.
.
.
."Jack datang keruanganku!" Perintah Taehyung berbicara di telpon.
Tak selang berapa lama, Jack datang dengan setelan rapinya ke ruangan Taehyung. Di benar-benar pekerja yang disiplin dan sangat gerak cepat dalam bekerja. "Ada apa Tuan memanggil saya?" Ucap Jack dengan membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Taehyung.
"Antarkan aku ke alamat ini!" Pinta Taehyung menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan alamat.
"Baik, Tuan." Jack menerima potongan kertas itu dan melihatnya alamat yang tertera ternyata tak jauh dari kantor Taehyung. "Silahkan Tuan, mobilnya sudah siap didepan."
Taehyung bangun dari kursinya dan berjalan keluar, di ikuti oleh Jack dari belakang.
********
Sampainya Renata di ruangan kerjanya, Ia menggerutui kebodohannya karena telah memberikan alamat Irene pada Presedirnya.
"Aduh kacau nih, bagaimana jika Irene marah padanya." Renata menjambak rambutnya gemas dengan kebodohannya.
"Tapi bagaimana--" Renata kembali membayangkan wajah Presedirnya yang sangat tampan. "Presedir begitu tampan, aku tak bisa menolaknya." Renata memegang pipinya yang sudah merah merona seperti kepiting rebus.
***********
Setelah kepergian Kevin. Irene masih tetap duduk nyaman di ruang tamu yang langsung terhubung dengan ruang TV. Saat ini drama kesukaannya tengah tayang, itulah alasan mendasarnya.
"Ah. Padahal pria itu lebih cinta pada wanita berambut coklat, tapi kenapa Ia malah menerima wanita lain." Desis Irene tak menyukai keputusan sang pemain pria.
Drtt.Drttt.Drttt
Irene menolehkan kearah ponselnya yang berdering, melihat nama kontak layar di ponselnya Ia segera mengangkatnya.
"Halo Dokter."
'Nona Irene. Syukurlah Anda mengangkat panggilan saya, sejak kemaren Anda sulit dihubungi.' Ucap sang Dokter di sebrang telepon.
Irene meringis dan meminta maaf pada Dokter. "Maafkan saya Dok, kemaren saya benar-benar tidak memiliki waktu karena fokus dengan pekerjaan saya." Jawab Irene penuh sesal.
'Tidak apa Nona, saya mengerti situasi Anda. Mengenai kondisi saudara Anda--' Dokter menarik nafasnya. 'sudah lebih ada perkembangan, nona.'
"Terimakasih untuk itu Dokter, saya sudah mendengarnya dari Jeni. Aku belum sempat menemui Dokter untuk berterimakasih padamu Dok, aku sangat-sangat berterimakasih karena semua usaha yang telah Dokter berikan untuk saudara saya." Ucap Irene.
'Syukurlah jika Dokter Jeni sudah memberitahu Anda, Nona. Saya harap, saya bisa membahas secara langsung mengenai kondisi saudara Anda Nona.' Sahur sang Dokter.
"Ah, benar Dokter. Aku akan mencari wktu yang tepat, nanti saya akan memberitahu Dokter. Sekali lagi, saya sangat berterimakasih atas semua usaha Dokter untuk saudara saya."
'Tidak masalah, Nona. Itu adalah tanggung jawab saya sebagai Dokter.' Ucap Dokter. 'Baiklah. Kalo begitu saya tutup panggilannya Nona.'
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK LIFE
RomanceBahkan aku menutup mata dan tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Saat aku melihat dengan mata terbuka, ini luka yang terlalu lama untuk ditangisi. Janji terakhir kali, sekarang aku hanya bisa mengatakannya sebagai kenangan. Saat senyum manis itu per...