Sebelas

1K 48 8
                                    

Pintu utama kediaman keluarga Antonely di dobrak dengan kasar oleh Lala, sungguh, kekuatan Lala sangat luar biasa walaupun ia sudah memiliki 2 orang anak. Nico melongo melihat tingkah sang mama yang dengan kuatnya mendobrak pintu itu hingga rusak di bagian knopnya. Tak mau mematung di tempat lebih lama, Lala berjalan masuk ke dalam rumah, di susul oleh Nico yang berjalan di belakangnya. Revan yang terkejut dengan suara dobrakan pintu yang sangat keras dengan cepat bangun dari tidurnya yang sama sekali tak nyenyak karena tak ada Lala di sampingnya.

"SAYANG !" seru Revan terlihat sangat senang saat ia melihat sang istri sudah pulang, ia dengan cepat berlari ke arah Lala yang saat ini sedang memasang wajah kesalnya, sedangkan Nico terlihat sangat senang bertemu dengan ayahnya.

"Daddy !" Nico dengan cerianya berlari ke arah Revan, dengan cepat Revan langsung menggendong putra imutnya dan memberikan sebuah kecupan di kedua pipi gembil Nico. Selesai mencium Nico, kini Revan berjalan mendekat ke arah Lala, ia sudah sangat merindukan wanita cantik yang sudah berhasil membuat hatinya menghangat.

"Di mana Becca ?!" teriak Lala saat Revan hendak mencium keningnya, membuat Revan mengurungkan niatnya untuk mencium sang istri, tatapan Lala saat ini sangat menyeramkan. Revan merinding sendiri.

"Ada di kamar !" jawab Revan sembari menurunkan Nico dari gendongannya. Nico dengan cepat langsung berlari masuk ke dalam kamarnya, ia sudah sangat merindukan mainan robot-robotnya saat ini.

Lala berjalan tergesa-gesa masuk ke dalam kamar Becca yang tak terkunci, ia melihat ke arah sang putrinya yang sedang berbaring meringkuk di ranjang sembari memeluk sebuah jaket yang terlihat jelas bahwa itu milik seorang pria, dan Lala menduga bahwa jaket itu milik Minyo. Dengan kasar Lala mengambil jaket itu dari dekapan Becca, membuat Becca terkejut dan langsung bangun dari tidur nyenyaknya.

"Mommy ? Mommy udah pulang ? Balikin jaket Becca !" ujar Becca sembari menatap Lala dengan tatapan dingin, dan beberapa detik kemudian pandangannya beralih pada jaket Luca yang semalaman ia peluk.

"Kamu jadian ya sama Minyo semalem ?" tuding Lala dan Becca malah nampak biasa dan menguap lebar. Sedangkan Revan yang sedari tadi di sana bersorak dalam hati, keinginannya selama ini akhirnya tercapai, Becca dan Minyo pacar.

"Kamu beneran pacaran sama Minyo ? Selamat ya sayang, Daddy sayang Becca, moga langgeng sama Minyo." ujar Revan sembari memeluk Becca, Becca menatap sang ayah dengan tatapan aneh, ia tak mengerti dengan apa yang baru saja di katakan oleh Revan. Lala mengepalkan tangannya dengan keras, ia emosi, ia tak setuju jika memang benar Becca pacaran dengan pemuda cebol yang sama sekali tak tampan itu menurutnya.

Dengan kejamnya Lala menarik telinga suaminya hingga membuat Revan memekik kesakitan dan melepaskan pelukannya di tubuh Becca, dan Becca diam, belum mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orang tuanya saat ini.

"Becca, sekarang jujur sama Mommy, benar kamu pacaran sama Minyo ? Mommy liat video kamu di tembak sama Minyo semalem di youtube !" ujar Lala dan Becca tersenyum tanpa dosa.

"Aku nolak Minyo, Minyo bukan tipe Becca !" jawab Becca dengan sorot mata yang penuh dengan kejujuran. Lala melepaskan jewerannya di telinga Revan sembari melebarkan senyumannya, emosinya kini sudah mereda, ia sangat lega putri cantiknya tak berpacaran dengan si cebol Minyo.

Revan menatap tajam ke arah Becca, ia tak habis pikir dengan cara pandang dan pikir putri cantiknya itu. Bagaimana bisa Becca menolak Minyo yang kadar ketampanannya sangat luar biasa, menurut Revan. Walaupun Minyo tak tinggi, namun menurut Revan, Minyo itu baik dan juga bertanggung jawab.

"Kenapa kamu tolak Minyo ?" sewot Revan dan Becca tersentak kaget dengan penuturan sang ayah.

"Kenapa marah ?" kini giliran Lala yang sewot, ia tak terima Revan membentak Becca hanya karena gadis itu menolak Minyo. Lagi pula, menurut Lala keputusan Becca menolak Minyo itu adalah keputusan yang sangat baik, benar-benar baik.

"Masa dia nolak Minyo ? Emang Minyo kurang apa sih ? Dia itu bener-bener sangat sempurna !" balas Revan, ia memang sangat hobi memuji Minyo akhir-akhir ini.

"Sempurna loe bilang ? Demi Valentino Rossi yang suka nyungsep di selokan sirkuit, Minyo itu sama sekali gak sempurna !" cerca Lala dengan tajam.

"Sempurna dari mana ? Orang nya pendek, mana nyebelin lagi !" tambah Lala dengan amarahnya sembari melotot ke arah sang suami.

"Kamu jangan pernah hina Minyo pendek ya, walaupun pendek dia itu berbakat !" Revan tak mau kalah, pagi ini Lala baru saja pulang dan sudah mulai bertengkar dengan suaminya lagi, masalah yang kemarin saja belum mereka selesaikan, ini malah menyelesaikan urusan yang tak penting. Apa mengurusi Minyo itu penting untuk keluarga mereka ? Sama sekali TIDAK !

"Berbakat apa dia hah ? Bakat mencuci otakmu yang udah kena kontaminasi sama Minyo ?" Lala menaruh ke dua tangannya di pinggang, ia menatap tajam ke arah sang suami yang juga saat ini tengah menatapnya tajam. Percikan api amarah seolah-olah muncul di kedua pasang mata milik sepasang suami istri itu.

"Demi biskuit roma yang gak pernah ketemu sama Irama, Minyo itu orangnya sangat luar biasa !" tegas Revan.

"Luar biasa buruknya !" sunggut Lala tak mau kalah.

"Udah cukup ! Masih pagi juga udah pada berantem ! Gak enak di denger tetangga !" komentar Becca yang juga ikut tersulut emosi di pagi ini.

"Kenapa semalem gak pulang ?" tanya Revan pada Lala, sekarang mereka membahas perkara rumah tangga mereka yang sedikit renggang karena masalah tadi siang.

"Gak mau ganggu kamu mesra-mesraan sama PELAKOR !" jawab Lala dengan emosi. Revan menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Ia mencoba untuk tenang dan juga tak emosi.

"Dia itu Julia, manager baru," jelas Revan suara yang melembut. Becca duduk bersila di tengah ranjang, jari-jari mungilnya sibuk mengambil sebuah keripik lalu ia masukkan ke dalam mulutnya. Menurut Becca, drama rumah tangga kedua orang tuanya lebih seru dan menarik di bandingkan dengan sinetron anak langit yang salah satu personilnya habis keluar dari penjara.

"Iya, manager yang merangkap jadi selingkuhan kamu kan ?" sinis Lala sembari tersenyum miring ke arah Revan.

"Kamu cuma salah paham mengenai kejadian yang kemarin, aku sama dia gak ngapa-ngapain !" jelas Revan dengan jujur, menatap Lala dengan tatapan lembut penuh dengan perasaan cinta dan juga sayang.

"Kalian belum ngapa-ngapain karena ada aku yang tiba-tiba dateng kan ? Maaf ya, aku kemarin ganggu kamu yang lagi sibuk mesra-mesraan sama pelakor itu ! Seharusnya kemarin aku gak dateng supaya kamu bisa lanjutin adegan panas itu di ranjang !" Lala tak kuasa menahan air matanya agar tak jatuh, Lala menangis dalam diam, ia dengan cepat langsung menghapus air matanya dengan kasar lalu mmmbuag jaket yang tadi masih ia oenganh, berjalan keluar dari kamar Lala dengan isak tangisnya. Revan yang melihat itu langsung berjalan mengejar Lala, ia tak mau masalah ini jadi semakin besar, ia tak salah, yang salah adalah Julia.

Becca menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali, ini bukan seperti sinetron anak langit maupun anak jalanan, namun ini seperti drama MotoGP perseteruan antara Valentino Rossi dan Marc Marquez tahun 2015, sangat seru dan mendebarkan !.





Hai ! Aku baru come back !
Maaf ya lama banget gak apdet !
Aku double apdet hari ini.
Makasih vote dan comentnya, Author sayang sama Readers semuaaa...

Love you All !

Love And GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang