Enam

1.3K 52 7
                                    

Minyo terus saja mencoba mendorong kepala Tasya yang terus saja nemplok di lengannya,sumpah demi apapun di dunia ini rasanya Minyo ingin membunuh Tasya agar ia terbebas dari gelendotan manjanya dan bisa bebas mendekati Becca.

"Tasya ! Jangan gini dong ! Gue gak nyaman !" pekik Minyo dan dengan sangat terpaksa Tasya melepaskan lengan Minyo,dan tak lupa ia juga memonyong monyongkan bibirnya karena sebal.

"Tuh bibir kenapa Neng ? Mau di sosor ama Abang Balda !" goda Balda yang baru saja datang ke parkiran.

"Loe belum pernah minum kopi bersianida ya ?! Kalo belum pernah entar gue bikinin !" ancam Tasya dan Balda bergedik ngeri dan langsung tersenyum manis semanis manisnya ke arah Tasya.

"Abang Balda anterin pulang ya Sya ! Naik motor berdua,boncengan biar romantis kayak film Dilan !" ajak Balda dan tentu saja di tolak mentah mentah oleh Tasya.

"Jangan ngarep gue mau di bonceng ama Loe ! Najis gue !" ketus Tasya dan Balda memasang wajah cemberutnya karena habis di maki maki sang gadis pujaan. Sebenarnya Tasya kasian pada Balda yang setiap hari mendapatkan semprot dan hinaan dari dirinya. Namun mau bagaimana lagi,Tasya tak menyukai Balda sedikit pun. Tasya juga tau pasti bagaimana rasanya di tolak ,karena ia juga di sering di tolah oleh Minyo secara terang terangan.

"Becca ! Ayo naik,gue anterin pulang !" ajak Minyo yang sudah siap duduk di sepedanya. Becca tak menjawab,ia melirik ke arah Tasya yang memasang ekspresi kesal dan cemburu. Detik selanjutnya Becca membuang nafasnya pelan.

"Loe anterin Tasya aja ! Gue bisa pulang sendiri !" ucapan Becca membuat Tasya langsung naik ke sepeda Minyo,berdiri sembari memegang kedua bahu Minyo dengan penuh semangat dan tak lupa menunjukkan senyuman manisnya.

"Eh.. Terus loe gimana ? Gue anterin aja,nanti bisa bisa loe diomelin sama momi loe kalo pulang telat !" ujar Minyo masih gak rela kalo sang pujaan hatinya pulang sendirian.

"Nanti kalo loe anterin gue malah loe yang kena omel sama Momi !" jawab Becca dan Minyo masih berfikir,bagaimana caranya agar ia bisa pulang bersama Becca,bukan bersama Tasya.

"Tapi loe pulang naik apa ? Biar gue bonceng aja ! Tasya biar pulang sama Balda !" usul Minyo dan tentu saja Tasya tak setuju.

"GAK ! GUE GAK MAU PULANG SAMA MAS BARBIE !" teriak Tasya sembari menunjuk ke arah Balda yang sekarang sedang menstater motor metiknya. Kerap Tasya memanggil Balda dengan sebutan Barbie karena kulit Balda yang benar benar sangat putih seperti susu. Wajah tampannya juga terlihat imut seperti boneka Barbie.

"Udah loe anterin aja Tasya pulang ! Gue mau nebeng ama Balda aja sampe di taman,terus gue bisa jalan menuju ke pabrik Daddy !" jelas Becca yang langsung menaiki motor Balda. Tasya tersenyum penuh kemenangan,hari ini ia akan di antar oleh sang pujaan hati. Tasya langsung memeluk leher Minyo dan menempelkan pipinya ke pipi Minyo.

"Andai yang Peluk peluk gini Becca,pasti gue bakal seneng banget ! Kalo ini mah bukan seneng tapi seneb, bikin gue mual !" batin Minyo dan dengan terpaksa ia langsung menggayuh sepedanya,mengantar Tasya pulang sampai ke rumah.

