Lima

1.4K 57 4
                                    

Lala sekarang berada di rumah,ia sedang melakukan pekerjaan rumahnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Lala memang melarang Revan untuk tidak menyewa pembantu,kalo pembantu yang mengerjakan pekerjaan rumah,lalu dia melakukan apa ? Dia pasti akan merasa bosan seperti bulan bulan awal saat ia menjadi istri Revan saat ia masih menjadi seorang mafia.

Lala saat ini sedang mengepel lantai,membersihkan lantai putih yang kotor karena jejak sepatu. Telpon rumah berdering,sampai saat ini Revan tak memberikan Lala sebuah telepon genggam,alasannya masih sama seperti dulu,takut Lala selingkuh. Lala menaruh tongkat pelnya di lantai lalu berjalan mendekat ke arah telpon rumah lalu menganglat telpon yang masih berdering itu.

"Halo !" sapa Lala

"Halo,ini saya Mrs. Stacy !" suara guru BP Becca menelpon pasti untuk mengundang orang tua Becca lagi ke sekolah.

"Miss suruh saya ke sekolah besok ? Anak saya bikin ulah lagi ya ?" tebak Lala dan suara kekehan Mrs. Stacy terdengar di telinga Lala.

"Ya begitulah buu...."

"Besok aku akan kesana !" ujar Lala dan langsung menutup telepon rumah itu dengan kasar. Ia benar benar di buat emosi oleh putrinya itu,sikap kasar turunan dari Revan benar benar menurun pada Becca,belum lagi dengan sikap keras kepala turunan darinya. Lengkap sudah menderitaan Lala saat mengurus putri bandelnya.

Lala melirik ke arah jam tangan mewah yang melekat di lengannya ia harus menjemput Nico sekarang ,jangan sampai ia terlambat menjemput Nico,ia tak mau anaknya jadi sasaran penculikan seperti yang ada di berita TV akhir akhir ini.

Lala langsung meraih tasnya lalu menaruhnya di bahu sebelah kiri dan segera meluncir ke sekolahan Nico. Menaiki mobil yang ia setir sendiri. Sangat sulit membujuk Revan agar ia mau mengajarinya mengendarai mobil. Lala benar benar merayu Revan sekuat tenaga agar Revan mau mengajarinya. Bahkan Lala harus menuruti syarat yang di ajukan oleh Revan,syaratnya adalah selama satu minggu penuh Lala harus ikhlas Revan menerkamnya di ranjang melakukan adegan panas sampai beronde ronde selama seminggu penuh.

Lala mulai menyalakan mesin dan melajukan mobilnya menuju ke sekolah Nico. Jarak antara sekolah Nico dan rumah tak terlalu jauh,makanya Lala cepat sekali sampai,hanya butuh sekitar 20 menit perjalanan. Sekolah Nico sudah tutup,membuat Lala sedikit terkejut dan khawatir. Kalo sekolahannya sudah tutup ,lalu Nico di mana ?

Lala keluar dari dalam mobilnya,berjalan ke arah seorang satpam yang sedang mengunci gembok gerbang sekolah.

"Maaf pak ,apa di dalam sudah tak ada lagi siswa ?"tanya Lala pada satpam itu sembari ia mengamati sekolahan dari celak gerbang untuk memastikan apa putranya masih di dalam.

"Maaf Nyonya,tapi semua siswa dan siswi sudah pulang dan sudah tidak ada siapapun di dalam !" jawab Satpam dan wajah khawatir Lala makin menjadi.

"Lalu anak saya di mana ?" tanya Lala dan satpam itu menggeleng tak tau.

"Ya ampuunnn.... Bagaimana ini ? Apa jangan jangan dia di culik ?" panik Lala sembari meremas jari jarinya.

"MOMMIII........" suara teriakan anak kecil sampai di telinga Lala ia tau betul siapa pemilik teriakan itu ,itu adalah teriakan Nico. Kepala Lala mendongak ,matanya menyapu setiap jalanan mencari sesosok putra imutnya.

"MOMMII... AKU DI SINI !" Nico kecil kembali berteriak ,mata Lala memicing saat melihat sang Putra berada di sisi jalan yang bersebrangan dengan dirinya.

"NICO DI SITU AJA ! MOMMI BAKAL JEMPUT !" teriak Lala ,Lala mulai berjalan menyebrang jalan namun Lala mengurungkannya karena terlalu banyak mobil yang melintas. Lala mencoba berkali kali,tapi tetap saja kendaraan terlalu ramai hari ini. Nico melipat tangannya ke dada ,ia lelah menunggu Momminya tak kunjung menyebrang. Ia sangat lapar saat ini.

Love And GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang