Secangkir cokelat menemani senja yang akan usai,
Lagi-lagi tergambar bayangnya,
Pada langit yang kupandang dengan seksama,
Ribuan kilometer telah ku tempuh,
Dari kota metropolitan ke sebuah pedesaan,
Dari sebuah keramaian ke dalam kesunyian,
Dari sebuah kerumunan menjadi seorang diri,
Tetap saja,
Bayangnya selalu tergambar,
Pada langit yang begitu tenang pembawaannya,
Jerah...
Semakin aku berlari,
Semakin kuat bayangnya mengikuti,
Sudah...
Iya aku sudah menyerah,
Kupilih untuk kembali pulang,
Biar saja waktu yang melenyapkan,
Bayangnya dari benakku,
Biar saja padatnya kegiatan,
Yang merenggut semua ingatan tentangnya,
Biar saja semua mengalir,
Seperti air yang pasti akan bermuara,
Biar saja hari demi hari berlalu,
Itu yang akan membiasakanku,
Tanpa dirinya,
Tanpa hadirnya,
Atau bahkan, tanpa bayangnya.
YOU ARE READING
Bait Aksara
PoetryKumpulan puisi berwujud diksi yang mengambil alih seluruh cerita. Lalu bait telah menyelesaikan tugasnya untuk melukis aksara.