Balda melajukan motornya mendahului Minyo yang sedang tak semangat menggayuh sepedanya. Becca melambaikan tangannya ke arah Tasya dan dengan semangat Tasya membalas lambaian tangan sahabatnya.

Balda mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi,hingga butuh waktu singkat untuk tiba di taman,Balda tak bisa mengantar Becca sampai ke rumah karena rumah Balda dan Becca arahnya tak sama. Jadi Balda hanya bisa mengantarkan Becca hingga ke taman.

"Perlu gue anter sampe ke pabrik bokap loe ?" tawar Balda dan dengan cepat Becca menggeleng.

"Gak usah ! Lagi pula gue mau duduk dulu di taman,mau cari wifi gratis !" jawab Becca yang sekarang sudah turun dari motor Balda.

"Ya udah ! Gue duluan ya !" pamit Balda dan Becca mengangguk,dengan cepat Balda melajukan motornya dengam kecepatan tinggi. Sedangkan Becca berjalan masuk ke taman dan duduk di salah satu bangku di sana,memainkan ponsel pintarnya dengan asik.

Guk... Guk... Guk.....

Becca tersentak kaget saat ia mendengar gonggongan anjing yang berada di dekatnya. Mata Becca menangkap seekor anjing mini yang ia tak tau apa nama jenis anjing itu. Tangan Becca terulur,mengelus elus kepala anjing itu dengan lembut,dan sangat nampak sekali anjing dengan warna bulu coklat itu menikmati elusan lembut Becca. Sebenarnya Becca sangat menyukai hewan berbulu,seperti anjing dan kucing,tapi Revan selalu melarangnya untuk berdekatan dengan hewan apa lagi memeliharanya ,tentu saja tidak boleh.

"Maaf,apa dia mengganggumu ?" suara seseorang terdengar di gendang telinga Becca,suaranya terdengar sangat merdu di telinga Becca. Becca mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang bicara padanya. Mata Becca mengunci mata biru laut yang jernih dan juga indah,sangan menenangkan.

Pria itu lalu jongkok di hadapan Becca,ikut mengelus anjing kecil dengan warja bulu coklat itu dengan lembut. Sedangkan Becca masih diam,terpana dengan ketampanan pemuda yang berada di hadapannya.

"Hai !" pria itu menyapa dan Becca tersenyum manis ke arahnya,membuat pemuda bernama Luca itu merasakan degup jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Aku Luca !" Luca menyodorkan tangannya di hadapan Becca,dengan cepat Becca menjabat tangan itu. Sangat hangat dan nyaman saat ia menyentuh telapak tangan Luca,membuat Becca tiba tiba merona malu

"Kau suka anjing ?"tanya Luca yang masih berjongkok di hadapan Becca.

"Iya aku suka ! Apa ini anjingmu ?" Becca mengeluarkan suaranya dengan sangat lembut untuk mencari perhatian Luca.

"Iya,ini anjingku !" jawab Luca dan tak lupa memberikan senyum malaikat yany ia punya ke arah Becca.

"Siapa namanya ?" tanya Becca dan Luca berdiri dari jongkoknya,berjalan dan duduk tepat di sebelah Becca.

"Burno !" jawab Luca dan Becca langsung memandang ke arah Burno lalu mengelus bulu coklatnya dengan gemas.

"Kau sangat lucu !" puji Becca dan Luca terkekeh melihatnya.

Siang itu,Becca ,Luca dan juga Burni menghabiskan waktu bersama. Hanya untuk saling mengobrol dan bermain dengan Burno.

Melihat Becca tersenyum,membuat hati Luca tiba tiba menghangat,Becca sangat cantik saat sedang tersenyum manis seperti itu.

Tak hanya Luca saja yang tersenyum saat melihat Becca tersenyum ,tapi juga seseorang yang berada di balik pohon dengan memakai pakaian serba hitam dan menutup wajahnya dengan hoodie jaket yang ia kenakan. Sejenis senyuman devil yang penuh akan amarah dan dendam yang harus terlaksana.






Makasihhh.........

Muach ..........

Love And GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang