[12] Mencoba Terbuka

60 12 42
                                    


"Aadhira! Bangun nak! Itu ada yang nyariin kamu tuh!" suara Nadira, Mama Aadhira terdengar ke seluruh penjuru rumah di hari Minggu pagi. Aadhira segera bangun dari tempat tidur, dan keluar kamar dengan piyama motif Gudetama warna kuning cerah. Aadhira menuruni tangga, dengan mata yang masih mengantuk.

"Siapa Ma?"


Saat Nadira hampir menjawab pertanyaan putrinya, Nadira menggeleng-gelengkan kepalanya karena melihat Aadhira masih memakai setelan piyama Gudetama kesayangannya.

"Boleh-boleh aja kalau kamu baru bangun. Tapi jangan keluar pake piyama doang dong, sayang."


Aadhira bergeming dan mengikat rambutnya. Tanpa menyisirnya.

"Siapa yang dateng sih Ma? Ini masih jam tujuh pagi lho."


"Liat aja ke ruang tamu. Mama mau bikin sarapan dulu," Nadira menunjukkan arah ruang tamu dengan dagunya.

"Aadhira, kalau udah punya pacar, bilang-bilang dong sama Mama. Jangan ngaku-ngaku jomblo. Mama seneng kok, kamu punya pacar kayak dia. Baik anaknya."


Pacar? Sejak kapan gue punya pacar?


Karena penasaran, Aadhira pergi ke ruang tamu. Disana, ada Al yang sedang menahan tawanya karena melihat Aadhira dengan setelan piyamanya. "Ish, elo ternyata," Aadhira menatap sengit Al. Kesal karena Aadhira tahu Al sedang menahan tawanya kuat-kuat.

"Udah sih, kalau mau ketawa ya, ketawa aja."


Merasa diizinkan, Al tertawa sepuasnya. Setelah itu dia berkata, "Lo.., lucu deh kalau pake piyama itu." tawa Al terganti dengan senyum khas miliknya sehingga kedua lesung pipinya terlihat dengan jelas.

"Mencerminkan diri lo banget. Gua suka deh, liatnya."


Mendengar kata suka, wajah Aadhira memerah.

"Lo, ngapain kesini pagi-pagi? Terus kenapa lo bisa tau rumah gue?"


"Kalau gua bilang gua cuma datang pagi-pagi buat liat lo, percaya ngga?" setelah itu Al tertawa lagi karena wajah Aadhira semakin memerah.

"Gua bercanda."


"Apaan sih lo?! Dari kemaren lo ngomongnya gitu mulu deh!" protes Aadhira tidak terima.


"Ngga jadi deh bercandanya," Al berhasil membuat Aadhira terdiam dengan wajah yang masih merah padam.

"Gua beneran pingin liat lo, kangen. Gua juga mau nagih janji sama lo." Aadhira menatapnya dengan penuh tanda tanya. Kemudian, Al melanjutkan,

"Kan lo mau temenin gua nyari kado buat adek gua, lu lupa?"


"Tapi ini masih pagi."


"Lu juga ngga inget kalau gua dapet sambutan meriah dari penonton pensi lo bakal temenin gua seharian?"


Aadhira ingat. "Oke, terus lo mau ngajak gua kemana pagi-pagi gini?"


What You Need Are Just A Cup Of TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang