Memutar kembali memori ingatan
Denganmu sahabat
Kuhabiskan waktu
Sedetikpun tak terlewat
Untuk bersamamu
Tak bisa kusembunyikan apapun
Dari hadapanmu
Sukaku terlontar begitu saja
Ratusan kali kumenceritakannya
Terus menerus tanpa jeda tersisa
Dukaku tak terbendung
Dari kecemasanmu
Seakan goresan di hatiku
Goresan di hatimu pula
Caci makimu membeludak
Hingga pipiku digenangi air mata
Bagiku..
Itu bukanlah caci makian yang menyakitkan
Namun caci makian rasa sayang
Dan kala semua itu berlalu
Pelukanmu menghangatkanku
Begitulah caramu menenangkanku
Terima kasih sahabat
Sahabat,
Apa pantas kata itu kamu berikan padaku?
Maafkan aku sahabat
Maaf jika waktuku untukmu
Tak lebih banyak
Seperti waktumu untukku
Maafkan durasi ceritaku lebih panjang
Daripada durasi ceritamu
Maafkan aku
Pendengaranku tak sesetia pendengaranmu
Maafkan aku
Kepekaanku tak sebesar kepekaanmu
Maafkan aku maafkan
Walaupun aku mengerti
Kamu tak pernah memintaku
Menjadi seperti apa yang kamu mau
Kamu tak pernah memaksaku
Menjadi orang lain yang bukan diriku
Tapi rasa bersalah terus menyelimuti diri
Tak tertahan lagi
Air mata pun bercucuran tanpa henti
Dengan lembut
Kamu menyeka kedua pipi ini
Seraya berkata
*Sudahlah, tak perlu merasa seperti itu
Aku memahami
Dibalik sikap acuhmu
Tersimpan tumpukan kekhawatiran untukku
Dibalik amarahmu
Tersimpan rasa peduli untukku
Aku bisa menegerti
Bagaimana caramu menyayangiku
Tak pernah sekalipun
Kamu ungkapkannya dengan kata
Namun tindakanmu
Membuktikan semuanya
Hal kecil sederhana darimu
Mengembangkan senyumku
Ketika mengingatnya
Dengarlah...
Tugas sahabat
Bukanlah hanya menerima kelebihan
Namun sepatutnya juga
Untuk melengkapi kekurangan*
Terima kasih sahabat
Kita masih tetap sahabat bukan(?)
Tawa kecil pun beradu padu
Untuk melepas rindu
Diantara sajakku dan sajakmu
#Begitu besar tekad kita untuk saling mendukung atas pilihan masing-masing. Berbeda ruang dan luasnya jarak yang membentang bukanlah alasan untuk tak saling mendoakan sebuah kebaikan. Lingkup mimpi dan cara yang kita tempuh untuk meraih mimpi memang lah berbeda, aku dengan caraku dan kamu dengan caramu. Namun ingatlah, kita ini sama. Sama-sama mempunyai mimpi dan berjuang untuk mencapainya. Kita harus sama, sama-sama mengingatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Kita harus saling, saling mengingatkan kesalahan satu sama lain. Kita masih tetap sahabat bukan?
YOU ARE READING
Bait Aksara
PoetryKumpulan puisi berwujud diksi yang mengambil alih seluruh cerita. Lalu bait telah menyelesaikan tugasnya untuk melukis aksara.