B

410 50 0
                                    

Baru saja Irene masuk ke ruangan Direkturnya dan belum juga Ia dipersilahkan untuk duduk, Direkturnya sudah memberikannya perintah. Membuat Irene bertambah kesal, meski begitu Ia harus tetap sabar.

"Segera kau urus untuk acara besok dan jangan sampai ada kesalahan sekecil apapun. Kau tau, besok banyak deligasi-deligasi penting yang hadir di acara tersebut."

"Baik Tuan." Jawab Irene memaksakan senyumnya.

"Buatlah semuanya menjadi sempurna dan kau- Direktur menjeda perkataannya, jari tengahnya menunjuk kearahnya. - Jangan Sampai telat. Aku tidak mentolerir lagi jika kau sampai telat seperti biasanya." Sambung Direktur tersebut. Membuat Irene tersenyum kecut.

"Baik Tuan. Apakah ada lagi yang ingin Anda sampaikan?." Tanya Irene penuh penekanan disetiap katanya.

"Sudah, sebaiknya kau bekerja lagi." Perintah Direktur.

"Aku permisi undur diri." Ucap Irene membungkukkan tubuhnya dan beranjak undur diri dari hadapan Direkturnya.

Setelah menutup pintu itu. Irene menjingkrak-jingkrak, menggeram kesal dan merutuki Direktur yang sombong itu. Akh, Ia sudah tak tahan lagi dengan pria yang seenaknya tersebut.

®Lanjut Di NoVelme©


Irene menekan pasword apartemennya dan melesat masuk setelah pintu apartemennya terbuka sempurna. Ia hirup aroma segar apartemennya, ia jadi teringat ibunya setiap kali menghirup aroma ini.

"huuuuhhh, lelahnya."
Irene merogoh sesuatu di tas kerjanya, setelah menemukan yang ia cari segera saja irene duduk di sofa tv.

"halo, Mah." Sapa Irene.

"Irene."

Irene tersenyum saat mendengar suara yang amat ia rindukan selama ini. "Bagaimana kabarmu, Mah?."

"Mamah di sini sangatlah baik, kenapa kamu baru mengabariku sayang?" Ujar sang Mamah bernada khawatir.

"Maaf baru bisa mengabarimu, Mah. Bagaimana dengan Kevin apakah dia baik-baik saja kuliahnya?."

"Jangan ulangi lagi, Mamah sungguh mengkhawatirkanmu. Dia baik, kuliahnya pun sangat baik."

"Syukurlah aku senang mendengarnya."

"kau juga di sana harus merawat dirimu, sayang. Jangan terlalu lelah."

"Mmhhh, di sini Irene baik-baik saja. Eomma tidak usah mengkhawatirkan irene."

"sesekali pulanglah, sayang. Mamah merindukanmu" Pinta Mamahnya pelan.

"akan irene usahakan.- irene menghela nafasnya ia merasa sedih.- baiklah. Mah istirahatlah yang cukup, jangan terlalu memikirkan sesuatu yang membuatmu sakit."

"hmmmm." gumamnya "nak, apa Jiso sudah ada perkembangannya..?" tanya Mamahnya tiba-tiba dengan nada khawatir.

Irene tercekat dengan pertanyaan Mamahnya yang tiba-tiba, padahal ini sudah sangat lama. Tapi kenapa Eommanya masih mengingat hal itu.

"kalo begitu aku tutup."

Pip..

Sambungan telpon diputuskan sepihak oleh Irene. saat itu juga air matanyaa meleleh begitu saja di kedua pipinya, yang sejak tadi ia coba tahan.

Ia merasa bersalah karena ia tidak pernah jujur dengan Mamahnya tentang Jiso. Irene terpaksa melakukan hal ini, karena ia sungguh tidak ingin Mamahnya terus menghawatirkan Jiso.

Ia tahu Mamahnya sangat bersedih dan terus memikirkan Jiso. Sangat jelas di pendengarannya bahwa Mamahnya menangis.

"maafkan aku, semuanya pasti akan baik-baik saja. aku janji, aku berjanji pada kalian." Gumam irene lirih.

*********Lanjut Di NoVelme********

Taehyung merasa dirinya sangat kacau malam ini. Permintaan kedua orang tuanya yang seenaknya saja membuatnya marah. Sangatlah menyebalkan.

Taehyung  tau mereka berdalih bahwa perjodohan ini karena mereka mengkhawatirkan dirinya. Padahal ia sangat tau bahwa ayahnya itu seseorang yang berambisi dengan kekayaan dan kekuasaan.

"ciihhh, memuakkan." Desisnya kasar.

Praannnnkkkk...

Ia melemparkan vas bunga yang berada di meja kerjanya ke lantai. Akibatnya pecahan-pecahan kaca vas itu berserakan di lantai.

Dengan kasar Taehyung mengambil hpnya dan langung menghubungi seseorang.

"hallo, Tuan." Ujar suara di sebrang telepon.

"apa jadwalku besok .?"

"besok jadwal anda tidak terlalu padat tuan. Hanya acara penyambutan anda di perusahaan dan bertemu dengan para pemegang saham."

"baiklah, besok kau siapkan semuanya. Pagi-pagi datanglah kerumahku."

"baik tuan kim."

MASK LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang