'Bibirnya tersenyum manis saat ia merasakan sebuah lengan melingkar sempurna di pinggangnya, tanpa menoleh pun ia tahu siapa yang tengah memeluknya karena ia sangat hapal betul dengan aroma tubuh yang selalu ia rindukan ini.
"Kau pulang?'' Tanya nya khawatir, ia juga mengusap lembut lengan yang melingkar dipinggangnya."hmmm... Aku merindukanmu" gumamnya pelan hampir tak terdengar jika saja pria itu tidak berbicara tepat di telinganya.
"Aku juga." Gumamnya tulus.
Mendengar ungkapan tulus yang terlontar dari bibir kekasihnya itu membuat perasaannya amatlah senang.
Jiso menolehkan wajahnya, kedua lengan mungilnya mengusap guratan lelah di wajah pria-nya. "Kau pasti amat lelah, maaf karena aku semua-
"Ssttttt- Ujarnya, menghentikkan ucapan kekasihnya. Ia tau kemana arah pembicaraan ini,- Kau sudah berjanji tak akan membicaran ini lagi."
"M-maaf." Ujar Jiso menyesal.
"Hey, sudahlah. Aku menemuimu bukan untuk melihat wajahmu yang murung, hem?- Tae menarik dagu kekasihnya, ia tatap bola mata beriris madu itu dengan lembut. "Aku sungguh mencintaimu." Ujar Taehyung tulus.
Ini bukan kali pertama tae mengakatakan cinta padanya, meski begitu ia tetap tersipu malu.
Taehyung menatap gemas Jiso, saat ia mendapati wajah kekasihnya yang memerah karena malu.
"Aku merasa beruntung mendapatkan kekasih sepertimu."
Jiso yang mendengar gombalan menggelikan kekasihnya itu, langsung saja memukul pundaknya keras.
"Aw, kenapa kau memukulku Joo" Ujarnya terkejut.
"Aku geli dengan kata-katamu yang gombal itu, Tae. Sebaiknya, kau tak usah mengatakan hal-hal yang menggelikan lagi dihadapanku." Jelasnya berlalu pergi meninggalkan Kim Taehyung di balkon kamarnya.
"Akhhh, selalu seperti itu. Padahal aku berkata jujur- Gumam Taehyung menatap geli kekasihnya yang berlalu pergi,- Lucu sekali."
----------------------
Jeni yang melihat sahabatnya menangis tersedu-sedu menjadi ikut bersedih.
Ia tak mengerti kenapa
Irene, tiba-tiba menelponnya dan menyuruhnya datang keapartemen miliknya itu.Dengan pelan jenni menghampiri irene dan memeluknya erat, mencoba menenangkan dan meringankan kesedihan yang irene rasakan.
"Menangislah jika itu membuatmu tenang, hmm."
"Jen, aku tak tahu harus bagaimana. Entah kenapa dada ini serasa perih dan sakit setiap kali mengingat kenangan itu." Ujar Irene parau.
"Lupakan dia.. kau mulai lagi hidupmu."
----------------
Prankkkk...Suara pecahan itu menggema di seluruh ruangan. Semua maid yang melihat itu merasakan ketakutan. Tidak biasanya tuan muda mereka semarah ini.
"Ada apa denganmu sayang. Ayahmu melakukan ini demi kebaikanmu." Ujar Nyonya Isabel
Mendengar itu, Kim Taehyung menatap ibunya dingin. Ia sudah tak bisa mengontrol emosinya yang sudah memuncak.
"kebaikan, kebaikan, kebaikan.! Kalian selalu mengatakan omong kosong seperti itu. kalian tahu darimana mana, HAH ? apa kalian pikir itu baik untukku ? apa kalian pikir kehidupanku ini baik menurut kalian.?" Teriaknya histeris.
"Mamah, kau adalah ibuku. Tapi kenapa kau seperti bukanlah ibuku. Di sini – Tae menunjuk dadanya- Sangat menyakitkan eomma. Setiap malam, tidurku selalu terbayang-bayang dengan kejadian buruk itu. Aku sungguh membutuhkan belaianmu, kasih sayangmu dan juga dukunga darimu. Tapi, entah kenapa kau tak pernah memperdulikanku, Mah" Ujarnya lirih.
------------------
"kau gila!" teriak Eric terkejut dengan penuturan sahabatnya itu.
"Sebenranya apa yang kau inginkan. Ini sungguh salah Tae, itu tidak seharusnya kau lakukan.
Karena bukan hanya dia yang akan terluka, tapi kau juga akan ikut terluka. Jangan ceroboh!"
ujar Eric menasehati sahabatnya yang tengah menyesap minuman keras yang entah keberapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK LIFE
RomanceBahkan aku menutup mata dan tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Saat aku melihat dengan mata terbuka, ini luka yang terlalu lama untuk ditangisi. Janji terakhir kali, sekarang aku hanya bisa mengatakannya sebagai kenangan. Saat senyum manis itu per...