.
.
."Sorry. Apa kau menunggu lama?." Ujar Clara yang baru datang dan langsung mendudukkan bokongnya di kursi depan Taehyung.
Taehyung menggelengkan kepalanya. "Tidak juga."
"Sebenarnya kau bertemu denganku ada urusan apa?." Tanya Clara tanpa berbasa-basi lagi, Ia langsung menanyakan hal tersebut pada pria di hadapannya yang masih sibuk memainkan ponselnya.
"Santai saja nona, sebaiknya kau pesan dulu makanan. Menu di sini saya jamin enak-enak." Ujar Taehyung menyodorkan menu makanan pada Clara.
Clara menatap Taehyung lalu kemudian mengambil menu itu dengan sedikit kasar. "Baiklah." Jawabnya sinis.
"Aku tahu kita akan dijodohkan." Ucap Taehyung. "Aku tidak menyetujuinya, aku harap nona memahaminya."
Disitu Taehyung terus saja bicara, sedangkan Clara tak ada respon yang Ia berikan. Ia seakan menganggap Taehyung ada, yang dia lakukan hanya membulak-balikkan buku menu itu.
"Nona apa kau mendengarkan kata-kata saya?." Ucap Taehyung merasa geram karena sejak tadi Clara tidak mau menggubris kata-katanya.
Bruk.
Clara menutup buku menu itu dengan kencang, lalu matanya menatap Taehyung tajam. "Ayah Anda yang memintanya, kenapa harus berbicara padaku. Seharusnya Anda berbicara dengan Ayah Anda, Tuan." Jawab Clara sinis."Pelayan." Panggil Clara.
Pelayan yang tak jauh dari meja keduanya itu mendekat dan membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
"Tolong bawakan aku semua pesanan ini." Ujar Clara menunjuk beberapa makanan yang Ia pesan.
"Baik, Nona." Jawab pelayan itu lalu berlalu pergi.
*********
Setelah pertemuannya yang panjang dengan sahabat-sahabatnya. Saat ini Irene berada di depan Apartemennya dan memasukkan beberapa digit ke tombol kunci pintu apartemen nya yang terbilang sudah canggih.
Irene dengan segera membuka pintu Apartemennya dengan pelan, Ia melepaskan High heelsnya dan menaruh di rak sepatu. "Asataga." Irene dibuat terkejut saat di ruang tamu, Ia melihat ada orang di dalam apartemennya.
Irene berjalan dengan cepat, kearah seseorang yang tengah santai menonton tv dengan suasana yang sungguh berantakan. "Yakk. Sejak kapan kau disini?." Pekik Irene kepada lelaki muda itu.
"Astaga." Lelaki memegangi telinganya yang hampir pengang karena suara teriakan dari Irene. "Kau begitu membuatku terkejut. Pelankan suaramu, kau itu wanita." Sahutnya dingin.
Irene memutar matanya kesal, ia memukul pria didepannya menggunakan tas kerjanya.
"Apa kau bilang? Aish anak ini, datang tanpa memberitahuku dan sekarang kau berada di Apartemenku."
Irene melihat sekitar apartemennya yang sudah seperti kapal pecah. "Astaga Kevin, kau membuat semua ruangan menjadi berantakan." Desis Irene.
"Yak, Noona. Apa kau selalu seperti ini, pulang malam seperti seorang -
"Kau lanjutkan perkataanmu, tidak akan aku beri kau jajan selama 1 tahun." Ancam Irene kesal.
"Aku merindukanmu." gumamnya pelan.
Irene diam. Ia tertegun mendengar pengakuan adiknya Kevin, hingga akhirnya membuat Irene mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamarnya. Ia membalikkan tubuhnya dan ikut bergabung duduk di sebelah adiknya.
Sedikit menarik nafasnya Irene mengecak kepala adiknya. "Hmm, maaf. Aku tidak pernah menghubungimu." Gumam Irene merangkul Kevin.
"Mamah benar-benar merindukanmu, Kak. Kapan kau kembali ke Bandung lagi?."
Pertanyaan adiknya tiba-tiba membuat suasana ruangan menjadi canggung, Irene bingung harus menjawab seperti apa. Karena Ia pun tak tahu kapan Ia akan pulang ke Bandung.
"Nanti." Jawab Irene mengelus rambut Kevin lembut. "Ya sudah Kaka masuk dulu ke kamar, rapihkan kembali kekacauan ini." Tunjuk Irene pada sampah yang berserakan di lantai.
"Huh." Dengus Kevin melihat Kaka nya yang memilih meninggalkannya seorang diri di ruang Tv.
*********
Kini Clara berada di dalam mobilnya bersama sang supir. Setelah pertemuannya dengan Taehyung, membuat moodnya menjadi jelek. Pria itu dengan sombongnya menolak perjodohan ini, memangnya siapa yang mau di jodohkan dengan pria yang dingin seperti itu.Dengan hati yang masih kesal. Clara mengambil handphonenya, lalu menelpon Tuan Kim.
"Halo Ketua Kim, sepertinya aku tidak tertarik dengan perjodohan ini."
"Clara-
"Ini sudah menjadi keputusanku dan sepertinya putra Anda sangat tidak menginginkan perjodohan ini juga. Barusan aku selesai makan malam dengannya, Ia memintaku untuk menolak perjodohan ini." Ucap Clara memotong perkataan Tuan Kim.
"Nona Clara, sepertinya Putraku hanya bergurau saja." Ucap Tuan Kim sambil terkekeh.
'Bergurau? Yang benar saja. Batin Calara.
"Entahlah. Aku hanya ingin kita membatalkan perjodohan ini dan menghentikan kerjasama kita sebaiknya."
Tut..
"Hah." Clara menarik nafasnya panjang, Ia memandang keluar jendela. " Pak sebaiknya kita pulang." Ujar Clara kepada supirnya.
"Baik, Nona." Jawab supir Clara.
**********
Tut.
Saat sambungan telpon itu terputus, Tuan Kim langsung melemparkan gelas yang tak jauh darinya."Brengsek." Desisnya.
Bo gum terkejut, saat gelas itu melayang seketika dan hampir mengenai dirinya. Tak ada rasa takut di hati No Gum, yang ada Ia khawatir dengan Tuannya itu.
Ia tahu banyak kerumitan dikehiduapan orang kaya dan Ia telah masuk kedalam permainan itu. Meski begitu ia bersyukur karena Tuan Kim selalu baik padanya.
"Tuan, sebaiknya Istirahat terlebih dahulu." Bo gum mencoba menarik jemari Tuan Kim perlahan.
"Bo gum." Gumam tun Kim lirih.
"Iya, Tuan." Jawabnya.
"Aku berusaha kuat untuk keluargaku, tapi ternyata aku tak bisa. Bahkan anakku terlihat menderita karena diriku sendiri. Padahal aku memilihkan wanita baik-baik untuk dirinya, tapi kenapa Ia tak mau mengerti."
Bo gum tak tahu harus berkomentar apa, Ia bingung harus memihak pada siapa karena menurutnya keduanya saling menyakiti. Seandainya saja mereka mau mengalah dan berdamai dengan situasi mungkin keluarga akan harmonis.
Tapi ia juga tahu, bahwa tuan Kim melakukan ini mungkin ada alasan dibalik semuanya. Meski ia belum mengetahuinya, karena Bosnya itu tak pernah mengatakan apapun.
"Tuan, setiap Ayah memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan kasih sayangnya. Mungkin saja Tuan muda belum menyadarinya." Bo gun tersenyum mencoba menenangkan pikiran Tuannya.
"Sebaiknya Anda segera Istirahat, sejak pagi jadwal Anda begitu penuh." Lanjutnya.
Tuan Kim tersenyum dan melakukan apa yang di sarankan Bo gum. Sekertrisnya itu benar, ia begitu lelah sehingga pikirannya tak jernih.
"Baiklah. Tolong kau antarkan aku pulang ke rumah, mungkin besok aku akan menemui Clara Kemabli untuk membicarakan perjodohan ini." Ujar Tuan Kim berjalan mendahului Bo gum.
**********
"Bagaimana pertemuan Anda dengan nona Clara Tuan?." Tanya Jack kepada Taehyung.
"Lancar. Aku tidak yakin Ia akan setuju dengan kata-kataku, Ia telihat sangat angkuh." Ujar Taehyung mengingat kembali sosok Clara yang baru saja Ia temui.
"Dia merupakan anak dari konglomerat di Jakarta Tuan, wajar saja jika memiliki daya kuat sebagai seorang wanita." sahut Jack menatap Tuannya di kaca mobil.
"Tidak Jack, apa maksudmu. Aku sama sekali tidak menemukan didalam dirinya sosok wanita, yang ada hanyalah singa betina yang siap memakan mangsanya." Ujar Taehyung.
Jack hanya terkekeh mendengar penuturan Taehyung, bosnya benar-benar jahat. Wanita secantik nona Clara Ia bilang seperti singa betina.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK LIFE
RomanceBahkan aku menutup mata dan tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Saat aku melihat dengan mata terbuka, ini luka yang terlalu lama untuk ditangisi. Janji terakhir kali, sekarang aku hanya bisa mengatakannya sebagai kenangan. Saat senyum manis itu per...