Mawar usang pancarkan lara tak terkira
Hitam lekat menyelimuti kelopaknya
Daun batang durinya kering tak bernyawa
Nampak sudah ketidakberdayaannyaDirinya yang telah lelah tak bertenaga
Menyampaikan satu pesan luka
Yang membuat layu jiwa dan ragaDihabiskannya setiap malam petang
Bersama tangisan malang
Hingga melukiskan warna usang
Dan ukiran pedih yang bersarangTak lama terdengar samar suara
Mengucap kata kehilangan cinta
Dari tangan yang dulu menggenggamnyaTiba sepercik titik menyilaukan mata
Ada seri pada hitam kelopak mawar bunga
Pusat perhatian tergali kearah sana
Mendapati setiap kelopak hitam utuh berasa
Yang masih menyatu pada pusatnya
Tanpa menggugurkan diri dari tangkainyaDibalik kelemahannya
Masih tersimpan kenangan bersama
Masih terjaga genangan rasa
Dan ternyata duka justru menguatkannyaSemerbak aromanya masih sama saat pertama
Dia bertahan mengagumkan dengan caranya
Bola mata pun terkesima menatap pesonanya
Iya, pesona bunga mawar dengan warna usangnya12 Februari 2017
YOU ARE READING
Bait Aksara
PoetryKumpulan puisi berwujud diksi yang mengambil alih seluruh cerita. Lalu bait telah menyelesaikan tugasnya untuk melukis aksara.