[9] Sempurna

63 10 7
                                    

Aadhira kini berada di belakang panggung, mengawasi dan mengecek ulang, takutnya, ada sesuatu yang kurang. Sedangkan, Arsa sibuk memotret di sana-sini, Lysia sibuk berjualan di stan milik ekskulnya, Arya sedang siap-siap untuk tampil dengan teman satu timnya, dan Al ada di sebelah Aadhira menunggu giliran tampil, lebih tepatnya, bersembunyi dari para alumni, adik kelas, bahkan seangkatan yang berjenis kelamin perempuan.

Setelah mereka tahu Al akan menyanyi, banyak sekali gadis-gadis yang ingin meminta foto, atau hanya sekedar melihatnya dari dekat saja. Aadhira yang tahu alasan sebenarnya dari Al yang sedari tadi ada di sebelahnya, hanya berkomentar, "Ah, itu sih akal-akalan lo aja. Mana mungkin cowo kaya lo punya fans? Emangnya di sinetron-sinetron? Bilang aja lo mau deket-deket sama gue." Dan Al membalasnya dengan senyuman yang membuat kedua lesung pipitnya terlihat.

Ya, karena itu salah satu alasannya juga.

Aadhira memakai baju angkatan berupa kaos merah pendek dengan sablon motto angkatan di bagian punggung, dengan bawahan celana jeans hitam dan rambut diikat satu. Menurut Al, penampilan itu terlihat segar. Karena selama ia bertemu dengan Aadhira, rambutnya selalu digerai, dan kalaupun diikat, tidak akan diikat satu. Al tidak mengerti model rambut perempuan kecuali ikat satu atau kuda, ikat samping, ikat dua, kepang, dan kepang dua. Intinya, penampilan Aadhira kali ini berbeda, dan Al suka itu.

"Apa liat-liat?" sinis Aadhira, dan matanya mendelik tajam ke arah Al. Aadhira meneliti penampilan Al dari atas ke bawah, dan tanpa sadar, ekspresinya ikut berubah. Hari ini dia lebih rapi Aadhira membatin. Walaupun hanya memakai kaos yang di dobel dengan kemeja flanel, jeans, dan sepatu yang biasa di pakai di sekolah, Al terlihat menarik di matanya. Mungkin, karena Aadhira terbiasa melihat Caraka menggunakan kaos oblong atau bahkan bertelanjang dada, dan Hansa yang jarang pulang,pulang kerumah, mentok-mentok pakai kaos dan kolor biasa, jadi Aadhira merasa, penampilan cowo di depannya ini menarik. Etdah, ini udah masuk salah fokus. Sadar, Aadhira, sadar!

"Lo juga, liat-liat ke gua, kenapa?" Al berbicara dengan nada santainya, sadar dia diperhatikan penampilannya oleh Aadhira. Gadis itu tersadar, dan memalingkan wajahnya kemana saja. "Lo bikin kalimat yang kreatif dikit, kek."

"Lah, suka-suka dong, mulut-mulut gua."

"Makan nih mulut!" Aadhira menyumpal gorengan gehu pedas dari hidangan miliknya dengan cepat ke mulut Al. Dan ketahuilah, Al tidak suka makanan pedas. Mau tak mau, Al mengunyah gehu itu sampai habis, karena terlanjur masuk ke mulutnya walaupun dia tidak suka pedas. "Air! Aadhira! Air!"

Tawa Aadhira berderai. Sambil terus tertawa, dia mengambil air mineral botol di sebelah kotak hidangan asal, lalu memberikannya pada Al.
"Nih, minum."

Al langsung meminumnya tanpa pikir panjang. Yang penting rasa pedas di mulutnya reda, dan dia tidak terlihat memalukan lebih lama di hadapan para panitia yang ada disitu, termasuk Aadhira.

"Gehunya pedes banget anjir," Al menyeka bibirnya dengan tangan. "Tega banget lo jadi cewe!"

"Salah sendiri!"

"Lo yang mulai, kan?"

"Tapi lo ngeselin! Gue sumpel aja mulut lo pake gehu pedes sekalian!"

"Gua ngga suka pedes!"

"Ya, mana gue tau! Emangnya lo siapa gue?!"

Jleb. "Eh ini minum siapa?" Al bertanya, mengalihkan pembicaraan.

"Eh iya, ya?" Aadhira meneliti ke arah meja tempat dia mengambil botol itu. tiba-tiba wajahnya memerah, dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Lo kenapa?"

"I-itu bo-botol min-num gue," Aadhira bicara lirih.

"Apa? I-ini?" wajah Al juga memerah. "Yaudah, nih, gua balikin. Makasih buat airnya, Dhira."

Semua orang yang ada di situ menatap mereka dengan aneh, menanyakan hal yang sama. Mereka ini, sebenernya kenapa?

Sekarang, tinggal satu penampilan lagi, dan Al akan tampil di atas panggung. Dia memegang gitarnya dengan percaya diri, walaupun jantungnya memompa lebih cepat. Dia gugup, tentu saja. Ini memang bukan kali pertama dia tampil di atas panggung, tapi sekarang keadaannya berbeda. Biasanya, Al tampil di puncak acara Agustusan komplek, atau malah hanya tampil karena di suruh Zefanya saja.

"Nah, tadi penampilan dari XII-IPS-2! Beri tepuk tangan yang meriah!" Pembawa acara yang juga dari OSIS naik ke panggung. Hati Al makin berkecamuk.

Santai, santai, santai. Lo ganteng kok. Banget malah. Tampil yang terbaik, dan lo bakalan bisa jalan-jalan sama Aadhira seharian.

"Selanjutnya, penampilan yang di tunggu-tunggu sama cewek-cewek!" seru pembawa acara. Al melihat Aadhira naik ke atas panggung. Lalu terdengar suara Aadhira.
"Langsung aja ya, kita panggil! Ini dia! Penampilan perdana Al Dharma Paramayoga kelas X-IPA-5!"

Al menaiki panggung dengan mantap. Mantap kalau ia bisa mendapat sambutan meriah dan bisa mengajak Aadhira pergi kemanapun seharian. Aadhira tersenyum ke arahnya, dan Al jadi kikuk di buatnya. Aadhira menepuk punggung Al, memberi dukungan, dan berkata tanpa suara, memberi semangat. "Ganbatte."

Petikan gitar mulai mengalun. Dan Al mulai menyanyi.

I found a love for me
Darling just dive right in
And follow my lead
Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love

Semua gadis yang di sebut-sebut penggemar Al mulai menjerit. Aadhira yang baru saja turun panggung, segera keluar dari belakang panggung, dan ketika dia ditegur oleh salah satu panitia, tapi Aadhira menghiraukannya dan berkata bahwa dia hanya akan pergi sebentar saja.

Sebentar saja. Aadhira ingin melihat wajah Al saat menyanyi, sebentar saja.

Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes you're holding mine

Al bisa melihat Aadhira berlari mendekati panggung, lalu tersenyum sebelum melanjutkan lagunya lagi.

Baby I'm dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass, listening our favorite song
When you said you look a mess, I whispered underneath my breath
But you heard it, darling, you look perfect tonight
Well I found a woman, stronger than anyone I know
She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home

I found a love, to carry more than just my secrets
To carry love, to carry children of our own
We are still kids, but we're so in love
Fighting against all odds
I know we'll be alright this time
Darling, just hold my hand
Be my girl, I'll be your man
I see my future in your eyes

Mata mereka bertemu. Tapi Aadhira merasa, tatapan itu bukan hanya untuknya.

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms
Barefoot on the grass, listening our favorite songs
When I saw you in that dress, looking so beautiful
I don't deserve this, darling, you look perfect tonight

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms
Barefoot on the grass, listening our favorite song
I have faith in what I see
Now I know I have meet an angel in person
And she looks perfect
I don't deserve this
You look perfect tonight

Al menyelesaikan lagunya, dan mendapat tepukan yang meriah. Aadhira sadar, dia harus merelakan satu harinya untuk Al. Dan entah mengapa, Aadhira tidak keberatan jika ia bersama Al sehari penuh.[]

31 Desember 2017
🎆Selamat Tahun Baru🎆

What You Need Are Just A Cup Of TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang