Enam belas

1.1K 44 3
                                    

Becca berlari menuruni tangga rumahnya dengan tergesa-gesa, bagaimana tidak tergesa-gesa jika ia baru saja mendapatkan telpon dari Tasya, di dalam sambungan telpon Tasya menjerit minta tolong.

"Bal, lo cari di mana Tasya sekarang, tadi dia nelpon sambil jerit minta tolong !" panik Becca saat ia menelpon Balda.

"Sip, gue lacak dia sekarang !" balas Balda lewat sambungan telpon.

Becca berjalan ke arah pintu utama, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara isak tangis Nicco yang terdengar dari arah ruang Tv. Dengan cepat Becca berlari mencari keberadaan Nicco.

"Nicco kamu kenapa ?" tanya Becca sembari memeluk adik kecilnya. Nicco masih terisak di dalam pelukan Becca.

"Stt, jangan nangis. Cerita sama kakak, ada apa ?" Becca dengan lembut mengelus belakang kepala Nicco.

"Momy belum pulang, Nicco takut sendirian." ucap Bocah laki-laki itu sembari terisak. Becca lantas menggendong Nicco dan membawanya ikut bersamanya mencari keberadaan Tasya.

Saat Becca membuka pintu utama, di sama sudah ada Luca yang berdiri di depan pintu sembari tersenyum manis ke arahnya.

"Luca, ngapain di sini ?" tanya Becca sedikit terkejut saat melihat Luca berada di depannya, seingatnya ia sama sekali tidak punya janji pada kekasihnya itu malam ini.

"Mau ngapel !" santai Luca, senyuman kecil terbit di bibir Becca.

"Maaf Luca, malam ini aku gak bisa pergi sama kamu, Tasya ilang. Dan tadi dia nelpon aku sambil jerit minta tolong." jelas Becca. Luca mengangguk mengerti.

"Sekarang kamu mau kemana ?" tanya Luca dengan perhatian.

"Mau cari Tasya sama Balda." jawab Becca.

"Sama aku aja !" ajak Luca dan. Langsung di angguki oleh Becca. Mereka bertiga menaiki mobil yang di bawa Luca, ketemuan dengan Balda di taman dekat dengan komplek rumah Becca.

Di sisi lain kini Lala sudah sadarkan diri, matanya mengerjap-ngerjap berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

Lala tidak bisa membuka mulutnya, mulutnya di sumpal dengan sebuah kain. Ia hanya bisa mengerang sembari meronta karena ke dua tangan dan kakinya juga terikat.

Lala terkejut saat melihat ke sampingnya, di sana juga ada seseorang yang sama dengan dirinya, terikat dan juga mulutnya di sumpal.

"Emmmm----" gadis itu menangis sembari menatap ke arah Lala.

"Tasya ?" batin Lala, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat, Tasya berada di sampingnya, kondisinya sekarang sama persis dengan dirinya.

"Bagaimana keadaan kalian di sini ? Suka ? Atau tidak betah ?" suara seseorang yang sangat tidak asing di gendang telinga Lala dan Tasya menyentakkan ke duanya. Lala dan Tasya dengan kompak menatap ke arah sumber suara. Tasya menggelengkan kepalanya tak percaya dengan siapa yang ia lihat saat ini. Sedangkan Lala, ia malah tersenyum miring saat melihat dalang lain di balik semua ini.

"Kenapa Tasya ? Merindukan aku ?" sinis pemuda itu menatap ke arah Tasya, tangannya terulut membuka kain yang menutupi mulut Tasya dan juga Lala.

"Minyo ! Gue gak nyangka lo kayak gitu. Lepasin gue Nyo !" bentak Tasya menahan amarahnya. Ya, pemuda yang menyekap Tasya adalah Minyo, dan Minyo adalah rekan Julia.

"Dugaan ku memang benar, kau bukanlah pria yang baik." tutur Lala dengan tajam. Minyo tersenyum sinis ke arah Lala lantas meraih dagu wanita cantik itu.

"Maaf ya tante cantik, aku sekarang tidak sopan padamu. Tapi, aku mungkin akan merobek mulut mungilmu ini yang suka menghinaku. Bagaimana hah ?" ujar Minyo, Lala langsung memalingkan wajahnya dari Minyo dengan kasar, menatap ke arah pemuda jahat itu dengan tajam.

Suara isak tangis Tasya terdengar sangat kencang, membuat Minyo mencekik leher Tasya dengan kencang.

"DIAM ! ATAU LO BAKAL MATI SEKARANG !" ancam Minyo, suara isak tangis Tasya tidak terdengar lagi, gadis itu ketakutan dengan ancaman Minyo.

Minyo kembali membekap mulut Tasya dan Lala agar ke dua wanita itu tidak berteriak.

"Tenang saja, nanti kalian bakal punya teman lagi kok. Revan dan Becca belum datang. Mereka pasti akan datang. Dan ikut bersama dengan kalian di sini." ucap Minyo sebelum ia meninggalkan Lala dan Tasya di sebuah gudang yang sangat kotor dan juga gelap, hanya ada satu buah lampu saja yang menerangi tempat itu.

Makin GaJe
Hahahaha.....

Ngabut, pengen cpt tamat, bulan puasa Hiatus. Balik pas lebaran.

Love And GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang