.
.
.
.Dengan perlahan ia mulai mengarahkan telunjuknya untuk menyentuh wajah gadis yang ada di depannya dan menyibakkan sedikit rambut yang menutupi sebagian wajah gadisnya.
Taehyung tersenyum senang, saat Ia bisa melihat kembali wajah kekasihnya dengan jelas.
Dia begitu cantik, Taehyung lalu menyentuh bibir kekasihnya itu dengan pelan. Ia kembali tersenyum. Bibir ini yang selalu melontarkan kata-kata manis, mengomelinya karena mengkhawatirkan dirinya.
Dengan hati-hati Taehyung diam-diam mengecup pipi kekasihnya."Terimakasih sudah hadir disisiku." Bisik Taehyung pada kekasihnya dengan suara lembutnya.
"Aku juga, Tae." Sahut gadis itu kemudian membuka kedua kelopak matanya.
Taehyung seketika menjauhkan tubuhnya, ia sungguh terkejut. "Wow sayang, kau membuatku terkejut." Ucap Taehyung.
"Lagian, kenapa kau melihatku seperti itu." Ucap gadis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, Ia sungguh malu sebenernya diperhatikan Taehyung.
Jiso menggelengkan wajahnya, pasti wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.Laki-laki itu telah membuka kedua matanya dan menatap geli gadis yang tengah menutup wajahnya.
"Sejak kapan kau bangun?." Oh
"Mmhhh, mungkin sejak tadi."
Laki-laki itu mendekatkan wajahnya, memandang kedua bola mata beriris madu itu lembut.
"I Love You." Ujarnya tersenyum.
Jiso menahan nafasnya, ia benar-benar tak sanggup dengan suasana seperti ini. Wajah pria itu sangat dekat dengan wajahnya.
"T-ae, bi-sakah kau menjauh. Ini sungguh tak nyaman." Ucap Jiso mengalihkan wajahnya, Ia juga sedikit mendorong dada Taehyung agar membuat jarak dengannya. Benar-benar menyabalakan, Ia tak ingin Taehyung mendengar detak jantungnya yang berbunyi begitu keras.
Tapi lelaki itu menghiraukannya, Ia malah menyentuh semakin mendekatkan wajahnya kearah sang gadis. Dekat semakin dekat hingga..
Bruk.
Taehyung terjatuh dari ranjang tempat tidurnya. "Akh sial." Ringis Taehyung memegang kepalanya yang sedikit terbentur lantai. "Aku kira ini nyata, ternyata hanya mimpi. Akh Jiso, aku merindukanmu." Ucap Taehyung sendu.**************
Irene mulai membuka matanya perlahan, dirasakan kepalanya masih terasa berat. Ia merasa masih pusing, tapi ini lebih baik daripada saat pagi tadi. Memang sejak semalam suhu tubuhnya tinggi, kepalanya serasa berputar-putar dan tubuhnya begitu lemah.
Semalam setelah kemaren dari Cafe, Ia pikir ini hanya demam biasa yang ke esokkan paginya akan membaik, maka dari itu Ia memaksakkan dirinya untuk masuk kerja dan langsung lembur malamnya. Ternyata, meski Ia meminta izin untuk cuti terlebih dahulu pekerjaannya tetap menanti dirinya, alhasil semua pekerjaan berjejeran di meja kerjanya.
Ia juga tahu kenapa kemaren malem terkena deman, sebab sakitnya ini akibat dari aktivitas yang Ia paksakan. Sehingga tubuhnya menjadi Drop dan jatuh sakit.
Setelah kedua matanya terbuka sempurna, Irene menatap langit-langit kamarnya. "Akh. Kevin sudah pergi belum yah?." Gumamnya sambil meringis menahan sakit dikepalanya yang terus berdenyut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK LIFE
RomanceBahkan aku menutup mata dan tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Saat aku melihat dengan mata terbuka, ini luka yang terlalu lama untuk ditangisi. Janji terakhir kali, sekarang aku hanya bisa mengatakannya sebagai kenangan. Saat senyum manis itu per...