Empat Belas

1K 48 3
                                    

Suara tawa Becca memenuhi gendang telinga Luca, gadis cantik itu saat ini tengah tertawa puas dengan lelucon yang di lontarkan oleh Luca.

Luca tersenyum kecil, sungguh, Becca telah berhasil membuat detak jantungnya berdetak tak karuan.

"Becca," suara lembut Luca membuat Becca menghentikan tawanya, Becca menatap Luca yang saat ini berada tepat di sampingnya.

"Ya !" sahut Becca sekenanya. Luca menggeser tubuhnya lebih dekat ke arah Becca, hal itu sukses membuat Becca gugup, sekarang tak ada lagi jarak di antara ke duanya. Paha mereka bersentuhan, mereka duduk sangat berdempetan.

Tangan Luca terulur. Menggenggam erat tangan Becca yang berada di atas paha Becca, membawa tangan mungil itu ke atas pahanya. Netranya berfokus pada mata Becca yang juga tengah menatapnya.

"Maaf jika aku terlalu lancang. Kita baru bertemu tapi jujur saja, aku sudah menyukaimu. Kau mau tidak jadi kekasihku ?" tanya Luca dengan nada sungguh-sungguh. Becca menatap ke arah bola mata Luca yang berwarna biru itu, tidak ada sebuah kebohongan di sana, di sana terlihat sangat jelas sebuah ketulusan.

"Maaf, aku terlalu lancang." ujar Luca dan melepaskan tangan Becca yang tadi di genggamnya. Belum sempat tangan Luca menjauhkan tangannya dari tangan Becca, tangan Becca dengan cepat meraih tangan Luca dan menggenggamnya dengan erat.

"Aku mau menjadi kekasihmu." balas Becca sengan sebuah senyuman manis yang tercetak jelas di bibir sexy-nya.

"Aku menyayangimu Becca." ungkap Luca dengan sangat lembut.

"Aku juga." balas Becca.

Luca mendekatkan wajahnya ke wajah Becca, memiringkan kepalanya lantas mengecup bibir Becca sekilas. Becca sempat terkejut dengan hal itu. Namun jujur saja, ia sangat menyukai kecupan itu. Pipi Becca merona dan terasa sangat panas, ia malu.

 Pipi Becca merona dan terasa sangat panas, ia malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Adek panas Bang liatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Adek panas Bang liatnya...... 😂😂😂😂😂😂😂 itu foto Luca beneran yang lagi ciuman mesra sama ayangnya si MarthaBAK. Hehehe.....]

Luca terkekeh dengan sikap manis Becca, ia sangat menyukai cara gadis itu tersipu dengan kelakuannya.

"Sudah jangan di ingat lagi, nanti kalo kurang, aku bisa memberikanmu sebuah ciuman yang lebih hot." goda Luca, Becca melotot tak percaya, ternyata Luca bisa berbicara sefrontal itu.

Tangan Becca terangkat memukul pela perut Luca, hal itu tak membuat Luca kesakitan, pemuda tampan itu malah terkekeh dengan sikap lucu pacarnya.

Luca tertawa sangat keras saat wajah Becca semakin memerah kareba malu. Melihat Luca tertawa, Becca juga jadi
ikut tertawa.

Minyo sedari tadi berdiri tak jauh dari Becca dan Luca, pemuda itu menatap Becca dengan sebuah senyuman miring.

"Ketawa saja terus, sebentar lagi suara tawamu itu akan berubah menjadi sebuah suara jeritan kesakita. Camkan itu !" lirih Minyo dengan nada bicara yang menekan setiap kata yang ia ucapkan.

"Kakak Minyo lagi apa ?" Minyo tersentak kaget saat suara gadis yang paling membuatnya tak nyaman itu memenuhi gendang telinganya.

"Gak ada." jawab singkat Minyo tanpa ekspresi.

Tasya menekuk wajahnya, ia selalu saja gagal mencuri hati Minyo, entah dengan cara apa lagi ia bisa mendapatkannya.

"Sya, entar malem kencak yuk !" aja Minyo sembari menatap Tasya yang saat ini menundukan kepalanya.

Tasya dengan cepat mendongakan kepalanya, menatap lekat ke arah manik mata minyo.

"Mau gak ?" tanya Minyo lagi, Tasya dengan cepat mengangguk menyetujuinya.

"Gue jemput entar malem, jangan lama dandannya !" jelas Minyo sembari berjalan menjauh dari Tasya.

"IYA KAK MINYO ! TASYA TUNGGU NANTI MALAM !" teriak Tasya kegirangan. Setelah mengatakan hal itu, Tasya langsung mencak-mencak gak jelas saking senangnya.


Dikit ? Yang penting apdet !

Terima kasih.

Kalian jangan lupa bernafas oke ?
OKEH !

Love And GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang