo." tegur Midorima. Tapi Kagami tetap melakukannya hingga ia sudah tidak bisa menariknya lagi dan jatuh. Semua menatapnya kesal tapi ia menunjuk beberapa anak yang juga melakukan hal sama.

"Kau bukan anak SD lagi nanodayo." keluh Midorima kembali, Aomine hanya menertawainya dengan segala kesenangan.
Kali ini Kuroko mengambil potongan pizzanya yang kedua. Ia mencium aroma basil, dan minyak rosemary yang begitu harum.

Biasanya Italia Pizza juga dilumuri oleh minyak rosemary dan herb lainnya sebelum ditumpuk dengan saus margharita dan keju mozzarella.

Berbeda dengan potongan pizza yang pertama, kali ini Kuroko mencelupkannya ke sebuah saus putih yang tadi dimintanya.
"Apa itu saus pizza yang lain?" tanya Momoi penasaran.
"Ini saus tartar. Rasanya agak sedikit manis dan asam, tapi sangat cocok dengan pizzanya." balas Kuroko.
"Oh kau sangat pandai Kuroko. Boleh aku minta juga?" Kagami ikut mencelupkan pizzanya. Jika makanan sudah ada di depan, maka tidak penting apakah itu Italia atau Amerika. 

Selama koki memberikan perasaan terbaiknya untuk membuat makanan, dan mereka yang memakannya dengan perut kosong. Maka tidak ada yang dipermasalahkan.

"Hmm~ Rasa nanas dengan ham yang berpadu antara asin, gurih, asam, dan manis tercampur baik." kata Murasakibara mengunyah Hawaiian Pizzanya dengan sangat senang.
"Keju yang digunakan di dalam pesanan Kuroko bukan hanya mozzarella saja ya?" tanya Akashi menerka-nerka keju yang tengah berada di mulutnya.

"Un, aku meminta ekstra cheese. Biasanya kita diberi pilihan untuk menambah mozzarella atau keju yang lain. Aku menambahkan parmesan sehingga rasa gurihnya tercampur baik dan makin nikmat." balas Kuroko yang mengambil potongan pizza seafood Momoi.
Mereka saling ambil dari pizza satu ke yang lainnya. Satu potong diikuti dengan tegukan beer dingin yang membuat dahaga terasa hidup.

"Aaahh~ Ini baru hidup!" seru Aomine meletakkan gelas beer kosongnya di atas meja cukup keras. Mereka bersantai sembari memikirkan ide untuk menentukan isi majalah mereka berikutnya.

"Kuroko..." panggil Akashi tiba-tiba, Kuroko segera menoleh padanya. Tanpa peringatan atau aba-aba, Akashi menghapus remahan pizza yang ada di samping bibir gadis manis itu dengan sapu tangannya. Semua mata membulat sempurna menatapnya, bahkan Kagami yang sedang minum menyembur pada Midorima tanpa sadar.

"Memangnya kau anak kecil apa, makanmu berantakan." kata Akashi agak kesal, ia tidak sadar sedang diperhatikan.

"Ararara Akashi-kun?" goda Momoi dengan senyum mengintimidasi.

"Ha?" respons Akashi heran melihat semua rekannya terkejut mendongak.
"Aka-chin, dan Kuro-chin apa kalian berdua pacaran?" tanya Murasakibara langsung tanpa berpikir. Akashi tersentak, dia baru sadar tindakannya itu diamati oleh rekannya. Mungkin sebelumnya Kuroko akan tersipu, tapi apa yang dikatakan Akashi tadi sore memberinya kejelasan. Tidak mungkin atasan berkencan dengan bawahan sepertinya.

"Tidak mungkin Murasakibara-kun. Akashi-san hanya pandai merawat orang." balas Kuroko datar, entah lah tapi kini justru Akashi merasakan sesak di dadanya.

...

Bagus Kurokooo my laaavvvv, daripada baper mending laper ye :")
Jan mau dimodusin atau dibaperin sama laki receh kek Akashi /lah /lugimanasih

Semoga Akashi, Kuroko, dan saya sendiri diberi pencerahan untuk lanjut ff ini tanpa laper dan baper /setanlu
Dan mungkin ke depannya bakal diganti scene makan ke basket, terus juga daripada bingung2 mikirin OC saya pakai crossovernya Slam Dunk dan Dear Boys ngehee

Btw, terima kasih sudah mengikuti Basketlicious sampai sejauh iniii!!!
Hari minggu besok saya update marathon yaaa biar gak menuhin draft huehehehehehehehehe /nak

Basketlicious (KnB Fanfic) [AkaFemKuro] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang