Lima Belas

929 47 0
                                    

Mata Revan memicing saat melihat Becca dengan pria asing di matanya sedang tertawa dan bersenda gurau. Hari ini Revan datang ke sekolah Becca karena panggilan dari guru. Dengan langkah tegapnya, Revan berjalan ke arah Becca, gadis itu sama sekali tak menyadari kehadiran ayahnya.

"Becca !" suara barito Revan membuat Becca tersentak kaget dan menoleh ke sumber suara, Becca menelan salivanya susah payah, ekspresi ayahnya saat ini sangat dingin saat melihat Luca.

"Daddy ngapain di sini ?" tanya Becca basa-basi, Revan menghiraukan pertanyaan Becca, ia lebig sibuk menilai Luca dari ujung kepala sampau ujung kaki.

"Kamu lupa, kan Daddy di undang guru karena tingkah nakal kamu." sahut Revan tanpa melirik ke arah Becca.

"Daddy kenalin, ini Luca, pacar aku." jelas Becca sembari merangkul lengan Luca dengan manja, membuat mata Revan mendadak panas. Dengan kasar Revan menarik lengan Becca menjauh dari Luca.

"Siapa kamu ?" tanya Revan pada Luca, dengan sopan, Luca menyodorkan tangan kanannya ke arah Revan, namun dengan sombong Revan sama sekali tak menyentuh tangan Luca.

"Nama saya Luca, pacarnya anak Om." jelas Luca sembari senyuman manis mengembang di bibirnya.

"Putus sekarang juga !" titah Revan dengan tegas. Becca melonho melihat reaksi sang Ayah, bagaimana ia bisa putus dengan Luca jika ia baru saja taken.

"Gak ! Kita baru pacaran, masa langsung putus ?" protes Becca menolak keras perintah Revan. Revan menatap Becca dengan tajam lantas berkata,

"Kamu udah ada Minyo." ujar Revan meyakinkan Becca bahwa Minyo adalah pria yang baik untuknya.

"Aku gak suka sama Minyo." jawab Becca dengan kesal, ia sudah mengatakan ratusan kali pada Ayahnya, kali ia saka sekalu tak menyukai Minyo, tapi Revan selalu saja memaksanya untuk menyukai pria pendek itu.

"Daddy gak suka sama dia ! Muka kamu kayak orang kriminal !" tutur Luca sembari menatap Luca dengan tatapan tak suka.

"Kriminal ? Ganteng gitu di katai kayak kriminal !" protes Becca dengan tegas, ia sama sekali tak rela jika pujaan hatinya di katai kriminal oleh ayahnya.

"Ayah juga ganteng, dan asal kamu tau, kayaknya kamu juga udah tau, kalo ayah dulu juga kriminal !" jelas Revan, Becca sudah tau bahwa ayahnya ini adalah mantan mafia, tapi itu dulu, lihatlah ayahnya sekarang, berubah total.

"Itu kan Ayah, bukan Luca !" jawab Becca dengan kesal. Ia lantas menarik lengan Luca dengan kasar meninggalkan Revan yang mematung di tempat.

"Dasar anak durhaka. Kalau aku yang ngomong gak percaya. Dia bukan lelaki yang baik." gumam Revan sembari menatap tajam ke arah punggung Becca dan Luca yang menjauh darinya.

•••••••

Dengan kasar Lala menjambak rambut Julia hingga wanita cantik itu meringis kesakitan.

"Lo udah ngerebut suami gue !" murka Lala pada Julia, wanita itu berhenti meringis lantas tersenyum miring ke.arah Lala.

Julia mendorong tubuh Lala hingga jambakannya di rambut Julia terlepas, tubuh Lala membentur tembok, wanita dua orang anak itu meringis sakit, merasakan punggungnya terasa nyeri saat membentur tembok.

"Salah besar kau berada di sini, nyonya Willian terhormat !" sinis Julia dengan tajam, Lala menemui Julia di apartemen pribadi Julia, Lala mendapatkan alamatnya dari salah satu karyawan di pabrik.

"Pelakor !"maki Lala, Julia malah tertawa keras mendengar perkataan Lala barusan.

"Aku bukan pelakor, hanya saja mau balas dendam saja." jelas Julia dengan tajam.

"Balas dendam ?"

"Kau tidak mengenali wajahku ? Wajahku sangat mirip dengan kakakku, kau tau kakakku ?" tanya Julia sembari menarik kursi kayu yang berada di dekatnya.

Memori otak Lala mulai bekerja mengingat kembali masa lalunya apa dirinya mengenal seseorang yang mirip dengan wanita di depannya.

"Jessica, aku adalah adik dari Jessica." tutur Julia, mata Lala membulat sempurna, tak menyangka sebelumnya jika Julia adalah saudari Jessica.

Dengan keras Julia mengarahkan kursi kayu yang berada di tangannya ke arah Lala, memukul wanita dua orang anak itu hingga pingsan.

"Sebentar lagi masa balas dendam akan berakhir. Hanya tinggal menunggu Becca, dan Revan datang. Aku sudah tak sabar ingin menyiksa satu keluarga itu." gumam Julia sebelum akhirnya ia tertawa jahat.

Makin aneh aja nih cerita, gak apa lah ya, ini ide authornya. Moga suka. Terima kasih.

Love And GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang