D4

339 47 10
                                    

"Kau sudah mau pulang?." Tanya Renata yang tak sengaja berpapasan dengan Irene yang keluar dari ruangannya dengan membawa tas jinjingnya.

"Begitulah. Aku ada urusan mendadak, jika kau bertemu Direktur dan menanyakan diriku tolong katakan padanya aku kurang enak badan." Gumam Irene terlihat lemah.

Renata mengerti situasi Irene saat ini, Direktur brengsek itu telah memberikan banyak sekali pekerjaan pada sahabatnya ini. "Setelah ini kau mau kemana?." Tanya Renata kembali.

"Aku harus ke rumah sakit." Melihat Renata yang akan bertanya kembali, Irene segera menyelanya. "Aku ada janji dengan temanku yang bekerja di rumah sakit." Sambungnya tersenyum, mencoba menyakinkan Renata dan menghilangkan gurat penasaran dari wajahnya.

"Apa perlu aku antar." Tawar Renata.

"Tidak perlu." Irene segera menolaknya, Ia tak ingin merepotkan Renata. Lebih lagi, disini tengah banyak tamu. "Baiklah aku pergi." Pamitnya. Irene berjalan gontai menuju pintu keluar kantor. Hari ini, rasa-rasanya Ia ingin menyebutkan tubuhnya ke kolam air yang dingin mungkin bisa sedikit menjernihkan otaknya yang seakan ingin meledak kapan saja.

**********

Setelah pertemuan yang memakan waktu lama itu selesai. Taehyung segera pergi meninggalkan kerumunan orang-orang yang masih bercengkrama itu, kini perasaannya menjadi was was. Hatinya berdetak tak beraturan, gadis yang tadi sekilas Ia lihat mengingatkan pada- Akh tidak Taehyung segera menggelengkan kepalanya, ini sulit dipercaya.

"Jiso, kaukah itu?." Gumam Taehyung lirih.

Setelah sekian lama, Ia melupakan kekasihnya dengan susah payah. Tiba-tiba ada seorang gadis yang muncul dihadapannya, meski hanya sekilas tapi sudah membuat hatinya yang telah Ia susun rapih kembali kini porak poranda.

Taehyung menarik nafasnya kasar. Ia memukul kaca didepannya, membuat kaca itu pecah berserakan dilantai. Lengan Taehyung pun terluka, darah langsung keluar mengotori lantai. Membuat Jack yang sejak tadi berjaga diluar langsung menyerbu masuk ke ruangan Tuannya, Ia cukup terkejut melihat apa yang telah dilakukan oleh Tuan Mudanya dan segera menghampirinya.

"Apa kau gila." Teriak Jack menatap darah yang sudah bersimbah dilantai, Jack tak bisa menutupi kekhawatiran sekaligus kekesalannya pada Taehyung. "Ada apa denganmu? Tolong kontrol kembali emosimu, itu belum tentu nona Jiso." Desis Jack sambil menahan darah yang terus bercucur dari lengan Taehyung, Ia mencoba menghentikan aliran darah itu dengan sapu tangannya.

Jack memang sudah terbiasa melihat kondisi Taehyung yang seperti ini. Kehilangan kontrolnya dan melukai dirinya sendiri. Sudah sejak 4 tahun lalu, Taehyung memiliki penyakit borderline personality disorder atau yang biasa disebut gangguan kepribadian ambang.

Gangguan ini memang mengalami masalah pada suasana hati yang parah dan terkadang perilakunya impulsif. Maka dari itu, ia suka menyakiti diri sendiri untuk memuaskan hasratnya.

Inilah kenapa Taehyung memutuskan untuk menetap di AS setelah kepergian kekasihnya, yaitu untuk mengobati sakit mentalnya yang semakin menjadi setelah wanita itu pergi dari sisinya. Tapi, meski Dokter berujar Taehyung telah sembuh gangguan itu tiba-tiba kembali lagi setelah Taehyung tak sengaja melihat sosok yang mirip sekali dengan Kekasihnya dahulu.

"Pegang. Aku akan memberimu betadin terlebih dahulu." Perintah Jack. Namun diabaikan oleh Taehyung, Ia segera menepis lengan Jack dan berdiri membelakangi Jack yang masih terpaku di posisinya.

"Segera selidiki. Tanpa kurang seincipun, aku minta informasi itu segera berada di meja kerjaku." Perintah Taehyung dengan nada yang tegas.

MASK LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang