Tatapan kosong membisu bersama pilu
Sejenak menyeru lamunku
Tuk membayang mimpi syahdu
Di dalam angan pikirankuPada puncak tertinggi
Tanpa letih aku mengagumi
Gumpalan awan terbentuk dalam variasi
Hilir-mudik secara silih bergantiLepas berteriak suka ria
Menunjuk awan disini dan disana
Dengan keindahan yang berbalut asa
Pancarkan sinar rasa penyilau mataBayangnya ada secara tiba
Dibalik kilauan rasa tanpa jeda
Aku mengakui bahwa ini dosa
Menambatkan hati pada makhlukNya
Di dalam waktu yang tak semestinyaTengkuk lutut lemah seketika
Terjatuh dan bersimpu kepadaNya
Memohon ampun atas segala rasa
Yang terpendam dan tertuju pada makhlukNyaTak sanggup lisan ini
Tuk ungkap hal yang belum pasti
Pada dirimu dimana ku menambatkan hati
Mungkin saja hanya ingin diri
Yang terbawa oleh khayalan mimpiBiar saja ku ungkap semua rasa
Dihadapan Sang Pencipta
Melalui panjatan doa-doa
Disepertiga malam yang dicintaNyaJika pancaran sinar awan
Memamng benar replika rasa dari ketulusan
Maka dirimu akan datang bersama ketetapan
Ketetapan dariNya yang begitu menawan
Laksana embun yang menyejukkan15 Juni 2017
YOU ARE READING
Bait Aksara
PoesíaKumpulan puisi berwujud diksi yang mengambil alih seluruh cerita. Lalu bait telah menyelesaikan tugasnya untuk melukis aksara.